O8, Half Blood.

74 12 0
                                    

O8, Makan malam.




'Duk-duk' kaki kuda itu menghentak di lantai kayu pavilium, semua orang yang berada di sana seketika diam. Centaurus tersebut lalu mengangkat sebuah gelas ke udara, "Demi para dewa!"

Semua orang ikut mengangkat gelas mereka, "Demi para dewa!"

Setelah itu para peri pohon maju ke meja-meja untuk membawakan piring-piring berisi berbagai jenis makanan, seperti buah anggur, apel, roti panggang, daging, dan masih banyak lagi makanan yang sekarang memenuhi meja di hadapan para pekemah termasuk Soobin. Namun hanya satu yang masih kosong, gelas di depan nya.

Soobin melihat ke sekitar, menatap para pekemah lain yang mulai mengucapkan berbagai jenis minuman yang mereka sukai dan dengan sekejap gelas di hadapan mereka yang awalnya kosong kini mulai terisi. Sepertinya cara mengisi gelas ini sedikit berbeda dari gelas biasanya, Soobin mulai berpikir minuman apa yang ingin dia minum.

"Coklat panas buatan mama," Seketika gelas di depan Soobin terisi dengan cairan berwarna kecoklatan.

Perlahan ia mengangkat gelasnya dan merasakan minuman yang ada gelas tersebut, tidak buruk juga batinnya. Setidaknya dengan ini ia bisa sedikit melepas kerinduannya dengan sang mama.

Soobin mulai mengisi piringnya dengan beberapa makanan yang telah di sediakan di hadapannya. Namun, saat Soobin hendak menggigit makanan tersebut ia melihat para pekemah lainnya berjalan menuju sebuah api di tengah pavilium sambil membawa sebuah piring berisi makanan. Sejenak Soobin mengamati mereka yang menjatuhkan makanan ke api tersebut, dan karena rasa penasarannya ia pun ikut mendekati api tersebut.

Soobin bertemu Felix di sana, dan bertanya apa yang pekemah lainnya sedang lakukan. "Persembahan buat para dewa. Mereka suka sama bau makanan nya yang di bakar." Ucap Felix bersamaan dengan dirinya yang maju ke depan api tersebut dan menjatuhkan beberapa buah strawberry yang terlihat sangat manis beserta sepotong daging sapi ke arah api itu, "Athena"

Soobin kemudian menghampiri api tersebut, kini gilirannya. Setelah mengamati Felix tadi, ia pun menjatuhkan segerombol anggur merah yang besar-besar ke dalam api tersebut, Soobin diam sesaat ia ragu dengan kata-kata yang akan dia ucapkan, "P-poseidon"

Ketika bau asap dari makanan terbakar tadi tercium oleh indra Soobin, ia sama sekali tak mendapatkan bau seperti makanan yang hangus. Namun baunya seperti kayu manis, brownie yang dibakar, sekumpulan bunga yang harum, dan aroma-aroma lainnya yang menyenangkan.

Soobin kembali ke mejanya, kini semua pekemah mulai makan dengan lahap termasuk dirinya. Pingsan selama beberapa hari membuatnya kekurangan asupan, jadi dia melahap apa saja yang menurutnya lezat di hadapannya hingga kenyang.

Selesai makan, ketukan kaki kuda itu kembali terdengar. Semua pekemah menoleh ke depan, seseorang dengan tinggi yang lumayan dengan rahang yan tegas dan tampak sangat berwibawa berdiri di depan sana dan mulai bicara. "Selamat malam pekemah, penanggung jawab kegiatan kita, Chiron, berkata bahwa permainan tangkap bendera akan diadakan hari sabtu. Mahkota saat ini masih dipegang oleh pondok Ares."

Terdengar sorak-sorai dari meja dimana Jeno dan teman-temannya berada.

