XXVII

1.5K 74 0
                                    

Lucas sedang berada di kantor kepolisian, tepatnya di ruangan unit investigasi khusus yang menangani kasus 'The Red Heels Murder'. Ia sedang duduk termenung, merasa frustasi karena tak kunjung bisa menangkap sang pelaku. Berulang kali, ia mengacak rambutnya karena tak kunjung menemukan titik terang.

Getaran ponsel di atas meja, membuyarkan lamunan Lucas. Ia pun segera mengambil ponselnya dan melihat sebuah nomor tak dikenal di layar. Ia memperhatikan nomor itu sejenak. Lalu, perlahan menggesernya ke arah tanda hijau.

"Halo?" Ucapnya ragu-ragu. Setelah mengucapkan itu, Lucas mendengar suara kekehan di seberang sana. Ia segera duduk tegak di kursinya karena sangat mengenal suara itu.

"Kau--"

"Luc.. Lucas.. Nak.. Jangan pulang apapun yang terjadi!"

Mata Lucas terbelalak seketika mendengar suara Ibunya di seberang sana, ia pun langsung berdiri dari duduknya dan mengepalkan tangannya.

"Ibu! Ibu, apa yang terjadi?!" Ujar Lucas dengan wajah yang sangat khawatir.

Namun, bukannya mendengar jawaban sang Ibu, ia justru mendengar suara yang membuatnya semakin marah. Tak lain dan tak bukan adalah Dax. Ya. Lelaki itu sedang menyandra Amber, Ibu Lucas.

"5 menit. Datanglah dalam 5 menit. Jika lebih dari itu, bahkan sedetik pun.. aku jamin kau hanya akan melihat jasad Ibumu." Ujar Dax dari seberang sana.

"5 menit?! Jangan bercanda!! Kalau kau sampai menyentuh Ibuku.. Aku akan--"

"Halo?? Sial!" Gerutunya.

Belum sempat Lucas menyelesaikan ucapannya, Dax sudah mematikan telpon. Ia menghantam dinding dengan tangannya karena kesal.

Tanpa berpikir panjang lagi, Lucas segera keluar dari ruangannya dan berlari menuju ke tempat parkir. Namun, kaptennya menahannya.

"Kau mau kemana?" Tanya Blake, kapten yang menangani kasus bersama Lucas. Ia menahan Lucas karena Lucas terlihat gusar.

Namun, Lucas tak mendengarkan kaptennya. Ia melepaskan tangan Blake yang ada di bahunya. Ia pun berlari meninggalkan Blake.

"Lucas!!" Panggil Blake. Lalu, turut berlari, mengejarnya.

Setelah sampai di depan mobilnya, Blake pun menahan Lucas lagi. Blake mengacak rambutnya dan menghembuskan nafasnya. Lucas hanya menatapnya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Blake.

"Ibuku." Jawab Lucas. Blake melihatnya seolah - olah bertanya 'apa yang terjadi pada Ibumu'. Namun, Lucas mengabaikan wajah penasaran Blake dan segera masuk ke mobilnya.

"Hey! Lucas!" Ujar Blake sembari mengetuk jendela mobil Lucas. "Sial!!" Gerutunya sambil memutari mobil Lucas dan ikut masuk ke dalam.

"Apa yang kau lakukan, Pak?" Tanya Lucas bingung.

"Aku tak bisa membiarkanmu pergi tanpa penjelasan." Jawab Blake sembari memakai seat beltnya.

Kemudian, Lucas membiarkan Blake ikut dan ia pun segera menancapkan gasnya.

-

Di perjalanan, Lucas tak bicara. Ia hanya fokus menyetir dan tak henti - hentinya untuk menenangkan dirinya sendiri bahwa Ibunya pasti akan baik - baik saja. Blake yang melihatnya gusar, akhirnya membuka suara.

"Apa yang sebenarnya terjadi Lucas?" Tanya Blake. "Apa kau tak mau menceritakannya padaku?" Lanjutnya.

"Ibuku.. menjadi sandera." Jawab Lucas sembari mengencangkan pegangannya pada setir mobil.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now