38

12.5K 1.1K 105
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



         Selena menenangkan Rindu sambil mengusap-usap bahunya, lembut. Seperti seorang Kakak ke adiknya.

"Udah jangan nangis, nggak capek ya nangis terus, mata Lo udah bengkak banget loh" Ujarnya Selena sambil mengompres mata Rindu dengan air hangat.

"Lo mau tau nggak alasan Aniya benci banget sama Lo?" Rindu mengangguk pelan.

"Karena Lo cantik, Rin. Lo tau kan gimana kalau orang jelek iri sama orang cantik? Apalagi orang yang
dia suka malah sukanya sama Lo, tambah panas lah dia, haha"

"Tapi Aniya juga cantik"

"Sifatnya yang nggak cantik, Rindu. Kalau Lo kan sifatnya cantik luar- dalam, makanya sih Sastra klepek- klepek sama Lo"

Rindu hanya diam dan memaksakan bibirnya untuk tersenyum. "Karena dia juga Aniya jadi tambah benci sama aku" Batin Rindu.

"Gue ada cara buat balas Aniya, Lo mau dengerin nggak?" Ujar Selena, semangat.

Rindu mengangguk.

"Lo balik deketin Sastra. Gue jamin dia bakal sakit hati banget dan Lo tenang aja, gue bakal backup Lo
dari belakang"

"Sekalian pdkt dengan Sastra. Mayan buat peras duit Sastra" Sambungnya dalam hati.

"Aku mau hidup dengan tenang. Aku nggak mau buat masalah"

"Lo kenapa baik banget sih? Padahal dia kan udah jahat sama Lo"

"Karena aku nggak mau buat Mama marah. Mama selalu marah sama aku kalau Aniya kenapa-napa, aku---"

"Udah, nggak usah di lanjutin. Gue ngerti kok" Potong Selena.

"Btw, gue turut berduka soal Dyra. Maaf ya, gue nggak datang pas pemakamannya"

"Dan Happy Birthday. Harapan gue semoga Lo bisa bahagia selamanya, sehat selalu dan di jauhkan dari orang-orang jahat sejenis Aniya. Amin"

"Makasih"

"Btw Lo temen cewek pertama gue loh. Lo mau hadiah apa dari gue?" Tanyanya dengan ekspresi senang.

NADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang