Bagian pertama : Pernikahan

513 22 1
                                    

Di sebuah gedung yang kini ramai dengan pengunjung yang hadir diacara pernikahan sang anak presdir yang terkenal di Indonesia. Yaitu, tuan Aditya Mahendra. Walaupun yang hadir hanya rekan kerja dan kerabat terdekat

"Selamat ya Kal, gak nyangka lu udah nikah," ucap Jonathan memberi selamat Reskal Regan Mahendra.

"Belah duren ni, nanti malam," timpal Reyhan.

"Semoga langsung gol deh."

"Udah kalian gak usah bacot! Gue capek mau tidur," ucap Reskal.

"Lo kok gitu sih, ini 'kan hari bahagianya lo," ujar Jonathan memeberi pengertian.

"Iya bener kata jo, tu lihat Ara cantik banget dia hari ini, beruntung lo bisa dapetin dia."

Mendengar itu, Reskal melirik sekilas kearah Ara yang sekarang sudah sah menjadi istrinya.

Tidak ada rasa suka sedikit 'pun dihatinya terhadap gadis itu. Melainkan kebencian yang teramat  besar.

"Cihh! Lo pada pikir gua mau nikah sama dia? Ini tuh terpaksa! Dan gua gak akan sedikit 'pun nyentuh dia."

Reskal sama sekali tidak setuju dengan perjodohan ini, karena ia tidak menyukai Ara. Apa lagi Reskal sudah memiliki kekasih. Reskal mau menerima perjodohan ini hanya karena bunda bukan karena apapun. Ia tidak mau mengecewakan sang Bunda.

" Reskal sini nak, kita  foto keluarga dulu," ujar sang Bunda, yaitu Marisa.

Reskal yang merasa terpanggil menoleh kearah sumber suara. Didalam hatinya merasa jijik berdiri di sebelah Ara.

Reskal tersenyum terpaksa saat berfoto, itu terlihat dari caranya berfoto.

Acara foto keluarga 'pun akhirnya selesai.

"Reskal, Bunda sama Ayah pulang dulu, kapan-kapan Bunda bakal main ke sini. Dan kamu harus jagain menantu Bunda ini," ujar Marisa pamit pulang dan memeluk sang menantu.

"Iya Bun."

"Dan kamu sayang, kalau ada apa-apa bilang sama bunda ya," ujar Bunda.

Dikarenakan tempat tinggal mereka hanya memiliki satu kamar, terpaksa Reskal harus tidur dengan Ara.

Semua acara selesai dan para tamu sudah kembali ke rumah masing-masing. Kedua pengantin ini sudah berada di kamar, dan barus selesai bersih-bersih. Kamar yang dulunya milik Reskal sekarang juga menjadi milik Ara.

Karena kecapean Ara memilih untuk istirahat. Saat hendak baik keatas kasur, Ara terhenti karena tarikan dari Reskal.

"Mau apa lo?"

"Mau tidur lah, masa mau ziarah kubur," sinis Ara.

"Lucu? Lo pokoknya gak boleh tidur di kasur gue titik!" tegas Reskal.

"Kok gitu sih, aku ini 'kan istri kakak," lirih Ara polos.

"Apa? Istri lo bilang. Lo pikir gua mau jadi suami lo? Dan yang perlu lo ingat, kita nikah karena perjodohan gila ini. Kalau bukan Bunda yang nyuruh gue gak akan mau nikah sama lo. Gua gak bakal nyentuh lo sedikit 'pun ingat itu!"

"Ta---tapi."

"Jangan bantah gau ARANEIDAE," bentak Reskal menekan kata Araneidae.

Ara yang belum pernah dibentak, terkejut akan hal itu.

"Udah lo minggir sana, gua mau tidur. Lo kalau mau tidur, tidur aja noh di sofa, atau mau tidur di lantai juga gak masalah."

Huft, Ara menghembuskan nafas kasar, mau tak mau ia harus menuruti kata Reskal. Seorang istri harus menuruti apa kata suami bukan?

Kini Ara beranjak mengambil selimut dan bantal untuk ia tidur di sofa atau lantai.

"Emm dimana ya? Sofa aja deh, kalau di lantai dingin banget."

Suamiku Kakak Kelas GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang