9. Destiny🌠

1.7K 120 9
                                    

~Kamar~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Kamar~

"Sejak kapan kamu suka sama aku? Padahal dulu aku suka bully kamu" Winter memang sangat penasaran akan hal itu. Ia tidak menyangka saja jika Karina ternyata menyukainya. Pantas saja setiap kali ia membully nya, Karina tidak pernah membalasnya atau melaporkannya pada mommy nya.

"Entah, mungkin takdir? Karna aku gak pernah bisa benci sama kamu" jawab Karina, sambil memeluk Winter erat. Sekarang ia sudah mulai berani memeluk dan mencium Winter sesuka hatinya. Karna Winter sendiri yang sudah mengijinkannya.

"Cih, so puitis" Winter memutar mata malas.

Karina terkikik mendapat respon seperti itu dari Winter. Walaupun mereka berdua sudah saling jujur dengan perasaan masing-masing. Tapi sifat Winter tetap saja tidak ada yang berubah sama sekali. Tapi walaupun begitu ia tetap menyukai Winter dengan segala sifat buruknya itu.

"Kalo kamu sendiri kapan?" tanya Karina balik.

"Sejak di rooftop" jawab Winter acuh.

'Takk'~

Karina menyentil dahi Winter dengan keras.

"Gak usah boong, aku tau kamu udah suka aku dari lama" pedenya.

"Ngarang kamu!"

"Kamu gak mau jujur?" tanya Karina lagi, tapi kali ini terselip nada dingin.

"Apaan sih? Aku emang baru aja suka sama kamu"

"Oh, ya udah" Karina hendak bangun dari posisi berbaringnya, tapi sebelum itu, tangannya sudah lebih dulu di tahan oleh Winter.

'Chup'~

"Gak usah ngambek, aku suka sama kamu dari awal kita ketemu" Winter kembali memeluk tubuh Karina.

Karina tampak berpikir sejenak, "Berarti pas aku nemuin kamu yang ilang itu ya?" tanyanya sedikit ragu, karna saat itu kan meraka sama-sama masih kecil. Mana mungkin Winter sudah mengerti cinta-cintaan saat itu?

Winter mengangguk sebagai jawabannya.

"Kok bisa?" Karina masih saja penasaran akan hal itu.

"Bisa, karna dulu kamu cantik banget, jadi aku langsung suka sama kamu" Winter tersenyum menjawabnya.

"Tapi kalo kamu suka sama aku udah lama, terus kenapa kamu suka bully aku?" heran Karina.

"Dulu kamu suka genit sih sama anak-anak yang lain, jadi mending aku bully kamu biar perhatian kamu ke aku terus"

"Ck! Kamu masih kecil aja udah cemburuan! Dasar!" Karina memukul bahu Winter pelan.

"Mangkanya gak usah genit-genit ke orang lain, nanti aku cemburu" Winter menempelkan hidungnya ke hidung Karina.

'Chup'~

'Chup'~

Winter terus saja mengecupi bibir Karina. Hingga membuat Karina jadi geli sendiri.

"Udah ih" Karina menahan wajah Winter, agar Winter tidak bisa bermain lagi dengan bibirnya.

"Sini naik" Winter menepuk perutnya.

Tapi Karina tidak beranjak naik juga. Hingga membuat Winter jadi kesal, karna kelemotan pacarnya itu. Akhirnya ia juga yang harus mengangkat tubuh Karina ke atas perutnya.

"Mau ngapain?" bingung Karina.

Bukannya menjawab, Winter justru kembali mempertemukan bibir mereka. Jika tadi hanya kecupan, kali ini ia melumatnya. Tangannya pun ikut bermain. Ia mulai menelungsupkan tangannya itu masuk ke dalam baju Karina. Mengelus punggungnya sekaligus mencari pengait bra Karina.

'Engghhh Winnhh'~

Karina bergerak tidak karuan saat tangan Winter menyentuh dadanya. Winter menghentikan sejenak aktifitasnya itu. Ia lalu menatap Karina yang berada di atasnya.

"Boleh gak?" ijinnya.

Karina mengangguk, ia lalu membuka bajunya. Hingga tersisa branya saja yang menutupi tubuh bagian atasnya. Ia lalu menunduk untuk berciuman lagi dengan Winter. Dan dengan senang hati Winter menyambutnya.

Perlahan tapi pasti, Winter mulai membuka celana yang di pakai Karina. Setelah itu ia membuangnya asal. Tubuh Karina sudah setengah naked, tapi tubuh Winter masih lengkap dengan pakaiannya.

'Klikk'~

Winter berhasil membuka bra Karina. Ia menatap takjub dada Karina yang terlihat jauh lebih besar darinya itu. Dengan ragu-ragu ia mulai memasukkan nipple Karina ke dalam mulutnya.

'Ukhhh'~

Karina tersentak kaget dengan ulah Winter yang tiba-tiba itu. Uhh, rasanya seperti ia melayang di atas awan saat Winter mulai menghisap dadanya itu. Sungguh nikmat yang tidak bisa di definisikan oleh kata-kata.

'Uhh Winnhh'~

Karina merasa bagian bawahnya mulai basah dan sedikit gatal. Ia lalu membuka celana yang Winter pakai. Sedangkan Winter masih sibuk dengan dadanya.

Setelah celana Winter terlepas, Karina mulai menggesekkan bagian bawahnya dengan milik Winter. Karna sudah tidak tahan lagi, akhirnya ia membuka celana dalamnya dan juga celana dalam Winter. Dan kini bagian bawah mereka sama-sama tidak tertutupi oleh kain lagi. Dengan gerakan perlahan, Karina mulai menempelkan miliknya dengan milik Winter.

'Akkhhh'~

Desah mereka berdua bersamaan, saat miliknya sudah saling menempel satu sama lain. Dengan ragu-ragu Karina mulai memaju mundurkan pinggulnya.

'Eenghhh,...aahhhh,..terushh lebihh kencanghh'~

Winter menyuruh agar Karina semakin mempercepat gerakannya, tapi gerakan Karina justru semakin memelan. Pada akhirnya ia mengambil alih posisi dominasinya. Ia sekarang sudah berada di atas tubuh Karina. Dan mulai mempercepat gerakannya. Mulutnya masih disibukkan dengan dada Karina.

'Uhh sayanghh'~

Karina menjambak rambut Winter sebagai pelampiasan kenikmatannya itu.

Di rasa mereka berdua akan segera sampai, Winter semakin mempercepat gerakannya di milik Karina. Ia terus memaju mundurkan miliknya.

'Aakkhhhh'~

Desahan panjang itu sebagai tanda jika mereka berdua sudah sampai.

Winter terkulai lemas di atas tubuh Karina, "I love you" ucapnya mentap Karina sebentar. Setelah itu ia mulai menidurkan tubuhnya di samping Karina.

"I love you too" Karina tersenyum bahagia dan langsung memeluk tubuh Winter erat.




















~🌠SELESAI🌠~

Destiny🌠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang