61. Look at me

1.9K 159 50
                                    

" Dunia tak lagi sama tak selamanya memihak kita, disaat kita mau berusaha di situlah kebahagiaan akan indah pada waktunya."

----------

Agam temenung, tangannya memegang buku Yasin. Namun, pikirannya melayang mengingat semua hal yang telah ia lewati dengan jalan yang salah. Satu hal yang menjadi objek yang mengganjal di hati Agam. Rifa, ya gadis yang telah memporak-porandakan hatinya. Membuat dilema yang begitu besar pada diri Agam, hingga membuat pemuda itu melakukan hal bodoh.

Agam tidak mengelak jika pada awalnya ia membenci Rifa. Rifa sangat jauh dari tipenya, setiap melihat Rifa bertingkah maka semakin besar pula rasa benci Agam pada gadis itu.

Menurutnya Rifa itu gadis tak tau malu, sok berkuasa dan sok ditakuti. Padahal Padandra masih menduduki peringkat nomor satu di Andromeda. Rifa itu sangat menyebalkan ia sangat tempramen. Contohnya saja ketika ada seorang siswa yang tidak sengaja menyenggolnya maka Rifa akan membalasnya dengan bullyan yang bisa saja membuat sebagian orang trauma. Gadis itu sangat gila hormat, semua orang harus tunduk dan takut padanya. Dan Agam membenci itu.

Rifa sangat jauh berbeda dengan Laras, Agam menyukai segala hal dalam diri Laras. Jika Rifa tempramen, maka Laras penyabar. Jika Rifa suka dengan kekerasan dan bullying maka Laras sebaliknya. Rifa itu nakal, keluar malam bahkan tak pulang sudah jadi kebiasaan, beda dengan Laras yang anak rumahan. Rifa di benci banyak orang karena kejahatannya, namun, Laras begitu di sukai banyak orang karena kebaikan dan keramahan. Jika dimata para guru Rifa hanyalah seonggok sampah, maka Laras adalah berlian. Hanya satu hal yang sama, mereka memiliki kecerdasan yang membuat Keduanya bertahan di Andromeda dengan cara berbeda.

Sebenarnya kerap kali ingin sekali Agam memperingati gadis itu, ah sebenarnya itu kewajiban dia sebagai ketua Padandra untuk mengamankan Andromeda. Tapi, dia Rifa, bukan tanpa alasan, gadis itu adalah kesayangan Wafa dan Calva. Agam tidak bisa bertindak, karena Wafa sendiri yang memohon untuk tidak menanggapi gadis itu apapun yang dia lakukan. Tapi, rupanya diamnya Agam membuat Rifa semakin menjadi, apalagi dengan terus mendekatinya.

Tidak ada pilihan selain menjadikan gadis itu pacarnya agar membuat gadis itu puas, dan Agam tidak terlalu repot dengan segala tingkah menyebalkannya, dan yang paling penting karena kebaikan Wafa padanya.

Sebenarnya Agam dan Laras sudah berpacaran sebelum Agam menjadikan Rifa pacarnya, tidak ada yang tau selain mereka berdua dan teman Agam. Sikap sabar dan pengertian Laras membuat Agam tidak tega jika harus menyakiti gadis itu, apalagi setelah dia menempati Laras di posisi yang membuatnya terluka. Gadis itu harus rela di dua dan menerimanya semua sikap kasar Rifa padanya, apalagi dengan Agam yang jarang memiliki waktu bersamanya setelah dengan Rifa. Laras sabar, karena ia tau jika Agam hanya mencintainya, Laras percaya karena Agam sendiri yang berbicara padanya.

Setelah mengetahui kabar bahwa Agam dan Rifa sudah tidak bersama, tidak di pungkiri ada rasa senang dalam diri Laras karena ia akan kembali menjadi satu-satunya gadis Agam. Semua waktu dan perhatian Agam akan kembali tertuju hanya padanya. Tapi, entah kenapa semua itu hanya seperti angan-angan Laras saja. Agam berubah, saat bersamanya Agam lebih sering melamun. Perhatiannya memang masih sama, namun, Laras merasakan sesuatu yang berbeda dari semua perlakuan Agam padanya. Seolah, cinta Agam padanya mulai memudar, perlahan secara perlahan semuanya menjadi hambar.

Apa Agam menyadari itu? Tentu, Agam menyadarinya. Bahkan, ia dengan yakin menjawab jika ditanya apa yang membuatnya berubah pada Laras, jawabannya adalah Rifa.

Rifa berhasil, membuat Agam jatuh sejatuh jatuhnya pada dirinya. Entah kapan perasaan itu muncul tapi yang pasti setelah menghabiskan waktu bersama saat mereka masih berpacaran, Agam sudah merasakan hal yang aneh pada hatinya. Apalagi saat ia melihat bagaimana akrabnya Rifa dengan pemuda bernama Galen itu. Hatinya sungguh kesal, tapi ia selalu menyangkalnya. Agam selalu mencapkan dalam hati dan pikirannya bahwa hanya Laras wanita yang ia cintai, Laras, Laras, dan Laras.

Look At Me [END!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang