O6, yang namanya Minho.
Soobin menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan tangan kirinya. "Ya ampun Bin, lo masak nggak bisa renang sih. Malu-maluin bapak lo tau nggak, badan doang tinggi." Haechan memandang Soobin tak percaya.
Soobin memang benar-benar tak bisa berenang, dulu waktu kecil Soobin pernah terjatuh ke dalam danau yang lumayan dalam. Saat itu kakinya terasa di tarik oleh sesuatu yang kasat mata, ibunya bilang itu adalah naiad yang sedang berbuat usil padanya, dan sejak itu pula Soobin menjadi takut berenang.
"Gu-gue takut tenggelem," Soobin membayangkan kembali kejadian belasan tahun silam, saat dia masih kecil.
"Papa lo nggak bakalan ngebiarin lo tenggelam, percaya ama gue."
Soobin menimbang-nimbang perkataan Haechan, dia memang anak dewa laut jadi ayahnya tidak mungkin membiarkan anaknya tenggelam. Tapi apakah ayahnya peduli padanya? Soobin bertanya-tanya dalam hati.
"Nggak usah sampe tengah laut Bin, di pinggir aja, yang cetek." Haechan mencoba membujuk Soobin, agar mau masuk ke air.
Soobin melihat ke arah pinggiran laut yang berbatasan dengan pantai. Soobin menelan salivanya dengan berat, ia masih takut jika makhluk apapun itu—naiad atau roh laut—menariknya dan membuatnya tenggelam.
"Ayo lah Bin, gue takut tambah item nih." Haechan sedikit menarik Soobin, tidak terlalu keras tapi ia berusaha membuat Soobin mau melangkahkan kainya ke air laut.
Soobin tampak berpikir sejenak, kalau ayahnya masih peduli padanya, ia tak akan membiarkan Soobin tenggelam bukan?
Soobin melangkah sedikit gontai menuju air laut, Haechan disebelahnya memegangi Soobin agar ia tidak jatuh. Soobin terus melangkah hingga kakinya menyentuh air, ada sebuah sentakan di perutnya setelah ia menyentuh air. Soobin masuk terus ke dalam air hingga sebatas lutut, seketika tubuhnya terasa ringan.
Luka di tangan Soobin perlahan menghilang dengan sendirinya, rasa pegal dan perih di tubuhnya turut menghilang. Kini Soobin dapat berdiri tegak, tubuhnya kembali seperti semula, tak ada lagi luka, tak ada lagi rasa perih dan pegal yang ia rasa.
"Woah, gue tiba-tiba aja ngerasa enakan badanya." Soobin berseru kegirangan, lalu melihat ke arah tangan kanannya yang terdapat luka sepanjang sepuluh senti yang menjadi semakin kecil, lalu menghilang tanpa meninggalkan bekas. "Lukanya juga hilang,"
"Gue bilang juga apa," Haechan kini telah melepaskan tangannya dari tubuh Soobin, karena ia sudah bisa berdiri dengan tegak tanpa perlu dipegangi lagi. "Yuk balik, gue nggak betah lama-lama di pantai."
Soobin pun mengangguk, lalu ia bersama Haechan berjalan ke luar air kembali menuju perkemahan. Saat kembali ke perkemahan, Haechan mengajak Soobin pergi ke sebuah tempat yaitu, sebuah pondok yang lumayan besar yang berada di pinggir pekemahan dekat dengan pantai.
Soobin menurut saja, karena jujur ia bingung ingin melakukan kegiatan apa. Sesampainya di pondok besar tersebut, Soobin dan Haechan masuk ke dalam, betapa terkejutnya Soobin saat melihat teman-teman yang seumuranya sedang duduk melingkar di tengah-tengah pondok. Beberapa mungkin tak asing dimata Soobin, tapi ia juga melihat anak-anak yang tidak dikenalnya juga.
"Eh Soobin, udah sadar lo."
"Widih, akhirnya ada juga turunan Poseidon di sini."
"Alhamdulilah lu nggak mati ya, Bin,"
Dan masih banyak lagi kata-kata sambutan yang ia dengar, saat yang lain melihat ia dan Haechan datang.
Soobin cuman senyum aja menanggapi sambutan tersebut, lalu seseorang datang menghampirinya. Dilihat-lihat sih dia seumuran ama Soobin, lumayan ganteng, tapi dia tersenyum aneh saat melihat Soobin.
"Lo pasti Soobin, anaknya dewa laut." Laki-laki tersebut mendekat ke arah Soobin.
Soobin mengangguk, nggak tau mau jawab apa. Soalnya aura yang dikeluaran ama laki-laki tersebut menurut Soobin aneh, ditambah senyum mengintimidasi yang dia berikan.
"Eh Bin, sejak kapan lo disini?" Tiba-tiba saja Hyunjin mendatangi Soobin.
"Udah agak tadi,"
"Oh ya kenalin, ini namanya Minho. Dia anak Hermes juga, saudara tiri gue." Hyunjin memperkenalkan laki-laki yang ada di depan Soobin, yang tak lain bernama Minho tersebut.
Soobin tersenyum tipis ke arah Minho, namun tak berani menatap laki-laki tersebut terlalu lama. Minho memang telah merubah senyumnya, tapi aura yang dikeluarkanya membuat Soobin takut menatapnya lama.
"Oh ya, ini tempat apaan?" Soobin bertanya sambil melihat ke sekeliling, ia mencoba menghilangkan pikiranya tentang Minho.
"Ini bisa dibilang basecamp-nya anak-anak 00Liner. Jadi disini isinya cuman anak-anak kelahiran tahun 2000. Kalau si Minho lebih tua dari pada kita, tau tuh anak aneh ngapain dah disini." Jelas Haechan disebelahnya.
Soobin hanya ber-Oh ria sambil menengok ke sekeliling. "Gabung duduk di sana, yuk Bin." Haechan mengajak Soobin untuk duduk bersama temanya yang lain. Soobin mengangguk dan berjalan menuju tengah-tengah pondok.
Jadi selama mereka semua ngobrol Soobin lebih banyak diem, nggak tau mau ngomong apa.
Soobin cuman liat temennya satu-satu, ia hanya tak meyangka ternyata mereka semua yang ia kenal adalah seorang anak dewa.
"Katanya ini basecamp anak milenium kan? Terus yang lain mana?" Soobin bertanya setelah melihat ke sekitar dan tak menemukan Felix, Jinyoung, Renjun, Sunwoo, dan Jaemin.
"Yang lain sibuk sama kegiatannya sendiri. Si Jinyoung ama Renjun lagi dikebun strawberry, mereka yang ngurusin kebun itu. Secara Si Jinyoung itu kan anaknya Dionysus, dan Renjun anaknya Demeter." Jelas Hyunjin.
"Kalo Felix mah sibuk dia, maklum dia tergolong anak pinter yang susah disuruh anteng. Jadi dia milih buat ngerjain banyak kegiatan, termasuk latihan tambahan memanah." Kali ini Haechan ikut menjelaskan.
"Nah, si Jaemin pasti sekarang lagi perawatan ato nggak palingan juga lagi tidur di pondoknya. Anak-anaknya Aprhodite biasa, skincare-an mulu. Nah kalo Sunwoo itu dia nggak disini." Hyunjin kembali menjelaskan.
"Kenapa? Bukanya dia juga sama kaya kita?" Soobin bertanya sambil menengok ke sekitar untuk mencari Sunwoo, namun ia tak melihatnya disekitarnya.
"Dia anaknya Hades, disini nggak ada pondok buat anaknya. Sama kayak di olympus dia juga ngga punya singgahsana disana." Minho ikut bicara.
Soobin hanya mengaguk, ia masih mencoba menerima keadaan tentang dirinya dan teman-temannya.
"Kalo dia anak siapa?" Tanya Soobin sambil menunjuk seseorang di pojok pondok, yang sejak tadi Soobin lihat tidak ikut berkumpul bersama yang lainnya.
Otomatis semua yang sedang melingkar menoleh ke arah yang ditunjuk Soobin, namun laki-laki yang ditatap oleh semua orang yang berada di pondok hanya melirik sekilas ke tengah-tengah pondok dan memutar bola matanya malas.
Laki-laki tersebut tampak tak peduli dengan orang-orang yang berada di pondok tersebut, bahkan ia tak peduli dengan apa yang sedang mereka bicarakan, entah itu tentang dirinya atau bukan. Tapi entah kenapa, Soobin merasa penasaran dengan laki-laki tersebut.
°♆
Akhirnya update:)
Ohya, btw dewanya mau pake visual artis kpop kagak? kalo iya kasih request dong:v
Votement <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood
Fanfiction♆|ft. 최 수빈 ↷ Soobin ❝Siapa menyangka seorang Choi Soobin adalah demigod?❞ Start ::22-04-2020 (( higest rank )) #1 blessing -030920