Bag 2.

2.2K 178 3
                                    

~ Menjadi Karina ~
.
.
.
.
.

Karina bangun pagi-pagi sekali karena gedoran sang bunda pada pintu kamarnya, membuat Karina kini sudah rapi menggunakan seragamnya, beruntungnya Karina yang asli selalu berpakaian sopan dan merupakan murid teladan. Menurut novel Karina juga tak pernah mencari masalah dan membully siapa pun kecuali Aura, itu semua karena Aura yang terang-terangan selalu berada didekat Haris, si cowok pujaannya. Namun karena perbuatannya yang membully Aura membuat nya langsung dicap sebagai penjahat.

Karina melangkahkan kakinya sampai didepan pintu rumah, ia menemukan ayahnya Danu yang tengah tersenyum pada Aura, di sana juga ada Rahma ibu dari Aura dan bunda Rena.

"Karina cepat kemari!" Panggil bunda Rena dengan senyum ramah.

"Mas kamu anterin Karina ke sekolahnya ya," ucap bunda Rena.

"Ngga usah Bun Karina naik bus aja," ucap Karina yang langsung mendapat hadiah plototan dari bundanya.

"Karina pasti ngga mau satu mobil sama aku ya?" ucap Aura dengan raut wajah sedih.

Danu menatap wajah Karina, "kenapa kamu ngga mau berangkat sama Aura?" tanyanya.

Karina mendengus mendengarnya, bagaimana bisa ayahnya langsung percaya pada Aura, padahal ia tak mengatakan jika ia tak ingin berangkat karena ada Aura. Tak ingin menambah panjang urusan Karina langsung masuk kedalam mobil membuat Ayah dan bundanya menggeram marah.

"Ayo cepetan keburu telat," ucap Karina, santai.

.
.
.
.
.

Sesampainya digerbang sekolah, ketika mobil ayahnya sudah menghilang dari pandangan, Aura langsung disambut dengan sang tokoh utama pria Haris dan antek-anteknya. Mereka tersenyum ramah kearah Aura dan memberikan tatapan permusuhan pada Karina.

"Pagi semuanya~," sapa Aura dengan nada bicara yang dibuat imut.

"Pagi Aura~," jawab mereka bersamaan, dengan senyum manis yang masih menghiasi wajah mereka.

"Pagi semua~," sapa Karina mencoba ramah, namun malah mendapat tatapan sinis dari para pengikut Aura itu.

Sebenarnya Karina sangat malas menyapa mereka, karena ia tau jika ia hanya akan dicampakkan. Tetapi demi bisa pulang ia rela mengikuti alur novel aslinya dan menurunkan sedikit egonya.

"Cih, pagi-pagi udah caper aja," ucap Seno, yang merupakan salah satu dari tiga sahabat Haris.

"Udahlah biarin aja, kalo ditanggepin malah menjadi-jadi ntar," ucap Haikal.

"Kalian ngga boleh gitu dong, Karina kan cuma mau nyapa," ucap Aura lembut.

"Aduh, ko lo tuh baik banget sih Ra, padahal nih Mak lampir selalu bully lo. Tapi lo selalu belain dia," ucap Dirga. Aura hanya tersenyum menanggapi ucapan Dirga.

"Aku ngga papa kok walaupun Karina bully aku, karena gimana pun juga Karina kan saudara aku," ucap Aura tersenyum tulus, yang membuat Karina gedeg.

"Udahlah kamu ngga usah belain dia, ayo aku anter ke kelas," Haris tersenyum sambil menggandeng Aura meninggalkan Karin disusul para pengikut setianya.

Karina tak berniat untuk mengikuti mereka, asalkan ia telah mengikuti adegannya pagi ini itu sudah cukup. Ia sibuk melihat struktur bangunan tempat yang akan menjadi sekolah barunya sebagai sosok Karina.

.
.
.
.
.

Sesampainya dikelas seorang siswi ber name tag Windy Aulia A. tiba-tiba berteriak memanggil Karina.

Antagonis CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang