Relation © 04

467 50 9
                                    

"Boruto.. jajan yu?" Sarada membujuknya untuk ikut keluar, karena sebenarnya Sarada sudah bosan pada lembaran ilmu-ilmu Fisika yang berada didepan mata.

Boruto menoleh, mengangguk. Boruto membereskan buku-buku itu ketempat asalnya.

"Lo tau? Gue bolos. Hebat banget gak?" Sarada berbinar mengatakannya. Mengulum senyum. "Mereka marah sama gue soal kemarin... tapi gapapa. Gara-gara mereka, gue juga bisa ketemu lo. Ahahaha" Sarada tertawa hambar.

Jika diingat kejadian pagi tadi, membuat Sarada down seketika, tapi entah kenapa jika berada didekat Boruto, Sarada selalu merasa senang dibuatnya.

Boruto hanya menatapnya datar. Pertanda tidak setuju, tahu ternyata Sarada bolos. Padahal, Boruto kira Sarada memang libur..

Sarada mendengus. "Iya maaf deh. Sekali doang..."

Boruto menggeleng malas. Mulai, membuka lembaran-lembaran buku Fisika yang tadi sempat dibereskan kembali.

Sarada melotot melihat Boruto yang otw baca buku Fisika lagi. "Boruto... kita kan mau jajan? Masa gak jadi?" cemberut.

Boruto menghela nafas. Mengambil pulpen dihadapannya, menuliskan..

Kalau sudah begini, Boruto dalam mode susah dibujuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau sudah begini, Boruto dalam mode susah dibujuk. Sarada hanya mendengus, menyumpah serapahi keputusan yang Boruto buat. Beberapa kali Sarada membujuknya, lagi. Sayang, Boruto tak goyah sedikitpun. Setia membaca lembaran ilmu Fisika didepan mata.

******


"Sum, lo kenapa?" Mitsuki menepuk pundaknya pelan.

Sumire menoleh. Mendapati Mitsuki yang memegang eskrim untuknya. Sumire mengambilnya, "Gue gak apa-apa."

Hening.

Mitsuki lebih memilih mengangguk, duduk disebelahnya.

"Kangen gak sih?" celetuk Sumire.

Sumire tersenyum getir. "Gue.. kangen kita bareng-bareng kayak dulu." sesekali melumat eskrim dari Mitsuki tadi.

Tidak ada sahutan.

Mitsuki hanya menatapnya sekilas, sehabisnya Mitsuki kembali melumat eskrim buru-buru.

"Kawaki.. dari kapan suka Sarada?"

"Gue emang gak aneh sih, Sarada emang secantik itu.. dia juga pinter."

Mitsuki menoleh. Dugaan dia benar. "Lo suka Kawaki?"

"Iy-- HAH?! Enggak! Apaansih Mit!"

Mitsuki mencoba tersenyum ikhlas. "Kawaki dari bocil emang suka Sarada. Cuman, lo tau kan? Si Sarada nempel mulu sama Boruto." cekat. "Dari dulu kita bareng-bareng. Lo baru sadar sekarang kalau Kawaki suka Sarada?"

Awalnya Sumire terdiam, lalu ia terkekeh pura-pura. "Gatau perasaan gue aja atau gimana, tapi selama kita nginjak SMA-- enggak, semenjak Boruto cacat?.. Kawaki terang-terangan nunjukin sikap lembut ke Sarada.. didepan kita."

Mitsuki mengangguk mengerti. "Lo keganggu sama sikap Kawaki ke Sarada?"

Sumire menatapnya datar. "Mitsuki. Gue bilang. Gue. Enggak!"

Mitsuki menatapnya dalam. Lalu, mengalihkan pandangan ke depan. Menghela nafas pelan.

Jadi..

"Lo suka Kawaki, ya?"

Selama ini, lo terlalu kepedean, goblok.

******

Tenang ya vrenn, tenang. Bakalan ada sedikit bumbu KawaSumi, ehe.

Seperti biasa, gue nyempilin MitsuSumi di cerita gue yang entah untuk ke berapa kalinya.

Btw, gue rada oleng ke KawaSara.. helep mi...

Gue minta maaf loh ya, ini lapak ooc seperti biasa, gue.. cuman menyesuaikan aja sama ni cerita abal-abal..

Relation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang