Terlihat dari jendela kamarku, langit yang telah menggelap. Disertai dengan sinar sang bulan, lalu dipantulkan kepada teman-temannya, sehingga langit yang tadinya murung kembali ceria.
Hari-hari selalu kujalani selalu melelahkan. Apa baiknya aku mati saja? Pikiran bodoh seperti itu memang selalu datang jika hari sudah mulai larut. Membuat insomnia ku menjadi kambuh.
Ku telan pil obat tidur dibantu dengan dorongan air putih, lalu tertidur seperti tidak akan bangun lagi.
♩✧♪●♩○♬☆
Apa ini? Aku tau jika aku sedang bermimpi? Ah seperinya lucid dreams yang tidak disengaja.
Aku mengedarkan pandanganku, melihat tempat yang kini ku pijak. Sepertinya aku sedang berada di padang rumput?
Rumput yang hijau, dengan bunga dandelion tertanam diatasnya yang sedang menari mengikuti irama angin. Bukit yang tak terlalu tinggi, dan air yang terjun bebas dari dataran tinggi ke datatan yang lebih rendah. Serta pohon yang berdiri gagah disamping tempat yang menjadi wadah air yang terjatuh dari dataran tinggi tadi.
Hanya merebahkan diri tidak ada salahnya kan? Aku pun merebahkan diri di bunga dandelion yang tengah menari tadi, menjadi pertahanan tubuhku. Aku mulai menutup mata menikmati sepoi angin yang menyapa tubuhku.
Dan- oh shit... Siapa yang menggangguku? Lalu aku mendudukan diri, melihat siapa pelaku yang sedikit menggangguku.
Oh ternyata hanya gadis biasa.
Wajah milik gadis tadi terlihat manis dan sedikit bijaksana. Seperti malaikat saja. Pakaian dress yang ia kenakan berwarna putih, menutupi tubuhnya sampi kaki. Rambut yang sedikit bergelombang, tergerai bebas membiarkan angin meniupnya.
"Kau? Siapa kau yang datang ke alam mimpiku?" Tanyaku membuka obrolan. Aku bingung, karna pasalnya jika aku bermimpi dan menemui seseorang, pasti wajah dari orang tersebut akan blur. Tapi kenapa ini tidak?
"Mungkin aku hanya ingin menemuimu. Kozume kenma." Jawabnya lalu tersenyum.
"Siapa? Kita belum pernah bertemu sebelumnya." Tanyaku lagi. Apa ini? Kenapa aku banyak bertanya? Padahal aku itu selalu tidak peduli dengan keadaan.
"Ya. Karna duniaku dengan duniamu berbeda." Jawaban yang terlontar gadis itu, membuatku bingung.
"Alam semesta ini luas. Jika kau ingin mencariku saja, mungkin kau tidak akan menemukannya." Lanjut membuatku semakin bingung.
"Lalu kau bisa disini bagaimana caranya?"
"Mungkin hanya permainan semesta saja, yang tak sengaja mempertemukan kita." Ah sudahlah aku tidak bisa berpikir logis. Aku hanya ingin istirahat. Kenapa dimimpi juga aku dipaksa berpikir?
"Aku tau, kau tidak mengerti dengan apa yang aku ucapkan. Kau bisa istirahat, kenma." Lalu dia pun berdiri hendak pergi, tapi dengan cepat aku memegang lengannya. Apa yang aku lakukan?
"Jangan mengganggu, tapi tetaplah disini." Apa yang aku katakan?! Pasti aku sudah tidak bisa mengendalikan diriku.
Ia pun tersenyum. Lalu mendudukan dirinya lagi, membuat dress yang ia kenakan mengembangkan. Setelah menjadi malaikat, apakah dia ingin menjadi bunga matahari?
"Kalau begitu, kau istirahatkan dirimu dahulu. Nikmati angin yang dengan lembut menyapamu." Ia pun mendorong tubuhku hingga terlentang, lalu duduk membelakangiku.
Gadis tadi mulai memetik satu persatu bunga dandelion. Entah apa yang akan diperlakukan setelahnya lagi? Mungkin akan membuat flower crown?
Setelah itu aku pun menutup mataku. Menikmati angin seperti apa yang dikata gadis tadi. Aku tidak tertidur. Karna aku tau, jika aku tertidur, maka gadis tadi akan menghilang.
<To be continued>
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖉𝖗𝖊𝖆𝖒 𝖔𝖗 𝖍𝖆𝖑𝖑𝖚𝖈𝖎𝖓𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 || 𝓚𝓸𝔃𝓾𝓶𝓮 𝓴𝓮𝓷𝓶𝓪 ||
Roman pour Adolescentscerita dari sudut pandang kenma, yang akhir-akhir ini selalu bermimpi dengan gadis yang belum pernah sama sekali belum ia temui dalam dunia nyata. apakah deja vu? Warning! -fanfiction. -karangan diri sendiri. -fiksi. -angst. Terimakasih.