3. Lovesome💞

1K 121 6
                                    

"Emmm, Win itu tadi di depan ada orang yang nganterin sepeda katanya punya kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emmm, Win itu tadi di depan ada orang yang nganterin sepeda katanya punya kamu"

"Oh udah dateng" Winter mengangguk, lalu ia keluar untuk melihat sepeda yang dibelinya, yang diikuti Karina dibelakangnya.

"Oh udah dateng" Winter mengangguk, lalu ia keluar untuk melihat sepeda yang dibelinya, yang diikuti Karina dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ckk! Kenapa yang dateng sepeda butut gini?" ia melirik Karina yang masih menatap sepedanya.

"Kenapa lo liatin sepeda gue kaya gitu?" Karina gelagapan karna kepergok menatap sepeda Winter terus menerus.

"E-eh gak papa" paniknya.

"Lo suka sepeda itu?"

Karina refleks mengangguk, namun setelah tersadar ia segera menggelengkan kepalanya.

"Kalo lo suka buat lo aja gih, gue gak level sama sepeda butut gitu, yang ada gue nanti diketawain lagi sama gengnya Sakura"

"Emang boleh buat aku?" Winter mengangguk sebagai jawaban.

Melihat jawaban dari Winter, membuat wajah Karina berseri-seri. Ia akhirnya tak perlu lagi berjalan kaki kesekolahnya. Namun itu tidak bertahan lama, setelah itu wajahnya berubah jadi lesu.

Winter yang menyadari perubahan ekspresi Karina pun, jadi bingung.

"Muka lo kenapa? Tadi seneng, sekarang jadi kusut gitu? Lo bipolar ya?" Karina menggeleng.

"A-aku gak bisa naik sepeda" ucapnya lirih, sambil menunduk malu. Tentu saja ia tidak bisa naik sepeda, karna ia tidak pernah memiliki sepeda sebelumnya.

Menurutnya sepeda adalah benda yang sangat mahal, ia tidak memiliki cukup banyak uang untuk membelinya. Selama ini saja semua keperluan sekolahnya selalu dibelikan kedua orang tua Winter. Gaji ibunya dari bekerja dirumah Winter, hanya cukup untuk membayar semua hutang yang ditinggalkan ayahnya saat masih hidup.

Ayahnya merupakan seorang penjudi dulunya. Ia meninggalkan banyak hutang dimana-mana. Bahkan rumahnya saja ia gadaikan.

Alhasil Karina dan Irene harus hidup lantang lantung dijalanan. Karina bahkan harus berhenti sekolah, karna tidak memilki biaya lagi untuk melanjutkan sekolahnya.

Destiny🌠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang