Barusan mbatin bisa up dua hari sekali eeh jadwal tatap muka dibagi 🙂
Ya sudah. Ini, saya ada chapter panjang penderitaan Rok Soo dan Dae Soo. Sekarang saya akan hibernasi dan nongol kembali saat weekend 👍
***
Barrow ingin tahu kenapa ia membiarkan cecunguk bernama paman itu tinggal di rumahnya dahulu.
Hmn, kenapa ya.
Barrow menatap Cale yang tidur di lengannya, lagi. Dengan mata mengantuk, Barrow menatap logo di meja depannya sekali lagi, sebelum membiarkan tubuhnya tertidur dan balik menyender pada Cale.
Kepolisian Korea.
***
"keuk..."
Barrow mengerut dan mendecakkan lidahnya keras-keras, sebelum merampas dengan kasar perban di tangan Cale.
"pakai tuh yang benar! Masa begini saja tidak tahu."
Cale menunduk sambil mengusap bahunya yang masih terluka; sudah saatnya mengganti perban. Menjentikkan dahi saudaranya, Barrow mendecak lagi.
"berbalik."
Cale yang menunduk tetap menurut. Barrow membayang telinga anjing dan ekornya yang turun.
'haa, hidupku.'
Barrow segera mengoleskan salep dan membalutkan perban, tak ingin berlama-lama melihat bekas luka Cale yang memerah agak kehitaman. Mengetahui Cale meringis di setiap tangannya bergerak, Barrow melakukannya lebih pelan seiring waktu.
"terima kasih, hyung." ucap Cale menatap bahunya yang di perban rapi.
"hmn."
"lalu, kau mau ngapain sekarang?"
"baca buku lah. Riset chernobyl ku belum selesai. Mau ikut baca? Ada ilustrasinya."
Cale mengerut, semenit kemudian dia bergidik.
***
Kira-kira 40 menit setelah Cale keluar dan Barrow melanjutkan bacaannya, sesuatu yang jatuh terdengar dan Barrow menutup bukunya.
Suaranya menggema dari ruang tengah.
'kayu jatuh? Pipa?'
Lalu suara keras sang paman yang kesal, membuat Barrow keheranan dan membuka sedikit pintu, mengintip keluar.
Terkejut, ia menggigit bibirnya kesal melihat sang paman dengan rokok di tangan melempar sapu pada Cale.Beruntungnya Cale berhasil menangkap sapunya sebelum jatuh lagi. Lalu paman mengomel dengan wajah jijik mengatakan Cale tidak berguna, bahwa semua orang di rumah ini tidak berguna.
Barrow menggeretakkan giginya.
'ho, jadi aku juga tidak berguna? Sialan.'
Hal berikutnya membuat Barrow ingin menerjang maju.
Sang paman, masih dengan rokok di tangan, berjalan melewati Cale. Dan ketika sampai tepat di sebelahnya, tangan paman dengan cepat terulur, menepuk (meremas) bahu Cale yang diperban. Sontak Cale agak menjerit.
Tapi paman tidak memedulikan dan tetap berjalan, seolah ia hanya menepuk biasa bahu Cale dan Cale merespon dengan biasa juga. Terlihat, perban Cale menjadi longgar hingga lukanya terlihat lagi.
'tidaaaak, perban buatanku.'
Dengan mata berkilat-kilat, Barrow mendekati Cale, lalu tanpa bicara menggenggam lengan kecilnya. Cale, dengan air mata di sudut matanya, ikut dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind Me What It's Like (Hiatus)
Fanfiction(revisi dan perbaikan draft, mungkin?) 'kukira aku akan di kirim ke neraka?' Barrow, atau yang kalian kenal sebagai White Star, menatap saudara kembarnya, Cale Henituse, yang menawar belanjaan pasar untuk makan malam mereka nanti. 'ah sudahlah' Kar...