Setelah acara lotek-ngelotek, fawas dan Oman pergi mencuci piring bersama.
Katanya nenek gak bisa bantu, soalnya dia mau bantu masak dihajatan tetangga.
Jujur, waktu nyuci piring terasa canggung menurut fawas. Baik fawas maupun Oman, tidak ada yang membuka obrolan.
"Emmm itu....." Gumam fawas. Oman melirik sekilas sambil menaikkan alis.
"Itu.... Maksud kamu tadi apa ya?" Tanya fawas sedikit ragu.
"Yang mana? Yang sambelnya kurang pedes?" Oman kebingungan. Oman memang gitu orangnya, suka kurang faham.
"Bukan ihh"
"Terus?"
Tolong bantu fawas untuk bertanya. Fawas gerogi. Lihat saja mukanya Oman, kan fawas jadi takut.
"Itu... Pas kamu bilang imut waktu liat foto itu...." Tanya fawas sekali lagi.
"Ohhh itu..... Maksudnya, background nya yang imut."
"Ouhhh kirain."
Gagal sudah. Ternyata salah kalau kita baper duluan tanpa tanya terlebih dahulu. Kasihan fawas, sudah terbang tinggi tapi dijatuhkan.
Tanpa fawas sadari, Oman tersenyum geli melihat wajah kecewa yang dibuat fawas. Menurutnya itu terlihat lucu.
Segitu dulu nee, lg sibuk ngejar materi bikaussee bntr lg UAS hikseuu😭 btw janlup votment juseyo 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
•| Ada apa dengan solo? |•
Fanfictionperpisahan adalah pilihan yang terbaik agar tidak saling melukai-Oman kenapa kita tidak pernah diterima, padahal kita juga manusia. hanya saja, kita itu berbeda-Fawas