34. TEKA-TEKI MENGERIKAN

2.7K 164 7
                                    

Semoga suka.

Happy Reading🤍

_____________________________

34. TEKA-TEKI MENGERIKAN

Ketika kamu menempatkan hati pada seseorang yang masih terikat masa lalu maka pilihannya hanya dua bertahan atau melepaskan—Nazora Olivia Cassandra

_____________________________

Gerald meletakkan Zora di kursi penumpang, ia berniat membawa gadis itu kerumah sakit. Rasa bersalah terus saja membuncah di dada pria itu, tidak pernah terbesit dipikirannya jika keadaan ini terjadi begitu mengenaskan. Terlalu sulit untuk diterima hati dan pikiran, tentu saja gadis itu pasti merasa sulit mencerna segalanya.

Setelah menutup pintu, Gerald masuk ke dalam kursi kemudi memasang seatbelt. Menoleh sekilas pada gadis yang tidur disampingnya, gadis itu terlihat tenang dan damai. Berbeda dengan beberapa menit yang lalu saat ia mendapati gadis itu yang terlihat sangat histeris dan tidak berdaya.

Seiring dengan mesin mobil yang pria itu nyalakan, maka saat itu pula gadis di sampingnya mulai kembali ke alam sadarnya, meskipun pening dikepalanya tak kunjung hilang dan terus menjalar.

"Aww..." Zora menyentuh kepalanya sendiri, ternyata suara gadis itu mampu menarik perhatian pria itu sepenuhnya.

"Ra, lo udah sadar? Yang mana yang sakit? Atau kita kerumah sakit aja?"

Zora menggeleng pelan menjawab pria itu yang terlihat begitu cemas, "Gak usah Ral, gue udah gak papa. Cuman agak pusing aja. Tapi its oke."

"Gak papa gimana? Lo baru aja habis pingsan, kebiasaan lo selalu pura-pura gak terjadi apapun mending dihilangkan," dari sorot mata cowok itu terlihat sangat khawatir.

"Gue gak papa, beneran deh," Zora memijit pangkal hidungnya, hal itu tidak lepas dari tatapan pria itu, "Antari gue pulang aja. Bisa kan?"

"Tapi gue takut lo kenapa-kenapa. Mending kita cek keadaan lo kedokter dulu, baru gue antar pulang, gue gak tenang kalau lo gak kedokter dulu," paksa Gerald membuat Zora kembali menggeleng lemah.

"Cuman pusing biasa, nanti juga setelah istirahat bakal sembuh. Lo gak usah khawatir."

"Tapi—"

"Ral," potong Zora hingga pria itu menghela nafasnya, "Serius gue gak papa, gak perlu kerumah sakit."

Akhirnya pria itu mengalah saja, Zora terlalu keras kepala. Apun yang gadis itu ucapkan mutlak dan selalu berhasil menghentikan Gerald. Cowok itu mengaku, bahwa dirinya tidak akan pernah bisa melawan keinginan gadis disampingnya. Terkadang ia selalu berfikir, mengapa gadis ini selalu mengalah dengan Altezza? Padahal sifat asli gadis itu adalah tegas dan selalu berfikir rasional.

Ternyata benar, jika cinta bisa mengubah segalanya.

"Gue boleh nanya sama lo Ral?" Zora menatap wajah Gerald dari samping.

Setelah hening beberapa saat, pria itu mengangguk. Mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang, sembari memberikan atensinya pada Zora.

"Lo kenal sama Aurel yang dimaksud Altezza?"

Meskipun Zora setiap hari tidak bersama pria itu, namun gadis itu tau bahwa raut wajah Gerald terlihat sedikit berbeda dari semula.

"Kenapa lo nanya tentang Aurel?" bukan menjawab Gerald malah balik bertanya.

ALTEZZA (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang