Bagian sembilan : Ikbal tau semunya

174 13 0
                                    

"Aku ada urusan tadi Yah," bohong Reskal. Jika ia menjawab yang sebenarnya maka ia akan dimarahi habis-habisan oleh sang Ayah.

"Urusan apa yang penting selain istri kamu!" tegas Hendra.

"An---."

"Ayah ingetin sama kamu, jangan macam-macam dengn menantu Ayah, atau kamu tau akibatnya," jelas Hendra.

Dalam hati Reskal, ia sudah sangat murka dengan Ara. Semenjak ada dia, Reskal selalu salah di mata orang tuanya.

'Awas lo, gua akan buat lo menderita' batin Reskal kesal terhadap Ara.

"Eh Reskal, kamu udah pulang?" tanya Marisa.

"Bunda, udah kok bunda."

"Emm dari mana kamu?"

"Ada urusan sebentar tadi."

"Yah, ni kopinya."

"Makasih Bunda."

Hendra menyeruput kopi yang sudah dibuat oleh sang istri. Sambil mengobrol dengan istri dan anaknya.

"Bun, kita pulang yuk! Nanti takut kemalaman," ajak Hendra.

"Ya udah, Bunda mau ketemu sama Ara dulu."

Marisa berjalan menuju tangga untuk pergi ke kamar Ara.

Tok!
Tok!
Tok!

"Ara, ini Bunda nak."

"Bentar Bun."

Ara beranjak dari kasur, lalu membukakan pintu untuk sang mertua tercinta.

"Bunda mau pulang?"

"Iyah, takut kemalaman, kapan-kapan bunda main lagi kesini."

Ara mengangguk mengerti, karena tidak mungkin sang mertua tidur disini karena mereka hanya memiliki satu kamar.

Marisa mengeluarkan black card dari dompetnya, dan memberi kepada Ara.

"Nih, buat kamu," ujar Marisa.

"Eh gak usah Bun," tolak Ara.

"Udah ambil aja, hanya ini yang bisa bunda kasih buat kamu."

"Makasih, Bun."

"Ya udah Bunda pamit, jaga kesehatan ya."

"Iya, Bunda juga. Ayo Ara anter ke depan," ajak Ara.

"Eh gak usah Bunda bisa sendiri, kamu istirahat ya cantik bye."

Ara sangat senang memiliki mertua seperti Marisa yang sangat sayang kepadanya. Jika saja Reskal seperti itu ia akan sangat bahagia.

Ara kembali memasuki kamarnya untuk beristirahat.

Brakk!

Pintu terbuka dengan keras membuat Ara kaget bukan main. Siapa lagi kalah bukan Reskal pelakunya.

"Heh lo, gak usah cepu bisa gak sih?" tanya Reskal.

"Ma-maksud kaka apa?"

"Gak usah pura-pura gak tau deh, emang lo tuh busuk. Luarnya aja baik dalamnya seperti ular!" hina Reskal kepada Ara.

Ara menangis, istri mana 'pun akan menangis jika diperlakukan seperti itu.

"Lo 'kan yang suruh Bunda sama Ayah ke sini 'kan?"

"Gak kak," elakkan Ara masih dalam terisak.

"Halah bac0t! Lo harus Terima semua atas perbuatan lo," Reskal menarik Ara dengan keras menuju gudang.

Suamiku Kakak Kelas GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang