•-🌧 8 🌧-•

205 23 0
                                    

Happy Reading...


"Jadi kau masih mencoba berteman dengan salah satu dari kami?!"

Aku membuka mataku secara perlahan. Aku menyadari berada di sebuah tempat seperti gedung, lebih tepatnya gedung kosong.

"Siapa kau?" tanyaku ragu, rasa takut kembali menyelimuti diriku.

"Biasanya aku tidak menunjukkan diriku pada manusia" suara ini semakin dekat.

"Tapi aku rasa itu tidak perlu lagi" nampak seorang pria berjalan mendekat padaku.

"Perkenalkan, aku Xion seorang vampir" ucapnya lagi. "Aku lah yang akan menjadi hal terakhir yang kau lihat!" suara nya kali ini menyeramkan. "Karna kau sudah terlalu banyak mengetahui tentang kami!"

Aku mendelik terkejut. Pria vampir ini mendekatiku.

"Aaaahh!!"

"Lepaskan dia!" aku mengenali pemilik suara ini.

Ya, pria yang sempat ku cintai. Dia melempar pria vampir yang ku ketahui memiliki nama Xion.

Ia berpaling dan manatapku, "kau baik-baik saja?" tanya nya. Aku mengangguk.

"Adikku yang malang..." Xion si pria vampir itu mengatakannya. "Kau masih tidak mengerti, aku mencoba untuk melindungi mu dari para manusia. Mereka akan menghancurkanmu!"

"Aku tidak peduli!" pria surai silver ini mulai menyerang Xion. Namun Xion berhasil menahan serangan pria surai silver ini. Dia terlempar dengan keras.

Aku sungguh tak bisa menyaksikan ini. Aku berdiri dan menghampiri nya. "Kau baik-baik saja?"

"Apa kau tau? Kau menghianati para klan vampir, mulai sekarang aku bukanlah kakakmu!" ucap Xion lantang.

Tak kusangka mereka adalah saudara.

Sepertinya pria surai silver ini tak peduli dengan ucapan kakaknya.

Dia menatapku, dan menyentuh tanganku. Entah apa yang terjadi, kami berdua telah berpindah tempat.

"Cepatlah pergi, kau berada dalam bahaya" aku melihat keseriusan dimatanya.

"Aku tidak akan akan pergi tanpamu"

Dia nampak terlalu lemas, aku memapahnya berjalan. Namun aku tak sekuat dirinya, kami berdua terjatuh.

"Awsh" telapak tanganku berdarah.

"Kau harus lari" ucapnya lemah. "Kakakku itu, dia terlalu kuat" lanjutnya.

Aku menyangkal. "Aku tidak akan pergi"

"Kembalilah pada cahaya" balasnya cepat.

Aku menatapnya penuh kepedulian. "Tidak saat kau berada dalam kegelapan" ucapku dan mendekat padanya.

Aku mencoba memeras darahku dari telapak tangan ku. "Tidak akan bisa" ucapku. Membiarkan darahku mengalir melewati pipi pucat nya.

•-🌧🌧🌧-•

"Ayo bertarung!" suara pria surai silver ini terdengar cukup garang.

Under Rain • Shinbi's House • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang