Setelah fawas menghabiskan waktu cukup lama dan bergonta-ganti kendaraan untuk sampai kerumah sang nenek, ia pun sampai dengan selamat.
Ternyata keadaan kampung sang nenek masih sama sejak terakhir kali ia datang. Tapi, kapan ya terakhir kali fawas datang kerumah sang nenek.
"Assalamualaikum nek....." Kata fawas sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsallam, lho cah ganteng.... Monggo pinarak.." kata sang nenek gembira menyambut kedatangan sang cucu.
"Udah besar ya.... Mau minum apa?"
"Teh aja nek, hehehe"
Sambil menunggu sang nenek selesai membuatkannya teh, fawas melihat sekeliling isi rumah. Lihat, interiornya saja masih sama, tidak banyak perubahan.
Namun, ada satu bingkai foto yang menarik perhatiannya. Fawas pun mendekati bingkai tersebut untuk melihatnya lebih jelas.
"Lho, ini yang barusan nolong aku kan?"
Benar saja, itu orang aneh yang memberi tau namanya sesaat setelah menolongnya.
"Heran?" Tanya sang nenek. Sambil berjalan menaruh segelas teh dimeja.
"Itu anak tetangga, namanya Oman. Walaupun kelihatannya nakal, tapi dia baik"
Fawas kaget, ternyata orang itu tetangga sang nenek. Tapi tanpa sadar, fawas tersenyum mendengar penuturan sang nenek tentang orang yang telah menolongnya. Oh... Mungkin ia bisa memanggilnya dengan sebutan Oman.
Eyyo(~ ̄³ ̄)~..... Janlup votment juseyo (≧▽≦) btw gw lg sering bad mood cugg akhir² ini:" tp gpp, yg penting bisa up♡(> ਊ <)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
•| Ada apa dengan solo? |•
Fiksi Penggemarperpisahan adalah pilihan yang terbaik agar tidak saling melukai-Oman kenapa kita tidak pernah diterima, padahal kita juga manusia. hanya saja, kita itu berbeda-Fawas