Don't be honest
Promise me that you want this
Say you're lucky
Say you're lucky to love me──────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰──────
Hongjoong tidak bisa tidur.
Sejak tadi ia sudah berusaha memejamkan mata, mengubah posisi ke kanan dan kiri, tapi tetap berakhir menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan menerawang. Pikirannya berkelana pada kejadian beberapa jam yang lalu dimana Seonghwa menciumnya di lantai dansa.
Reflek, Hongjoong menyentuh bibir dengan jemarinya yang sekarang sedikit bergetar. Sebesar itu efek Park Seonghwa terhadap dirinya. Ia tidak mengerti mengapa ciuman itu terjadi. Tetapi Hongjoong tahu, Seonghwa menciumnya bukan atas dasar suka atau cinta. Karena pria itu terlihat gelisah dan Hongjoong tidak tahu apa penyebabnya.
Tak ada gunanya merenung, batin Hongjoong. Maka ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke dapur untuk membuat kopi. Sempat Hongjoong lihat waktu telah menunjukkan pukul dua pagi, sepertinya malam ini Hongjoong tidak tidur lagi.
──────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰──────
"Kau baik-baik saja?"
Seonghwa tersentak dan buru-buru membalik daging babi panggang dihadapannya. Terlambat. Sisi daging tersebut sudah berwarna kehitaman.
"Seonghwa."
"Ya?" Barulah Seonghwa menjawab pria dihadapannya dengan kesadaran penuh.
"Kau baik-baik saja?" Ulang Juyeon.
"Tentu."
Juyeon tahu Seonghwa berbohong tapi ia memilih untuk tidak bertanya. Sebagai gantinya, Juyeon mengambil alih tugas Seonghwa dalam memanggang agar tidak ada lagi daging yang gosong. "Kau melamun tadi." Juyeon memberi potongan daging yang sudah matang pada piring Seonghwa. "Apakah sesuatu yang buruk terjadi?"
Seonghwa menggeleng. "Aku hanya lapar."
Raut wajah Juyeon berubah cerah, ia menyunggingkan senyum yang mampu melelehkan seisi dunia. "Kalau begitu, makan yang banyak."
Berbohong memang paling mudah untuk dilakukan. Buktinya, Juyeon langsung sumringah. Berbeda dengan Seonghwa yang menampilkan senyum palsu sejak tadi. Keduanya sedang makan siang di restoran Korean BBQ di dekat kampus mereka. Juyeon yang mengajak--dengan sedikit memaksa-- dan karena Seonghwa telah berjanji tempo hari, ia tidak bisa menolak.
Tempat ini mengingatkan Seonghwa akan Hongjoong, juga mengingatkan Seonghwa akan kejadian di lantai dansa dimana mereka berciuman, atau secara teknis, Seonghwa yang mencium duluan. Lelaki Park itu bertanya-tanya apa hubungan Juyeon dengan Eden sehingga rekan kerjanya itu bisa menghadari pesta pernikahan tersebut. Tetapi Seonghwa memilih bungkam, ia tidak mau Juyeon curiga atau mencecarnya lebih jauh. Berpura-pura adalah jalan paling aman saat ini.
"Bagaimana akhir pekanmu?" Tanya Juyeon sambil mengunyah daging panggangnya. Tanpa Juyeon sadari, ia memakan porsi yang lebih sedikit karena Juyeon menyerahkan hampir seluruh daging panggangnya pada Seonghwa.
Mendebarkan, aku nyaris gila. "Biasa saja." Seonghwa berusaha menjawab secuek mungkin. "Kau?"
"Sama, hanya menghadiri pesta pernikahan seorang teman lama."
Sial. Sial. Sial. Yang Juyeon maksud pasti Eden.
Seonghwa menusuk-nusuk dagingnya dengan sumpit, mengundang tatapan aneh dari Juyeon karena lelaki itu mengeluarkan aura gelisah dan panik sejak tadi.
"Seonghwa."
"Ya?"
"Aku menyukaimu."
"Apa?" Seonghwa menganga dengan pengakuan mendadak tersebut.
Juyeon menggaruk kepalanya dengan canggung. "Aku sudah memperhatikanmu sejak lama dan akhir-akhir ini baru kusadari bahwa aku menginginkan hubungan lebih dari seorang rekan kerja."
Konsep pacaran apa sih yang Juyeon inginkan? Mereka bahkan tidak sedekat itu untuk dianggap teman.
Sumpit tersebut berpindah tempat dari genggaman Seonghwa dan kini menancap pada bola mata Juyeon. Bercanda. Tapi Seonghwa berharap begitu.
"Kau luar biasa, kau manis, dan kau membuatku tersenyum." Satu tangan Juyeon menggenggam jemari Seonghwa dengan lembut. "Kita tidak harus langsung berpacaran, aku ingin kita saling mengenal terlebih dahulu."
Pandangan Seonghwa jatuh pada tangannya yang kini digenggam dengan erat oleh Juyeon. Hongjoong pernah melakukan hal yang sama. Bahkan lebih.
Hongjoong tidak sekedar menggenggam tangannya, Hongjoong juga merengkuh tubuhnya.
Hongjoong tidak sekedar berkata manis, Hongjoong juga berjanji.
Tetapi ini Juyeon, bukan Hongjoong. Dan kenapa Seonghwa harus memikirkan pria yang bahkan tidak berada disini?
"Apakah kau keberatan?" Juyeon bertanya setelah hening beberapa saat.
Iya. Atau tidak. Apakah ini layak untuk dicoba?
Seonghwa mendongak dan detik berikutnya ia menggeleng. "Tidak, ayo kita coba untuk mengenal satu sama lain lebih jauh."
Ia melakukan sesuatu yang benar kan?
Hati Seonghwa berdarah-darah ketika mengatakannya tetapi Juyeon tersenyum dan mengusap genggaman tangan Seonghwa dengan lembut.
─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰─────
Kim Hongjoong mungkin ahli dalam bidang bermusik dan menulis lagu, tetapi ia bukan seseorang yang ahli dalam bidang percintaan. Meskipun sebagian besar lirik lagunya menyinggung unsur cinta dan hati. Tapi jika disuruh praktek, Hongjoong benar-benar nol.
Ia sempat berpikir untuk meminta saran dari Wooyoung atau Mingi, tetapi Hongjoong takut bahwa teman-temannya itu akan bertanya lebih jauh dan kemungkinan Hongjoong untuk tidak menceritakan tentang kejadian ciumannya dengan Seonghwa sangat kecil. Jadi ia memilih untuk menyimpannya sendiri.
Tetapi sebagai dua orang dewasa, Hongjoong tahu masalah ini harus diluruskan. Ia tidak bisa tidur tenang karena debaran jantungnya yang menggila. Ia tidak bisa tidur tenang selama Seonghwa masih bungkam.
Apakah Hongjoong menyukai Seonghwa? Tak bisa dipungkiri bahwa lelaki Park itu menarik dan Hongjoong merasa nyaman ketika sedang bersamanya. Dan itu bukanlah sekedar rasa nyaman saat mereka sedang berdansa.
Hongjoong suka ketika Seonghwa dengan semangat bercerita tentang pekerjaan di kampusnya.
Hongjoong suka ketika kedua pipi Seonghwa menggembung saat mengunyah daging panggang.
Hongjoong suka ketika mata pria itu berbinar saat mereka berdansa.
Hongjoong suka semua hal tentang Seonghwa.
Kim Hongjoong menyukai Park Seonghwa.
Telapak tangan Hongjoong bergetar, pipinya memanas dengan cepat. Sensasi aneh ini menjalar disekujur tubuhnya dan tidak dapat dihentikan.
Jadi dengan jemarinya yang masih gemetaran beserta keberanian dan perasaan menggebu dalam dadanya, Hongjoong mengirim pesan singkat pada Seonghwa.
Apakah kau sedang sibuk? Mau makan malam bersamaku?
Sent!
─────╯˚⋆。˚ ⋆ ˚୨୧˚ ⋆。˚ ⋆˚╰─────
A/N :
Aku makin puyeng mikirin tim Juyeon-Seonghwa atau Hongjoong-Seonghwa. Tapi yang jelas Juyeon bukan orang jahat kok guys tenang saja yaaa 😅🙏🤤
-yeosha
KAMU SEDANG MEMBACA
DANCING WHILE WE'RE FALLING ; JoongHwa ✅
FanficPark Seonghwa tidak lagi percaya akan cinta, tidak setelah kegagalan hubungannya dengan Song Mingi. ia menyendiri, memperbaiki hati, dan tak lagi beraksi. Kim Hongjoong ingin membuktikan bahwa Seonghwa salah. Ia ingin membuktikan bahwa cinta selalu...