•-🌧️ 6 🌧️-•

264 24 11
                                    

Allooo, balek lagi Ama aii :D

Happy Reading...

Malam ini adalah perayaan ulang tahun Hari. Aku bingung, menimbang-nimbang akan datang atau tidak ?

Kakak tak dirumah, dia sedang pergi entah kemana. Ya... aku dirumah. Sekarang masih pukul 6, sedangkan acara perayaan Hari pukul 7. Itu artinya masih se jam lagi.

-

"Dari tadi kau tidak bicara, kau sedang memikirkan sesuatu? Katakan" ucap pria surai silver ini. Aku menoleh, ingin menjawab namun ragu.

"Katakan saja, lagi pula hanya kita berdua" lanjutnya.

Dia benar. Disini, diatap rumahku, kami berdua sedang duduk disini. Saat aku sedang bimbang tadi, dia muncul di jendela kamar dan mengajakku mengobrol.

Kenapa tidak dikamar saja? Entahlah, aku mengajak nya untuk masuk kekamar, tpi dia tak mau.

"Semua temanku dikelas takut padaku" jawabku akhirnya.

"Kenapa?"

"Itu, karna aku jarang bicara dan juga tersenyum. Aku seperti awan yang gelap" entah kenapa aku bisa mengatakan ini padanya. Dia terus menatapku, aku selalu memalingkan wajah.

"Tapi.. Aku tidak melihat mu seperti itu" balasnya yang membuatku cukup terkejut, aku menoleh.

"Kau lebih baik dan hangat dari siapapun yang aku temui. Orang hanya takut dengan apa yang tidak mereka pahami. Itu saja"

Dia benar, aku tersenyum "terimaksih"

"Mari masuk, ini sudah malam. Kau akan masuk angin nanti" aku mengangguk.

Di menggendong ku seperti tadi. Lalu turun dengan perlahan, atau terbang. Tunggu, apa? Terbang?

Dia menurunkan ku di kamar melalui jendela, seperti ia mengajakku tadi.

Aku menatapnya, dia tersenyum singkat. "Ini semua begitu aneh, seakan.. Aku sedang bermimpi" ucapku senang.

"Shht" dia berdesis. "Selamat malam" ucapnya lalu melesat pergi dengan cepat.

Sungguh aku benar-benar masih tak percaya.

Kembali pada pikiranku sore tadi. Ya, pilihanku adalah datang. Sungguh aku sangat bersyukur, tak ku sangka aku bisa bertemu dengan orang seperti dia.

---

Aku menatap pantulan diriku di kaca. Sudah rapi dan... Cantik. Ah, aku terlalu percaya diri.

Baru menyadari bahwa rambut ku masih berantakan, aku mengambil sisir dan mulai menyisir rambut ku.

"Gaeun, kau baik-baik saja? Apa ada yang datang kemari tadi?" aku terkejut mendengar suara ini.

Aku menoleh, dan benar saja aku mendapati pria dengan surai silver ini berada di jendela kamarku.

Aku mendekat, "apa?" sahutku. "Tidak hanya kau saja" lanjut ku.

"Baguslah, aku senang mendengarnya" balasnya.

"Dengar, jangan biarkan siapapun masuk kesini" peringatnya. Aku masih menyimak. Dia seperti sedang menatapku sendu.

"Seharusnya aku juga tidak datang lagi kemari"

Aku heran, apa maksudnya? "Kenapa? Apa kau bisa mengatakan alasanya?"

"Gaeun," tatapannya kembali sendu. "Tidak aman bagimu kalau aku terus datang kesini, aku harus pergi"

Aku belum menanyakan beberapa hal lagi. Namun ia sudah melompat dan pergi.

"Tunggu!" kata ini keluar begitu saja menghilangkan semua pertanyaan yang ada dipikiranku.

"Sudahlah" gumamku. Aku kembali ke cermin, menatap pantulan diriku. "Sudah siap, lebih baik aku segera ke rumah Hari"

Aku berjalan menuruni tangga. 'Kakak belum kembali' batinku.

Aku membuka pintu dengan perlahan. Nampak seorang wanita didepan pintu. "Aaa!!" teriakku terkejut.

Mengelus dada, berusaha menetralkan degup jantung yang cukup cepat. "Fuhhh,, kakak mengejutkan saja"

"Kau mau kemana?" tanya nya mungkin sadar dengan pakaian ku yang cukup rapih.

"Kerumah teman ku, dia sedang mengadakan perayaan ulang tahun dirumahnya"

"Oh, mau kakak antar?" tawarnya. Aku menggeleng menolak, "tidak.. Aku bisa kesana send-"

"Huss, gadis perawan sepertimu tidak boleh keluar malam sendirian" ucapnya. Aku menganga, sejak kapan larangan itu ada?

"Sejak kapan larangan seperti itu ada?"

"Sudahlah, ayoo kakak antar"

"Tapi kak"

"Sshht, kau tidak tau ya. Sekarang ada penyakit yang datang dimalam hari. Apa kau tau? Mereka yang terserang penyakit itu rata-rata saat malam hari dan berjalan sendiri" ucapnya panjang.

Aku diam, berpikir sejenak. "Penyakitnya sangat aneh, apa karna seekor nyamuk?"

Kakak menghendikkan bahu, "kau mau terlambat diacara perayaan temanmu?"

Aku lupa dengan tujuanku untuk pergi ke perayaan ulang tahun Hari. "Ah,, iyaa. Ayo kak"


Author pov

Disisi lain, anggap saja di atas gedung. Seorang pria berjaket hitam memasang wajah serius.

"Tidak ada manusia yang boleh tau tentang kami. Jadi aku harus mengatasi nya"

Tbc -!

Okehhhh,, sampai ketemu dichap lanjut nha

Papayy

Under Rain • Shinbi's House • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang