Mencuri adalah tindakan dosa. Ingat, dunia punya seribu jurus untuk menipu kita dengan memberi banyak keinstanan.
Tindakanmu hari ini akan kamu pertanggungjawaban di kehidupan selanjutnya.
PLAGIAT ITU DOSA!🙏🔪Prolog
"Ma???"
"Apasih teriak-teriak, mama masih mudah loh, ya. Kuping mama masih sehat." Artamedi memutar bola mata jengah. Yang bilang mama Helen sudah tua siapa? Ia lalu memunculkan kepalanya dari dalam kamar yang berhadapan langsung dengan ruang TV, tempat sang mama menghabiskan waktu luang.
"Iya, tahuu. Mama masih muda. Lebih muda dari kak Arthea," jawabnya ngasal. "Ma, kalo buaya-buaya itu udah pada datang bangunin aku, ya."
"Kalo nggak bangun?" Helen menantang. Ia sangat yakin anak lelakinya yang tidur kebo itu tak mudah dibangunkan. Pengamalan.
"Apain aja, yang penting bangunin."
"Sini dulu. Mama mau bicara penting." Artamedi membuang nafas kasar. Terjebak lagi dengan radio rusak, eh ralat ceramah tak berujung mamanya.
"Apa?"
"Mama pengen momong cucu," bisik mama ditelinga Artamedi. Arthea sang kakak yang duduk di samping masih bisa mendengarnya. Dan ibu muda dua anak itu tertawa menampol lengan Artamedi.
Artamedi menatap sang Kakak sambil mengusap bekas tampolan yang agak memanas. "Owh kak Arthea nggak bawah si Elnora dan Elioda? Kenapa mama lapornya ke Artamedi?"
Mamanya terlihat kesal dengan tingkah pria tinggi itu. Ia tahu Artamedi mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Aku ingin kau menikah, Di. Sudahi perjalanan tak berfaedahmu ke hutan. Emang kamu mau menikah sama monyet, apa? Hampir tiap bulan ke hutan, sampai kerjaan Banyak yang terbengkalai pula, tuh."
"Tenang aja, Ma. Aku akan membawakan mama bidadari. Sedikit lagi, bulan ini adalah bulan terkahir petualangan kita. Itu artinya dua bulan ke depan, bidadari itu akan gue nikahi dan menghasilkan keturunan yang lucu-lucu menggemaskan . Entar mama pelihara. Lagi pula kak Arthe bunting lagi, dua bulan lagi udah momong cucu ke tiga."
"Anak ayam kali, mau dipelihara," sela Arthea. Ia masih bersembunyi di belakang sang mama. Jaga-jaga , Artamedi membalas keusilannya tadi.
"Anak siapa sih ini, hmmm?" Mama Helen menarik telinga Artamedi geram. Membuat si bungsu meringis kesakitan.
"Papa....istrimu...Arghhh!!!" Teriak Artamedi ke segala penjuru. Ediona dan Elnora sampai-sampai terbangun mendengar raungan paman mereka.
"Pokoknya sepulang dari hutan, kalo kamu nggak mau cari pasangan sendiri, mama akan jodohkan. Tidak ada penolakan." Mama Helen melepas tarikannya.
"Mama kayak cowok bucin di Wattpad, nggak mau di tolak segala lagi."
"Astaga, Artamedi! Kau masih baca Wattpad di umur segini?"
"Ngaco nih, Mama. Nggaklah, itu mah bacaan masa SMA Artamedi."
" Sudah deh kalian. Kalo ngomong sampe kiamat pun nggak ada habisnya berdebat!"
"Maaf kakak Thea." Mama dan anak lelakinya kompak menjawab, lalu Artamedi kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA MACA (Revisi)
Pertualangan"Kenapa rumah penduduk hilang?" Artamedi mengucak mata tak percaya. Alih-alih masuk rumah dengan penerangan lampu pijar sederhana itu, Ia justru melangkah ke jalan setapak. Memperhatikan alam sekitar yang sudah gelap gulita. Rumah yang mereka lalui...