45. POSESIF

4.3K 241 3
                                    

Vote dan komen dulu pren jangan lupa.

Happy Reading❤️

_________________________

45. POSESIF

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain dicintai oleh orang yang kita cintai—Nazora Olivia Cassandra

Sejak saat itu aku sadar, ternyata kamulah yang selama ini aku inginkan bukan wanita lainAltezza Margamahendra

________________________

Setelah aksi introgasi dan ucapan get well son dari seluruh teman kelasnya beserta para guru yang menyempatkan menjenguk Zora sebagai bentuk peduli dari mereka, akhirnya satu persatu berangsur pulang. Menyisakan beberapa orang yang memang sangat dekat dengan gadis itu, terutama Rena dan Nadin. Pastinya dua gadis itu menetap disana lebih lama, maklum sudah jadi sahabat suka cita. Dua cowok yang tidak saling sapa masih saja berada dalam satu ruangan, Draco tentunya tidak ingin berlama-lama disini. Hanya saja ada hal yang harus ia bicarakan dengan gadis yang mengenakan baju pasien ini sangat penting.

"Dua meter dari cewek gue."

"Lo udah bilang gitu hampir seratus kali," kata Draco jengah dengan semua sifat Altezza.

"Lo baru aja gerak lima senti."

Draco mengalah sedikit mundur, "Puas?"

"Belum," cowok itu berselonjor di atas sofa dengan tangan terlipat di dada, "Lebih puas kalau lo cepat pulang."

"Al gak boleh gitu," Zora sudah lelah dengan semua sifat over protektif cowok itu sejak tadi.

Tidak boleh inilah, itulah. Semua hal harus sesuai keinginannya. Walaupun Zora merasa senang cowok itu terlihat menyayanginya.

"Mending ngomong cepetan Dra, sebelum lo ditendang dari lantai atas sini," Rena menyenggol lengan Draco.

"Gak elit banget, kalau lo mati konyol di rumah sakit," sambung Nadin terkekeh pelan.

Draco menghela nafas pelan, benar juga sih, "Lo gak perlu ikut pensi Ra. Gue cari pengganti lo aja."

"Loh? Kenapa diganti? Bukannya kata lo gak ada yang bisa?" gadis itu cukup terkejut.

"Gak papa Ra. Kalau emang gak dapat, bisa diganti eskul pemandu suara," meskipun tidak rela, tapi Draco tidak ingin memaksakan keadaan Zora yang tidak memungkinkan.

"Gue juga kasihan sama lo. Lo kan masih sakit dan dirawat gini, gue gak tega kalau lo harus ikut tampil pensi tiga hari kedepan."

"Gue gak papa, Dra. Bisa kok ikut pensi, lagian masih ada waktu selama tiga hari buat gue sembuh." kata Zora meyakinkan, jujur saja dirinya sangat ingin tampil. Apalagi ia sudah meminta izin pada Altezza, sayang jika harus hangus begitu saja.

"Lo masih bisa ikut tahun depan. Yang penting sekarang kesembuhan lo yang terpenting."

"Kalau gue masih hidup tahun depan, kalau gak, gak bisa dong."

ALTEZZA (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang