Rosé membuka pintu rumah dan sedikit terkejut saat mendapati seorang wanita yang tengah berbaring di samping pintu. Siapa lagi jika bukan Marianne. Rosé tidak menyangka jika Marianne benar-benar menunggu nya. Semalam Marianne pulang dalam keadaan mabuk, sekitar pukul 2 dini hari, ia mengetuk pintu dan memaksa Rosé membuka nya, namun ia malah di teriaki oleh Rosé yang benar-benar mengusirnya, sangat berat rasanya bagi Rosé untuk kembali tinggal bersama wanita yang sudah dengan tega nya membohongi dirinya, tidak ada yang suka di bohongi.
"Hey.. Bangun. "
Namun bagaimana pun dirinya telah di bohongi, tidak dapat ditutup sebuah kenyataan bahwa dirinya sangat menyayangi Marianne yang sudah merawat nya sejak kecil.
Marianne mengerjapkan matanya dan melihat sekitarnya sampai pandangan nya kini tertuju pada Rosé.
"R-rosé.. Tolong dengar dulu penjelasan ku.. " Marianne berdiri dan bersiap menahan Rosé.
"Tidak perlu. Semua nya sudah jelas bukan? Tidak masalah. Pulang lah kerumah anak dan suami mu. Aku tidak di perlukan lagi, aku akan mengirim uang setiap hari sebagai ganti karna kau sudah merawat ku dari kecil.. "
"Rosé, tidak begini nak.. "
Rosé tidak menjawab dan pergi dari sana. Ia terlalu lelah untuk mendengar lebih banyak kebenaran yang malah akan membuat nya semakin patah, belum lagi masalahnya dengan Victor, semua terasa rumit untuk dilalui.
Ngomong-ngomong soal Victor, sudah seminggu pria itu hilang tanpa kabar, terakhir kali ia masih melakukan spam agar Rosé mau mengubah pikiran nya, namun akhir-akhir ini ia sudah tidak melakukan nya lagi, Victor hilang bak di telan bumi.
"Kenapa aku harus di lahirkan? " Entah sudah yang ke - berapa kalinya Rosé mengucapkan hal itu, rasanya ia ingin berhenti hidup saja.
.
.
.
.
"Kau tidak terlihat bersemangat bekerja hari ini.. Apa kau sakit? " Tanya Sejeong, dia pekerja baru.
" Hei Sejeong.. Tinggalkan dia dan lanjutkan pekerjaan mu, dia memang seperti itu. " Tutur Seulgi
Rosé hanya mendelik kesal. Dirinya memang tidak bersemangat, rasanya sangat sulit menjalani hidup dengan beban pikiran yang terus memenuhi isi kepalamu. Rosé butuh bersenang-senang.
"Aku tidak apa-apa kok. Lanjutkan saja pekerjaan mu, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku. " Jawab Rosé dengan senyuman simpul nya.
"Iya Rosé. Jika kau lelah, istirahat saja ya, aku akan melanjutkan pekerjaan mu. "
"Tidak usah, tapi terimakasih atas niat baikmu. "
"Sama-sama Rosé.. "
Mereka pun melanjutkan pekerjaan nya hingga selesai.
"Oh ya, aku melupakan sesuatu. " Sahut Seulgi
Rosé dan Sejeong menoleh dengan pertanyaan seakan *Apa itu? *
"Ini."
Seulgi menyerahkan 2 kartu party birtday.
KAMU SEDANG MEMBACA
─ cold heart • taerose [ 18+ ]
Fanfiction🐯🌹 [18+] Bagaimana jadinya jika karakter Roseanne yang lembut, kalem, dan selalu bersikap tenang. Bertemu dengan Victor, pria dingin, kejam dan juga angkuh, akan kah nantinya mereka akan di takdirkan bersama dalam beberapa ketidak sengajaan yang t...