Okay guys, aku tekanin sekali lagi ya. Ini cuma fiksi. Cuma karangan imajinasi aku. Jadi jangan dibawa-bawa ke rl ya. I hope you enjoy guys, thanks.
(Beginning)
"Mom, Dad, Wena tinggal ya? Mommy sama Daddy baik-baik disini, Mom tenang aja Wena pasti dapet temen kok, Jangan khawatir ya! Disana kan ada kak Iris. Jaga kesehatan ya mom dad, Wena pamit." ucap perempuan itu sambil menyalami orang tuanya.
"Bunda, Jisa pergi ya? Nanti kalo Jisa disini, kejauhan sama fakultas Jisa, repot bun. Gapapa ya? Kan ada kak Ayu nemenin bunda, ya? Jisa nanti bakal pulang kok, Dadah bunda!" pamit perempuan itu sambil berlari, karena jika tidak seperti itu mana mungkin dia bakal diperbolehkan pergi oleh bundanya.
"Rosa disana kan kuliah, Ma. Disana juga ada abang Chandra, so don't worried about me, okay? Nanti Rosa sering kabarin mama deh, janji. Rosa pergi dulu ya, Rosa takut ketinggalan pesawat. Bye mah!" ucap seorang perempuan sambil melambaikan tangan.
"Abi bujuk umi dong biar ga ngambek, please. Umiii, Gita kan ngga pergi, Gita cuma tinggal di tempat yang deket kampus. Lagian ga jauh-jauh amat. Nanti Gita balik lah, gabakal lupa rumah, udah ya Gita pergi dulu. Assalamualaikum." pamit anak perempuan tersebut kepada orang tuanya.
"Mah, adek tuh ngga pergi sendiri, adek kan sama kak jena. Lagian adek kuliah bukan ngapa-ngapain". "Iya ih, yara gabakal ilang, kita berdua juga udah gede mah, udah bisa jaga diri. Gapapa ya? Nanti kita sering kasih kabar ke mamah deh, janji. Bye, love you, Mah." pergi kedua kakak beradik itu sembari memasukkan koper ke bagasi mobil.
"Bunda, Jovi pamit tinggal deket fakultas ya? Nanti jovi balik kok. Cuman biar ga ribet jadi jovi tinggal disana sementara waktu ya. Jovi berangkat ya?" ucap perempuan itu kepada bundanya.
"Ma, Lili udah dapet rumahnya nih. Udah packing juga, tinggal kesana deh. Mama ga perlu khawatir, semua udah lisa handle. Mama cuma perlu support lili. Lili pergi ya??" pamitnya kepada mama.
"Ris, kamu sudah hubungi wena?"
"Sudah dad, kenapa?"
"Kamu pakai aja rumah daddy yang baru itu ya."
"Hah? Bukannya kamarnya banyak banget ya dad?"
"Pake aja dulu, nanti kayanya bakal ada yang tinggal disitu kok."
"Oh oke dad, thank you."Dari sinilah kisah kesembilan perempuan itu dimulai dan dipertemukan menjadi satu, seperti keluarga yang sudah erat satu sama lain....
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Wena telah sampai di Bandung. Ia kemudian menghubungi Iris yang merupakan sepupunya itu. Iris bilang dia sudah menunggu di rumah itu jadi Wena langsung saja ke tempat yang dimaksud Iris. Setelah sampai, ia segera masuk...
"Hai kak, lama ya? Sorry gue kejebak macet." - Wena
"Engga anjir, sans aja, barusan gue nyampe, eitss bentar wen, gila kok lu makin cakep aja sih." - Iris
"Dih kayak lo ga aja, lo juga makin bening ya kak, ngalahin bidadari." - Wena
"Hahahahaha apaan sih", tawa keduanya.
"Eh bentar, ini rumahnya apa kaga kegedean kak buat kita berdua?" - Wena
"Kata daddy sih bakal ada yang nempatin wen, tapi gue gatau siapa aja. Lo bakal ngerasa nyaman ga kalo tinggal bareng banyak orang gini?" - Iris
"Gapapa kali kak, asal mereka baik gue fine fine aja, makin banyak temen, makin asik, gue seneng." - Wena
Baru sedetik mereka diam, ada orang memencet bel rumah tersebut, kemudian Iris membukakan pintu tersebut.....
"Permisi?" ucap Jena.
~Throwback~
"Kak ini kita salah tempat ga si, masa kita berdua tapi tempatnya segede ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Fam [●•BlackVelvet]
Teen FictionKalau kepo dibaca aja langsung, karena aku ga pinter bikin deskripsi, so selamat membaca! ❤️🥀 Karena ini cerita pertamaku jadi maaf kalau ada banyak kata yang salah atau bagian yang kurang berkenan🙏🏼 Eh tapi jangan lupa vote juga ya, terimakasih❤...