Jalanan komplek masih rame pas Hecan boncengin Cey pake sepeda ke indomaret depan, lagian masih jam delapan kok, masih pagi untuk hitungan kota metropolitan tempat mereka tinggal.
Adeknya bersenandung pelan, tangannya ngeremet jaket Hecan agak kuat, takut jatuh kayaknya, soalnya Hecan udah lama nggak naik sepeda.
"Cey?"
"Yes?"
"Besok jadinya kerkel dimana dek?"
"Rumah Iyon."
Hecan mengerjap, rumah Iyon? Berarti kediaman utama keluarga Danujaya dong?
"Kak Hecan anter yuk."
"Pake apa dulu?"
"Motor mami."
"BOLEH!"
Senyum terbit di wajah Hecan, udah lama banget dia kepo sama keluarga itu soalnya beritanya setiap hari wara wiri di televisi, bahkan dari yang dia denger tadi sore, PT Danujaya Gemilang Persada udah punya 30% saham di NeoTv, salah satu stasiun penyiaran terbesar di negara ini.
Kalo Cey sama Orion jadi, kan lumayan ya, pas kuliah siapa tau dia bisa magang di sana.
"Kak Hecan besok mau belajar bareng siapa emang?"
"Yasha sama Abin, siapa lagi?"
"Iya juga sih. Kok Kak Mark nggak diajak?"
Bola mata Hecan bergulir malas, "Nggak sekelas."
"Oalah gituu."
Sepeda mereka diparkir dekat penjual batagor, sempat-sempatnya beli dulu sebelum masuk, emang dasar Ceysa dikit-dikit makan, dikit-dikit ngunyah.
"Aku ke tempat snack ya, Kak."
"Oke!"
Keduanya terpisah di lorong, Hecan ngambil keranjang buat barang-barang yang dia perluin, pas lagi jongkok buat milih tisu, sosok lain ikut jongkok di sebelahnya.
"Hi?"
"..."
"Bareng siapa, Ra?"
"Cey."
Mark senyum kecil, nepuk pelan kepala Hecan sebelum menuju ke rak paling belakang, kayaknya sih buat ngambil minum.
Detak jantung Hecan rasanya berenti sebentar sebelum berdebar lebih keras, tangannya lemas, udah kayak jeli, sementara kakinya gemeter, pengen berdiri aja nggak sanggup.
Entah ini efek ketemu Mark atau efek dia yang masih belum bisa move on. Tapi, masa belum sih? Setelah apa yang berusaha dia lakuin selama ini?
"Kak Hican!"
"U-udah kelar, Cey?"
"Udah!" kening anak itu mengerut bingung, "Kakak udah? Aku tadi sekalian ambilin kanana milo sama nutriboost coklat."
"O-okay, ke kasir duluan aja, dek."
"Kak Hican baik-baik aja?"
Dia memaksakan senyum dan berdiri walaupun jantungnya masih belum bisa dia kendalikan.
"Im fine. Kakak ambil glade dulu."
Adeknya udah berdiri di depan kasir pas dia selesai, kerja jantungnya kembali normal, Cey senyum pas ngeliat dia di belakang.
"Gabung aja kak?" mbak indomaretnya nanya.
"Iya, mbak."
Sambil nunggu belanjaannya dihitung, Hecan ngedarin pandangan ke seisi indomaret, nyari sosok Mark yang tadi bikin dia kaget banget, soalnya tanpa aba-aba langsung muncul gitu aja. Jelangkung aja harus dipanggil dulu, lah ini? Ngeselin!
KAMU SEDANG MEMBACA
aleatory: first adventure
Fanfictionini tentang tiga anak-anak mami papi dan kisah mereka. © ganymedeworks ⚠️GS