"Baiklah sudah cukup berisiknya bocah," Ucap pria itu terlihat sedikit tidak peduli, "Dan juga aku harus mengumumkan bahwa anggota perkemahan kita bertambah hari ini, siapa namanya..." pria itu tampak bertanya kepada pria kuda, eh centaurus di sebelahnya.

"Yah Ubin, Soobin, atau siapa lah aku tidak peduli. Intinya selamat datang, Hore." sekali lagi ucapnya tanpa semangat dan dengan wajah datar, "Sekarang pergilah ke api unggun kesayangan kalian itu!"

Semua orang tampak bersorak dan mulai berlari ke arah sebuah lapangan terbuka dengan kursi dari batu yang tampak melingkar dengan tengahnya yang dibiarkan kosong. Soobin berjalan ke sana sambil mencari seseorang yang ia kenali, sampai ia melihat Renjun melambaikan tangannya, di sana sudah ada Felix, Jaemin, Jinyoung, dan Hyunjin. Segera mungkin dia menghampiri mereka dan duduk di antara hyunjin dan Felix.

 Segera mungkin dia menghampiri mereka dan duduk di antara hyunjin dan Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*beginilah kira-kira visualisasinya*

"Ini tempat apaan sih?" Setelah melihat ke sekeliling Soobin mulai bertanya-tanya lagi tempat apa yang kini ia datangi, lagi-lagi jiwa kepo Soobin kambuh.

"Jaem, tempat dan waktu dipersilahkan untuk menjelaskan. Gue udah capek seharian ditanyain mulu sama Soobin, bias dower kayak hyunjin lama-lama." Felix mempersilahkan Jaemin untuk kali ini yang menjawab pertanyaan Soobin, tapi sebelum itu jelas dia kena jitakan dulu dari Hyunjin. Enak aja bibirnya dikata dower, padahal mah kan bibir dia seksi gini.

"Ini semacem tempat buat nongki atau tempat kumpul pekemah gitu lah, biasanya di sini digunain sebagai tempat kayak buat anak Apollo tampil atau sekedar acara perkemahan, tapi kadang juga kalau ada sesuatu yang perlu dibahas ya kita bahas bareng di sini. Tiap malem kita pasti bakal dikumpulin kayak gini buat ngehabisin waktu bareng sebelum pergi tidur." Jelas jaemin pada Soobin, Soobin sih cuman ngangguk doang sambil natep ke depan.

Sekarang penghuni pondok Apollo lagi pada maju ke depan buat memimpin para pekemah buat nyanyi bareng, semacam malam api unggun kayak di pramuka gitu. Kadang juga nanti di selingin juga sama penampilan sukarela dari pondok Apollo atau pondok lain, kayak Haechan contohnya dia paling semangat kalau di suruh nyanyi solo di depan sana.

Malam perlahan sudah mulai larut, bunga api dari api unggun berputar-putar di udara. Kemudian terdengar sebuah terompet kerang yang di tiup, sehingga membuat para pekemah yang mulanya sedang berbincang kini mulai meninggalkan lapangan terbuka tersebut dan berbaris menuju pondok mereka masing-masing.

Soobin baru menyadari betapa lelah dirinya saat menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, selama beberapa menit Soobin hanya memandang kosong ke arah atap-atap pondoknya tersebut. Seketika tebayang senyuman ibunya yang dulu waktu ia kecil sering membacakannya cerita hingga ia tertidur, cara ibunya mengucapkan selemat malam lalu mengecup keningnya. Soobin mengulas senyum tipis di bibirnya, semua yang mamanya lakukan memang akan selalu jadi kenangan terindah bagi dirinya.

Saat Soobin memejamkan mata, ia dengan mudah terlelap.

Itulah yang mengakhiri kisah di hari pertamanya di perkemahan, dan Soobin harus tau kalau setelah hari itu petualangannya menjadi demigod baru akan dimulai.

°♆


Huhuhu, aku ngerasa kalau ceritanya jadi makin aneh :(

Votement nya juseyooo </3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Half BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang