Like a Dream

19.6K 1.3K 53
                                    

Cinta?

Satu kata yang membuatku muak terhadap berbagai hubungan antara pria dan wanita. Tujuh kali. Benar, tujuh kali aku dicampakan dengan berbagai jenis laki-laki. Entah aku yang mudah jatuh cinta, atau bodoh, atau sebagainya. Bukankah saat wanita sakit hati ia akan mengatakan mereka sama saja? Sayangnya tidak untuku. Pengalamanku tujuhkali berpacaran membuatku mengerti bahwa laki-laki itu berbeda.

Tidak semua laki-laki berengsek, tidak semua jorok dan menyebalkan, tidak semua keras kepala dan egois. Tapi yang pasti, tidak semuanya juga mau denganku dalam waktu yang lama. Mereka mencampakanku dengann berbagai sebab, kurang cantik, kurang baik, terlalu penurut, terlalu egois , terlalu pintar atau dominan dan sebagainya. Tapi yang pasti, satu hal kini kusadari. Bahwa tidak ada siapapun yang bias menjamin perasaan seseorang meski aku sudah berubah sesuai keinginan mereka.

"Cih!" Aku membanting ponselku ke kasur. Tentu saja ke kasur, mana mau aku beli ponsel baru karena kekesalanku terhadap iklan sialan yang selalu muncul saat aku streaming gratis di facebook.

"Kenapa game harem ini selalu muncul? Permainan para jomblo menyedihkan yang kesepian. Apa sekarang internet saja sudah mulai mengejeku?" omelku sambal membuka salah satu minuman kaleng favoritku.

Game harem tentang perjalanan cinta seorang wanita rakyat biasa yang dengan mudahnya mendapat banyak perhatian laki-laki tampan. Tentu saja itu sangat menggoda terutama bagi gadis-gadis halu yang suka dengan karakter dua dimensi dengan visual tampan.

Aku mulai mengetikan jari-jariku membuat laporan keuangan yang harus kubawa kerumah. Yap! Aku adalah seorang akuntan. Aku adalah lulusan kedokteran yang tidak beruntung. Setelah jadi dokter dan tidak juga dapat pekerjaan dengan terpaksa aku harus kerja di tempat kerja temanku. Menjadi akuntan yang setiap hari berurusan dengan angka. Pekerjaan yang bias menguras otak dan mental dalam satu hari. Terutama saat closingan seperti ini. Jika tidak selesai?

Matilah kau gadis jomblo

Begitulah teks yang tertulis di pesan Whatsapp saat teman-teman kantor seperjombloanku memberitahu bahwa aku memang akan mati besok hari.

"Apakah aku harus membuat surat wasiat saja malam ini ? Sialan" Umpatku. Sungguh aku harus benar-benar memutar otak kali ini.

Ya tuhan... bagaimana aku menyelesaikan laporan ini sendiri sedangkan ada ratusan selisih yang harus kucari yang dokumennya pun entah dimana. Aku benar-benar ingin mengutuk pasukan di divisi keuangan karena kecerobohan mereka dalam mengelola arsip keuangan.

Jika aku mati besok maka kalian lah yang akan aku kutuk terlebih dahulu.

Begitulah balasan pesanku pada mereka. Sedikit demi sedikit laporan ku mulai terselesaikan, sampai saat selesai aku mengirim email dan mulai mematikan akun media social. Sekilas muncul kembali iklan game permainan dengan karakter seorang wanita dan berbagai laki-laki tampan. Bukannya tertarik, tapi laptopku benar-benar bermasalah. Mau tak mau aku menunggu hingga iklan game murahan ini selesai. Tanpa sadar aku memperhatikan tayangan iklan game tersebut.

"Klise sekali. Setidaknya buatlah karakter yang masuk akal".

Dengusku mengomentari isi game tersebut.

Game tersebut hanya menceritakan tentang wanita dari rakyat biasa yang diperebutkan oleh tujuh pria dari berbagai latar belakang, tak lupa dengan karakter jahat yang merupakan putri kaisar. Karakter yang harus mati demi kemenangan player atau wanita pemeran utama.

Jika ada orang berfikir ini romantic tentu saja sudah jelas. Maksudku, sudah jelas itu pikiran orang gila.

"Aishh kenapa iklannya lama sekali." Keluhku sambil membereskan beberapa dokumen dan bersiap ke toilet uncuk cuci muka dan gosok gigi. Aku melangkah menuju toilet dan membersihkan mukaku. Tak lupa gosok gigi, karena aku cukup banyak mengkonsumsi kacang goreng barusan.

I'm TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang