Mereka telah sampai di tempat makan yang mereka maksud. Akhirnya mereka memesan, dan segera makan. Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk pulang, akan tetapi ada seseorang berjas hitam menghampiri mereka.
"Selamat malam, adakah nona Jena disini?" - @
Mereka ber9 menoleh otomatis ke Jena.
"Saya sendiri, anda siapa?" - Jena
"Saya utusan dari klien papa anda, bos saya sedang di Indonesia dan ada keperluan tanda tangan terkait perusahaan papa anda, tapi papa anda sedang ada kepentingan di Jerman, jadi saya diberi amanat untuk segera menjemput anda dan anda yang menandatangani berkas tersebut" - @
"Sebentar, tapi papa saya tidak memberi tahu saya terkait hal tersebut, Yar, lo dikasih tau papa tentang ini ga?" - Jena
"Engga kak, yara ga tau apa-apa" - Yara
"Sebentar, saya harus memastikan hal ini" - Jena
"Cepat nona, waktu validasi berkasnya segera berlalu, bos saya sudah menunggu anda" - @
"Yasudah iya" - Jena
"Kak, Yara ikut yaa, perasaan Yara ga enak" - Yara
"Engga, kakak aja, palingan cuma bentaran, kamu pulang sama kak Iris sama yang lainnya ya" - Jena
"Jen? Beneran mau sendiri?" - Gita
"Iya gapapa kak" - Jena
"Jenn kalo ada apa-apa gimana" - Jovi
"Tenang jov, gue sabuk item wkwk" - Jena
"Beneran ya jen, harus pulang dengan baik, kalo ada apa-apa telpon kita ya!" - Jisa
"Iya, bye semuanya, nanti gue balik" - Jena
"Silahkan ikuti saya nona" - @
"Baik" - JenaMereka ber8 sebenarnya takut, tetapi mereka yakin Jena bisa jaga diri dengan sifat galak dan kemampuan sabuk hitamnya.
Jena mengikuti orang tersebut, dan akhirnya sampai di depan mobil jeep hitam, dibukakan pintunya oleh orang berjas tersebut. Dan jena masuk kedalamnya.
"Ini kemana ya pak?" - Jena
Pertanyaan itu tidak di jawab oleh orang tersebut, orang tersebut justru menyuntikan obat bius ke leher Jena, hingga sang empunya tidak sadarkan diri.💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, tetapi Jena juga belum menunjukkan batang hidungnya. Iris, Gita dan Wena, mereka menunggu kepulangan Jena, tetapi nihil Jena tidak segera menunjukkan dirinya. Mereka panik, sedih, memikirkan bagaimana keadaan Jena sekarang.
"Gimana ni kakkk, hp jena ga aktif" - Wena
"Jangan bilang jena ilang" - Gita
"Hushh, lo kalo ngomong, jangan gitu donggg, gue kasian sama yara, gimana kalo jena belum balik-balik, haduhhhh" - Iris
"Gimana yaaaaa, ga enak banget gue" - Wena
"Jangan tegang, jangan tegang, kita nonton film aja deh sambil nunggu jena" - Gita
"Yaudah ayoooo" - Iris
Back to Jena.
Jena mengerjapkan matanya, sepertinya hari sudah pagi menjelang siang, dia bingung ini dimana, kenapa dia bisa disini, bukannya kemaren dia ingin tanda tangan berkas, kenapa malah disini. Banyak pertanyaan menghampiri dirinya, hingga tiba-tiba ada suara mengagetkannya.
"Hi baby, udah bangun?" - Traffis
"AAAA LO!!! Kenapa lo disini?" - Jena
"Ini kamar aku sayang" - Traffis
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Fam [●•BlackVelvet]
Teen FictionKalau kepo dibaca aja langsung, karena aku ga pinter bikin deskripsi, so selamat membaca! ❤️🥀 Karena ini cerita pertamaku jadi maaf kalau ada banyak kata yang salah atau bagian yang kurang berkenan🙏🏼 Eh tapi jangan lupa vote juga ya, terimakasih❤...