Relation © 06

433 32 2
                                    

Puk!

Sarada melemparkan gulungan kertas kecil ke bangku Mitsuki, yang langsung diambil oleh Mitsuki sendiri.

Pom bensin Kara deket sekolah sebelah, gue tunggu disitu.

Gue tahu, lo gak tenang 'kan?

Mit, gue ini temen lo dari ingusan, gausah sungkan dan takut gapunya temen. Lupa? Yang belain lo kemana-mana siapa? Gue sama Boruto gasi? Ya tapi emang gapenting sih, gue gak ngarep bales budi dari elo juga sebenarnya.

Cuman gini, ini ceritanya gue ngajak lo main bareng Boruto. Kalau lo gak mau gapapa, gue gak maksa. Trms

Inget, pom bensin Kara.

Tertanda, temen gaib lo sekaligus calon mantu uzumaki pemili. Aminin gak lo!

Sehabis membacanya, Mitsuki melirik Sarada. Sarada tersenyum konyol padanya.

Dan Kawaki selaku yang berada ditengah-tengah mereka beralih menatap keduanya curiga.

******

- Pertamina Kara -

"Neng Eda gud epeningg" Kawaki berbisik pada Eida yang sedang sibuk mengisi bensin pada motor yang antri.

Eida mendelik, menjauhkan wajah Kawaki dari dekatnya. "Minggir bocah. Nama gue Eida bukan Eda!" katanya tanpa melirik sedikit pun.

Code a.k.a on crush Eida selaku yang melihat itu, langsung saja melotot tak terima. "Woy anak magang! Jauh-jauh dari pujaan hati gue woy!"

Kawaki yang mendengar ancaman itu memasang ekspresi jijik. Tak perduli, berjalan lalu duduk disebelah Delta yang sibuk menghitung duit. "Teh? Gimana? Hari ini gue 'kan yang magang? Atau gue salah jadwal lagi? Sorry euy Teh gue emang pelupa gitu sih, ya biasalah anime gini isi otak ini eh gadeng ada Saradanya paling gede." kata Kawaki bacot.

Delta masih pokus sama duit. Soalnya Kawaki sama duit? Tentu saja duit.

Kawaki mendengus. Menjambak rambut Delta pelan. "Teh!"

"Kampret?! Aaapasih lo ah!" Delta menepis tangan Kawaki emosi. Menatapnya tajam.

"Hari ini gue kan yang magang?!" tanya Kawaki ngegass.

Delta ngernyit. "Lah lo gimana sih?! Aki Jiraiya kan udah ngasih lo jadwal. Napa nanya gue? Setress lo?"

"Ya itu masalahnya Teh, jadwal gue ilang gatau terbang kemana. Makanya gue nanya, siapa tau 'kan lo diem-diem stalker gue, nyimpen sesuatu tentang gue gituu?"

"Najis!" Delta berdiri, menggertak dan pergi.

Kawaki menghela nafas. Menghampiri Code, dan menggeser bagian Code secara paksa. "Pergi lo bang, hari ini gue yang magang."

Code mengernyit heran, "Di depan kosong bocah! Ini tempat gue!"

"Lo aja yang didepan bang, gue lagi galau." ujar Kawaki curhat.

"Gabisa----"

"Code! Ngalah!"

Suara Eida berhasil ngebuat Code terpaksa nurut dan pindah ke depan.

Awal-awal Kawaki masih pokus pada setiap mobil dan motor yang ia isi bensin. Namun kemudian di jalur sana, Kawaki mendapati dua orang yang tak asing untuknya.

Ibu-ibu salah satu yang Kawaki layani memasang ekspresi marah, "Dek! Yang benar dong! Ini bensin nya kecipratan ke baju saya!"

Kawaki berkedip, mengalihkan pandang ke ibu-ibu itu. Mengangkat pipa bensin nya keatas. Kaget ceritanya. "Maaf Bu! S-sayang eh saya gak sengaja Bu!" Kawaki menunduk meminta maaf.

Ibu-ibu itu langsung saja mengunci motornya emosi, tanpa membayar. Ia berkata, "Anak jaman sekarang kerjaannya cuman bisa bikin orangtua marah-marah!" Dan melaju jauh jauh.

Kawaki menghela nafas melihatnya, ia harus ganti jadinya. "Bang code! Gue libur dulu ya bang! Ada urusan penting!" Kawaki cepat-cepat menyimpan pipa bensin ditempatnya. Dan pergi dari tempat alias Pom bensin Kara ini.

Code sudah mode monster. Baru saja tadi dia disingkir paksa, sekarang apa? Gajelas. Untung ada bapak-bapak selaku yang menyaksikan kejadian dari 0 sampai sekarang, dengan baik, bapak-bapak itu menepuk-nepuk pundak Code agar bersabar.

Niat Kawaki berubah, dari pokus magang menjadi menguntit dua orang yang Kawaki lihat tadi.

Kira-kira siapa yang Kawaki lihat ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Relation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang