However, it was unavoidable (1)

1.8K 321 155
                                    

Haii. Seperti judul, ini sebenarnya masih setengah chapter. Tapi author harus mindah data dari hape lama ke hape baru. Jadi daripada ilang, author up langsung aja (ini juga uploadnya di web, jadi kalo format teksnya agak nganu, maaf ya 。◕‿◕。)


Author akan berusaha upload lebih cepet yaa~ soalnya tiap chapter rata2 2000 kata ke atas, jadi agak lama :"^


***


Seorang pemuda kira-kira usia 17 tahun, berambut hitam raven dengan seragam sekolah hitam korea yang kuno. Adapun di sebelahnya pemuda berusia sama, dengan rambut pirang dan mata biru yang begitu mencolok.


Tadi, salah satu pengurus panti mendatangi mereka dan bertanya mengapa mereka datang ke panti asuhan. Mereka beralasan bahwa guru mereka menanyakan kabar Rok Soo, dan pengasuh itu pun menyadari ia lupa mengirim surat izin.


Meminta kedua pemuda itu menunggu, pengasuh panti itu pergi memanggil seseorang, entah siapa.


Dan kedua pemuda itu, Choi Han dan Alberu, menghela nafas.


"kenapa Cale tidak mengatakan dia tinggal di panti asuhan?"


Choi Han menunduk dengan raut sedih.


"Cale-nim tidak mengingat kita... Jadi, mungkin dia merasa was-was?"


Alberu kembali menghela nafas, lalu mengeluarkan bola kecil dari saku bajunya. Bola itu bersinar, lalu menampilkan sesuatu seperti video. Dalam video itu seekor (?) naga imut, dua anak kucing, pelayan tua, dan banyak orang lain nampak duduk di sebuah meja, seolah mengelilingi bola itu.


"manusia! A-apa manusia sakit?!"


Alberu tersenyum lembut melihat naga hitam imut mengepakkan sayapnya khawatir, sementara disebelahnya dua kucing (masing-masing silver dan merah) mengeong bersamaan dengan nada sedih.


"tidak, Raon-nim. Mungkin itu pingsan yang dikatakan dewa kematian. Dia bilang akan berbicara dengan Cale, ingat?"


Ketiga anak kecil itu menghembuskan nafas lega, yang entah kenapa membuat para orang dewasa di sekitar mereka tersenyum kecut.


Kepergian Cale memberikan dampak besar pada ketiganya. Tidak ada sorakan atau meong-an riuh. Tiga anak itu seperti berubah mati rasa, tidak mampu memproses kejadian yang sedang terjadi.


Raon ingat betul hari itu, 1 tahun dan 7 bulan yang lalu. Mereka berusaha membuka paksa pintu kuil, ketika tahu Cale dan White Star hanya berdua di dalam.


Tapi itu sudah terlambat. Cairan merah pekat memercik, dan Raon hanya bisa merasakan horor ketika beberapa terciprat tepat di depan cakarnya.


Dan begitu saja-manusianya tidak mengusap darah di sudut bibirnya seperti biasa. Dia malah menepuk kepala Raon, lalu On dan Hong juga (seolah hal itu lebih penting dari apapun saat itu) lalu dia

Remind Me What It's Like (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang