Bagian 31 : Ungkapan

13.1K 1.2K 20
                                    

"gue gatau van, sorry gue harus jujur. Selama ini gue enggak ada perasaan apapun sama lo, gue harap lo ngerti dan gue harap lo dapet cewe yang lebih baik dari gue"

"kenapa frin?! apa ada cowo yang lo suka?! siapa frin?! Oh, atau cowo yang ada diruang tamu itu. lo suka sama dia? Jawab gue frin!" desak gevan

Afrin menggeleng "bukan van, gue gak bisa kasih tau alasannya"

Gevan terkekeh miris " kenapa lo gak bisa kasih tau gue alasannya frin?! ... oke fine, gue gak akan maksa lo buat kasih tau alasannya. Tapi lo gak berhak larang gue buat tetep deketin lo, gue akan coba buat bikin lo luluh"

"it's okey, gue juga gak bisa paksa orang lain untuk menjauh atau mendekati gue. Karena itu hak mereka"

"tapi satu hal yang mau gue kasih tau, jangan terlalu berharap sama gue. Karena gue gamau bikin lo sakit hati suatu saat nanti"

Setelah mengucapkan hal itu, afrin langsung beranjak dari kursi taman dan melangkah kan kaki nya ke dalam mansion.

Sementara disisi gevan, ia masih terdiam ditempat dengan tatapan kosong.

Kata kata terakhir yang afrin ucapkan terngiang-ngiang dibenaknya.

Jangan terlalu berharap sama gue

Jangan terlalu berharap sama gue

Jangan terlalu berharap sama gue

Kata kata itu terus terngiang dibenaknya, menurut gevan. Itu berarti afrin meminta dirinya untuk menjaga batasannya, walaupun afrin mengizinkan gevan untuk mendekatinya.

Kembali ke afrin, ia kini sedang menghampiri arka diruang tamunya.

"Ar" panggil afrin

Arka yang dipanggil menengok kebelakang, lalu berdiri.

Afrin berdiri tepat didepan arka "mau ngomong apa?"

"gue enggak bisa ngomong disini"

"yaudah kita ke taman depan aja"

"jangan! gue--- lo pasti tau kan hubungan gue sama xavier? gue takut kedatangan gue kesini di intai oleh anak buah xavier" jelas arka

Afrin mengangguk mengerti, kemudian ia berpikir kembali. Dimansionnya tidak ada ruang rahasia, dan juga enggak ada tempat yang aman untuk ngobrol.

Terpaksa deh "yaudah kita ngobrol dikamar gue aja--- tapi kita duduknya dideket balkon kamar gue. Tenang kita bukan dibalkonnya kok, dikamar gue ada sofa sama mejanya dideket balkon. Kita bisa ngobrol disitu" jelas afrin

Awalnya pikiran arka sudah traveling, jika saja afrin tak menjelaskannya.

Arka mengangguk, mereka pun beranjak dari ruang tamu menuju kamar afrin.

Kini mereka berdua sudah sampai dikamar afrin, afrin menyuruh arka duduk terlebih dulu lalu disusul afrin yang duduk disofa samping arka.

"Jadi, hal apa yang mau lo omongin sama gue?" tanya afrin

Arka menghela nafas pelan "lo suka xavier?"

Afrin mengernyit heran, kenapa arka nanya kek gitu? Tapi kemudian afrin menjawab dengan gelengan kepalanya " gue gak suka sama dia"

Arka menghela nafas lega "berarti gue masih punya kesempatan" lirih arka yang tidak didengar afrin

"lagian, gue juga lagi berusaha untuk tidak menyukai laki-laki lain"

Mendengar hal itu, arka langsung menatap afrin " kenapa?"

Mata mereka salin menatap, tak lama kemudian afrin memalingkan wajahnya" gue gamau buat mereka sakit hati suatu saat nanti"

Tokoh Figuran Novel || END [ Belum Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang