TSOMC 5

1.8K 28 2
                                    

Happy reading guys!

Suara burung berkicau ria membangunkan wanita cantik yang hanya memakai kemeja pink tanpa celana. Bukankah ini seperti honeymoon bersama suami? Ah, tidak ada. Liana memang lebih nyaman seperti ini saat tidur apalagi udara yang sejuk masuk setelah ia membuka pintu dan jendela. Ia keluar, banyak sekali burung-burung dan kupi-kupu berterbangan begitu bebas.

"Eum ... Rasanya tubuhku seperti bangkit dari kubur, aku sangat nyaman berada di sini. Ah, rasanya tak ingin aku pergi ke kota lagi." gumamnya. Ia begitu menyukainya tempat ini.

Liana mendengar suara ponselnya berdering. Ia menghidupkan ponselnya dengan nomor yang baru. Yakinlah, tidak ada panggilan dan spam chat dari Arlan. Liana benar-benar kekeh untuk pergi dari hidup lelaki itu.

"Iya halo." Liana membalas sapaan dari seseorang.

"Apakah benar ini dengan saudari Liana Arabella Putri?" tanya wanita itu.

"Ya benar. Ada apa ya?"

"Selamat. Anda diterima sebagai Sekertaris di perusahaan New Grup. Jika anda berkenan silahkan datang dan menandatangani surat kontraknya. Terima kasih." ucap wanita itu.

"Saya tidak pernah melamar bekerja, ma--,"

"Aku yang melamarkan nya untukmu." ucap Liana.

"Karina. Bukankah ini terlalu cepat?! Aku bisa mencarinya sendiri!" Liana kesal.

"Lagi pula ini yang terbaik untukmu. Perusahaan New Grup sangatlah besar, CEO di sana juga menginginkanmu. Makanya aku membawamu ke sana, dan Arlan tidak akan menemukanmu." ucap Karina.

"Tetap saja terlalu cepat untukku."

"Aku bisa mengurusnya." ujar Karina.

"Bentar, aku baru tahu perusahaan New Grup bukannya sudah berganti CEO?" Liana teringat dengan CEO tampan yang sempat gempar di dunia maya. Karena ketampanannya serta kesuksesannya di usia muda. Namun, sama sekali Liana belum melihat CEO baru tersebut.

"Iya. Cobalah lihat, kamu pasti terkejut haha." tawa hambar Karina membuatnya penasaran, ia segera melihat pemimpin baru perusahaan besar itu. "Sialan. Ini Morgan?!"

"Dia sangat tampan, mapan, dan aw begitu sexy." goda Karina.

"Karina. Apakah kamu sudah gila? Bagaimana bisa aku bekerja dengannya. Aish, kau ini ya!" cetus Liana.

"Tidak apa-apa. Kalian bisa kembali lebih dekat sebagai Bos dan Sekertaris. Kamu harus menyibukkan diri dengan pekerjaan daripada terus mengurung diri." tutur Karina.

"Tapi kenapa harus dengan Morgan! Sialan."

Morgan Kristian Regata. Dia adalah seorang pengusaha sukses, dan bakat mengembangkan sebuah bisnis sejak ia masih remaja. Dan Morgan adalah mantan kekasih Liana saat masih SMA dulu, mereka pacaran 3 tahun lamanya. Namun mereka putus setelah lulus karena Morgan pindah ke Amerika ikut bersama orang tuanya.

Aw. Bukankah masa lalu mereka sangat lucu kalau diingat, cinta monyet pada jamannya.

"Aish. Kadang aku heran, apa sih yang ada dipikirannya Karina. Bisa-bisanya dia membuatku kembali bertemu dengan mantan. Ah, kepalaku terasa sakit." gerutunya kesal. Percuma pula marah-marah dengan Karina, wanita itu tidak akan terprovokasi.

****

Seminggu kemudian.

Liana kembali ke kota bersama bodyguard saja. Hari ini dia akan bertemu dengan salah satu rekan kerja dari perusahaan New Grup. Sayangnya, di tengah perjalanan mereka dicegat oleh beberapa orang memakai baju hitam. Entah siapa mereka, yang jelas orang jahat. Bodyguard Yosi meminta Liana tetap di dalam mobil. Lelaki itu keluar. 

"Liana ... Kamu pasti ada di dalam kan?!" pekik seseorang.

Suara pria itu nampak tidak asing di telinganya. "Arlan?" gumamnya. Terlihat lelaki itu menghampirinya. Liana menyalakan mesin mobil berusaha kabur dengan memundurkan mobil. Ia tidak peduli dengan nyawanya, menjauh dari Arlan adalah tujuannya.

"Sampai matipun, kamu tidak akan bisa menemukanku!" umpatnya. Ia geram, Arlan benar-benar berusaha keras untuk mencarinya.

Setelah lumayan cukup jauh, Liana keluar dari mobil kabur ke dalam pemukiman warga. Ia berlari, mencari tukang ojek namun sepertinya tidak ada di desa kecil ini. Liana mencoba menghubungi Karina, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Ia berjalan menelusuri perubahan dan jalanan kecil, kehidupan di desa ya seperti inilah ada beberapa rumah cukup besar.

"Permisi ... Saya mau tanya dimana jalan raya selain jalan pintas?" ia mencoba bertanya kepada warga sekitar dengan ramah. Mereka menjawabnya, lumayan jauh dari sini.

"Bagaimana saya bisa sampai ke jalan raya, sedangkan tidak ada ojek." kata Liana.

"Ada mbak. Mau saya antar? Soalnya agak jauh dari sini." ujar Warga tersebut.

"Boleh. Soalnya tersesat,"

"Aduh mbak. Lain kali hati-hati ya, dan jangan pergi sendirian." kata Warga tersebut.

"Dek, saya mau antar mbak ini dulu ya. Kasihan dia kesasar, jaga warung ya." ujar Pria itu kepada wanita muda, mungkin itu istrinya. Nampaknya ada kecemburuan tetapi wanita itu bisa menutupinya dengan senyuman.

Akhirnya Liana diantarkan sampai ke pangkalan ojek, ia memberi sejumlah uang kepada pria yang sudah membantunya. Namun, tidak diterima karena ikhlas membantu. Liana mengucapkan terima kasih banyak kepada pria tersebut.

"Terima kasih ya, Mas. Sudah mengantarkan saya ke sini, maaf tadi mengganggu waktunya." ucap Liana.

"Iya sama-sama mbak."

Liana bergegas untuk meminta tukang ojek untuk mengantarkannya ke sebuah stasiun kereta api. Namun, ia takut jika Arlan menemukannya.

Ponselnya berdering. Ia meliriknya ternyata Bodyguard Yosi yang bersamanya tadi menelfon. Liana mengangkat panggilan tersebut.

"Bu Liana dimana? Saya ada di jalan raya dekat stasiun. Para penjahat itu masuk ke pedesaan." dengan nada paniknya.

"Saya sedang naik ojek untuk menuju ke stasiun, mungkin beberapa menit akan sampai." balas Liana.

"Baiklah bu, saya juga mengirim beberapa bodyguard untuk menjemput." kata Bodyguard Yosi tersebut.

Ternyata Arlan masuk ke pedesaan juga. Liana meminta sopir ojek untuk mempercepat laju motornya. Kota sudah terlihat, dan akhirnya Liana biasa bebas dari Arlan untuk sekarang.

Kenapa seperti ini jadinya? Padahal Liana juga memiliki hak untuk meninggalkan Arlan karena perselingkuhan sehingga mereka akan menikah tanpa sepengetahuan Liana. Arlan egois, tidak mengizinkan Liana pergi dari hidupnya tetapi dia akan menikah lagi dengan wanita lain.

Hanya demi memiliki seorang anak. Duh, Liana juga memiliki perasaan. Dia tidak mau dimadu, hanya ingin dicintainya sepenuhnya tanpa dibagi 2 dengan wanita lain. Wajar saja kalau dia pergi meninggalkan suami yang tidak bisa bertanggung jawab atas perbuatannya. Malah seenaknya sendiri.

"Bu Liana." panggil Bodyguard Yosi. Liana menoleh serta berlari untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Apakah ibu terluka?" tanya Yosi.

"Tidak kok. Cepatlah, kita bisa menghilangkan jejak dari mereka. Dia memang tidak tahu diri. Bagaimana bisa dia terus mencari ku." keluh Liana memegangi kepalanya yang teramat sakit.

"Maafkan saya bu. Saya tidak bisa menjaga ibu Liana dengan baik." kata Bodyguard Yosi.

"Ini bukan salahmu. Tidak apa-apa, aku sangat paham dengan sikap Arlan. Dia masih suamiku, sebentar lagi kami akan bercerai." kata Liana.

"Bahkan aku sangat tidak sabar untuk bercerai dengannya. Semoga saja, dia bahagia dengan istri barunya." gumam Liana.

"Bu Liana ... Tuan Arlan menghalangi kita, bagaimana ini?" ucap Yosi terkejut melihat mobil Arlan berada tepat di hadapan mobil mereka.

Liana tidak tahu harus kabur atau tetap di dalam mobil.

To be continued.

The Secret of My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang