─ 2 ─

3.3K 228 3
                                    

haii aku kembali, ada yang kangen? oke gada.

Happy Reading and I Hope U Enjoy ~ !

.

.

.

.

Keadaan Rosé benar benar kacau saat ini. Rupanya pria ber - marga Kim itu tidak bermain - main dengan ucapan nya. Semalam Rosé benar - benar di pecat. Rosé merasa sangat frustasi, padahal dia sudah lama bekerja disana, dan mencari pekerjaan tidak semudah itu. Semalam Rosé tidak pulang kerumah dan memutuskan untuk menginap di rumah Jane, ia menghabiskan banyak sekali alkohol.

"Roseanne.. Hey bangun !"

Jane mencoba membangunkan gadis itu. Namun rupanya gadis itu masih terlelap. Efek alkohol yang di minum nya mungkin.

" Stupid girl " Umpat Jane

Jane memilih untuk meninggalkan Rosé dan membuat sarapan untuk kedua nya di dapur. Sepertinya perut Rosé kosong dan saat bangun ia pasti akan mengobrak-abrik dapur Jane untuk mendapatkan makanan, Jane sudah mengenal persis bagaimana Rosé saat berada di rumah nya.

Disisi lain Rosé terbangun, ia menghantam kepala nya beberapa kali, mencoba menormalkan pandangan nya yang buram dan akhirnya berhasil, kini ia bisa melihat dengan sangat jelas.

"Sshh .. Kepala ku sakit sekali. "

Rosé kembali mengingat kejadian kemarin dan itu berhasil membangkitkan emosinya di pagi hari ini.

"KIM FUCKING TAEHYUNG!!!!! "

.

.

.

.

Rosé masuk kedalam rumah, mendapati Marianne yang sedang melipat baju di lantai depan TV. Seketika rasa lelah nya hilang begitu saja saat melihat ibunya itu, Rosé sangat mencintai Marianne dan tidak ada yang bisa menggantikan posisi Marianne dihatinya. Mungkin untuk sekarang (?)

"Kenapa wajah mu terlihat lesu begitu? Semalam kau tidur dimana? Apa kau sudah makan? " Tanya Marianne tanpa mengalihkan pandangan nya dari TV.

"I'm sorry mom. Semalam aku tidur di rumah Jane. Aku sudah makan tadi. "

"Hm, baiklah. "

"Aku di pecat. " Wajah Rosé berubah murung.

"Kenapa? Padahal kinerja mu sangat bagus. Sebagus apa cafe itu hingga berani memecat putriku, akan ku bakar cafe itu malam ini. "

Rosé tertawa, "Mom.. There's no problem, Roseanne akan mencari pekerjaan lagi, dan akan membantu mom melunaskan semua hutang kita pada rentenir. "

"Tidak bisa begitu Roseanne. Apa kau tidak bertanya dimana letak kesalahan mu sampai kau dipecat? Atau kau memang membuat kesalahan fatal? " Marianne menoleh dan menatap iris mata putrinya itu.

Rosé melempar pandangan nya, Marianne selalu tau cara membuatnya jujur.

"Tidak ada. Sudahlah mom, aku ingin istirahat, aku akan mencari pekerjaan besok. Hari ini biarkan aku beristirahat dulu. " Rosé berdiri dari duduknya dan berjalan naik menuju kamarnya.

"Heyy!! Aku belum selesai bicara! " Teriak Marianne namun Rosé terus berjalan menuju kamarnya.

"Dasar idiot! " Gumam Marianne

.

.

.

.

Sebulan sudah Rosé lalui, ia selalu mendapat pekerjaan, namun aneh nya hanya bertahan 2 hari setelah itu ia di pecat, padahal awal kerjanya semua orang termasuk bos nya memuji cara kerja nya yang bagus. Rosé merasa sangat aneh, sebenarnya apa yang salah?

"Bagaimana? Apa kau masih menganggur? "

Rosé saat ini tengah bersama Jane di cafe tempatnya bekerja dulu bersama Jane. Jane yang meminta nya untuk mendatangi nya di tempat kerjanya karna ia masih dalam jam kerja dan waktu istirahat nya hanya sebentar.

"Ya begitulah. Seperti yang ku ceritakan lewat telfon , 2-3 hari pasti aku sudah dipecat tanpa alasan yang jelas. Oh ayolah, kerja ku bahkan sangat bagus. " Ujar Rosé sebelum menghembuskan asap rokok nya ke udara.

Jane merampas rokok yang terapit di antara jari tengah dan jari telunjuk Rosé, ia menghisapnya dan terlihat berfikir sebelum akhirnya menjentikkan jarinya.

"Apa menurutmu ini ada sangkut - paut nya dengan Victor? " Bisik Jane sambil celingak - celinguk memastikan keadaan sekitar.

"Tidak mungkin. Dengan alasan apa ia melakukan hal ini? "

"Ya.. Siapa tau dia menyukai mu sejak pertemuan saat itu? "

Rosé tertawa mengejek, "Itu tidak mungkin. Lagipula kalau pun ia benar - benar melakukan itu mungkin saja karna ia masih punya dendam, tapi.. oh ayolahh itu bahkan hanya masalah kecil. "

"Ya karna itu mungkin saja dia naksir padamu, jangan buang kesempatan ini! Ayo dapati dia, dia bisa menjadi sugar daddy mu. "

"Kau gila?! Kami bahkan baru bertemu sekali! "

"Untukmu. Dia? Dia sudah sering melihatmu. "

"Ya terserah saja. " Rosé bersidekap dada dan membuang pandangan nya.

"Kau tidak kasihan pada Ibumu? "

Rosé menunduk sedih, pertanyaan Jane menusuk tepat di hatinya,mengingat Marianne beberapa kali di datangi anak buah dari rentenir, mereka sering memukul ibunya dan selalu hampir melecehkan nya jika Rosé tidak segera datang.

"Begini saja. Jika kau berhasil tidur dengan Victor dan mengambil sebagian uang nya, aku akan memberimu berapapun uang yang kau butuhkan, bukan kah ini menguntungkan mu? Kau mendapat uang Victor dan juga uang ku. "

"Dengan motif apa kau ingin aku melakukan hal ini? "

Jane terdiam. Ia melihat kearah lain. Sebelum akhirnya kembali memusatkan pandangan nya pada Rosé.

"Victor Kim adalah...

Jane menghela nafas.

" Kakak tiriku. "

"What the-? "

Rosé memijit pangkal hidung nya.

"Aku ingin balas dendam. Kemarin dia mendatangi apartemen ku dan memukul sugar daddy ku sampai babak belur, karna dia masih perjaka, aku ingin kau mengambil keperjakaan nya sekaligus mengambil sebagian uang nya. Asal kau tau, dia itu tertarik padamu! "

"Tidak. Aku tidak bisa, dia.. dia hanya tertarik Jane, ayolahh.. Cari saja wanita yang lain. "

"Kau tidak mau uang? "

Rosé diam seketika.

"Baiklah."

Rosé menghela nafas pasrah sementara Jane bersorak gembira.

─ TBC

─ cold heart • taerose [ 18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang