Mar-Yar (awal mula)

185 13 2
                                    

Pagi itu ribut sekali, Iris dengan teriakannya dan Yara yang tak mau bangun. Sungguh pemandangan menyebalkan melihat orang saling berteriak padahal mereka masih satu kawasan kalau kata Gita.

"YARAAAAA BANGUNNN" - Iris

"Di samperin ke kamarnya lah, lo teriak-teriak kek gini kayak di bonbin tau ga?" - Gita

Iris pun hanya mendengus sebal mendengar celetukan Gita. Mau tak mau ia harus terpaksa menghampiri kamar Yara.

"YARA, BANGUN GAK? GUE TINGGAL TAU RASA LO" - Iris

"APASIH KAKKK MASIH PAGI TAU" - Yara

"YA IYA MASIH PAGI, TAPI APA LO GA INGET SEJAM LAGI KITA HARUS KUMPUL DEBAT ?" - Iris

"HAHHHH KOK AKU GA DIBANGUNIN DARI TADI SIH, IH KAK IRIS MAH" - Yara

"Wah lo ngajak ribut beneran emang ya, gue dari tadi manggil lo, lo aja yang ga dengerin, sekarang salah siapa hah?" - Iris

"Ih yaudah sana-sana aku mau mandi" - Yara

"Kurang ajar ngusir gue, 15 menit selesai atau gue tinggal" - Iris

"Iya ih bawel" - Yara

Yara pun segera mendorong Iris keluar kamarnya. Iris sebenarnya sudah dipuncak amarah, hanya saja ia mencoba untuk mengendalikan dirinya. Ia pun memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga dan menunggu Yara disana.

Belum ada 15 menit, Yara sudah turun dengan tampilan yang baru.

"Idih mandi bebek lo?"

Bukan Iris melainkan Jena, kakak kandung Yara sendiri, yang berbicara. Sebenarnya Iris tak sendiri di ruang keluarga, ada Wena, Gita, dan Jena yang menemaninya.

"Biarin sih yang penting udah wangi, nyinyir aja" - Yara

"Tinggal aja deh kak itu si bocil, malu-maluin, masih kucel" - Jena

"Apaan sih, kan aku ga pergi sama kak Jen, aku perginya sama kak Iris, ribut deh" - Yara

"Pantes lah ga ada cowok yang mau sama lo" - Jena

"Brisik deh, aku aduin mamah baru tau rasa lo kak!" - Yara

"Woy! Kok malah jadi kalian yang ribut sih? Gue tebas juga dah lo berdua" - Gita

"Aduh, kalian tuh kenapa malah begini sih, bikin pusing" - Wena

"Udah! Yara, kita berangkat aja" - Iris

Iris segera menarik tangan Yara keluar dari rumah dan segera memasuki mobilnya. Ia segera melajukan mobilnya agar tak telat sampai tujuan.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di hall debat. Sudah banyak orang yang hadir disana, tetapi memang acaranya belum mulai, jadi Iris dan Yara memutuskan untuk segera mencari tempat duduk.

Hanya berselang lima menit, MC sudah memasuki hall dan membuka acara pada pagi itu.

"Hai semuanyaaa! Gimana paginya? Baik kan? Oke, gue kenalin diri gue dulu, mungkin udah ada yang kenal gue, ada juga yang belum, nama gue Damar Abian, kalian panggil aja gue Damar, gue anak BEM, jadi gue ditunjuk secara special oleh kak Sofi untuk jadi MC buat acara debat kali ini, sebuah kehormatan buat gue, thanks kak. Oke gue ga formal-formal banget, biar pada ga tegang hahaha. Habis gue bakalan ada sambutan dari ketua panitia atau kak Sofi. Gausah lama-lama ini dia sambutan dari ketua panitia" - Damar

Damar turun dari panggung dan digantikan oleh Sofi alias ketua panitia debat.

"Hai guys! Gue disini juga pake bahasa biasa aja biar kalian ga tegang ya! Oke, terima kasih kepada para teman-teman yang mau menghadiri acara debat kali ini, aku mau negasin ke kalian kalau ini bukan kompetisi, ini cuma acara biasa buat saling jalin komunikasi dan silaturahmi aja, jadi calm down dan jangan tegang oke? Gue mau kasih tau peraturan hari ini aja, jadi peraturan hari ini adalah kalian debat in english, yeay! Gausah khawatir, nanti bakal dijelasin sama MC, jadi gausah lama-lama gue kasih aja langsung ke MC" - Sofi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We're Fam [●•BlackVelvet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang