"Ca--Rok Soo-yah! Biarkan aku membelikanmu makanan!"
"Tidak perlu. Rok Soo sudah kubuatkan bekal."
"Masa? Aku tidak melihat kotak bekalnya."
"Aku juga tidak melihat niat tulus darimu."
"Apa sih?! Kan, aku hanya mau membelikan Rok Soo makanan."
"Tidak perlu! Enyah sana!"
"Dong--Rok Soo, aku bawa biskuit. Kau mau?"
Panorama Alberu yang tersenyum cerah dengan Dae Soo dan Choi Han saling menjambak di belakangnya membuat Rok Soo menghela nafas keras.
"Tidak terima kasih. Aku sudah kenyang."
"Mh"
Kali ini Alberu yang menghela nafas. Melirik Choi Han, ia memberi isyarat dengan mata untuk mengikutinya. Choi Han mengangguk pada Alberu segera setelah ia menjitak keras dahi Dae Soo.
"Kami akan ke kamar mandi sebentar." Lalu Alberu pergi keluar kelas dengan Choi Han mengikutinya.
Dae Soo mendengus sembari melihat mereka menjauh.
"Aku tidak suka mereka." Ucapnya sambil membenarkan seragamnya yang berantakan karena ulah Choi Han.
"...aku juga."
Dae Soo menoleh ke Rok Soo yang diam menatap pintu dimana Alberu dan Choi Han keluar. Tatapan Rok Soo begitu kosong, seolah menatap sesuatu yang membosankan--tidak berharga.
Dae Soo tidak tahu bagaimana permasalahan ini akan selesai, tapi untuk sekarang, ia hanya bisa mengikuti alur Alberu dan Choi Han sambil sesekali memperbaiki beberapa hal yang tidak sesuai (atau dengan kata lain, berusaha keras supaya dongsaengnya tidak di ambil dua berandalan itu).
Mendengus sekali lagi, Dae Soo menyambar kotak bekalnya dari kolong meja.
"Ayo ke kantin, aku lapar. Tinggalkan saja mereka."
"Hm."
Baru saja mengangkat tangan untuk mengambil kotak miliknya, sesuatu di tas Alberu bergetar hingga Rok Soo terjengit kaget. Getarannya cukup kuat hingga tas Alberu goyah ke samping, lalu jatuh hingga beberapa barang keluar.
Dan, satu bola bersinar menggelinding keluar dari sana.
Beruntung kelas sedang sepi. Beruntung anak-anak lain pergi ke kantin secara bergerombol. Jika tidak, maka...
"Putra mahkota! Bagaimana--"
Raon mematung.
Rok Soo dan Dae Soo, juga mematung.
Eruhaben, Ron dan Beacrox di belakang Raon, ikut membeku.
Semuanya diam.
===
"Ayolah kakek goldie! Sekarang sudah waktunya! Waktunya!"
Eruhaben menghela nafas melihat Raon terbang dengan energik mengelilingi kepalanya. Dua anak kucing juga tidak jauh berbeda; On dan Hong terus mengeong di kakinya, sesekali menepuknya dengan cakar mereka. Mereka sudah tidak sabar.
Dengan senyum lembut samar, Eruhaben mengeluarkan sebuah bola dari dimensi spasialnya. Diberikannya bola itu secara lembut pada Raon, seolah bola itu adalah artefak paling rapuh tapi juga paling berharga di seluruh semesta.
"Ingat, sepuluh menit. Alberu dan Choi Han harus membujuk manusia mu supaya kembali. Semakin cepat semakin baik."
Raon mengangguk keras sebelum terbang ke meja terdekat. Dua anak kucing juga dengan semangat mengekori Raon. Mana hitamnya berfluktuasi hingga bola pemberian Eruhaben bersinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind Me What It's Like (Hiatus)
Fanfiction(revisi dan perbaikan draft, mungkin?) 'kukira aku akan di kirim ke neraka?' Barrow, atau yang kalian kenal sebagai White Star, menatap saudara kembarnya, Cale Henituse, yang menawar belanjaan pasar untuk makan malam mereka nanti. 'ah sudahlah' Kar...