Satu bulan telah berlalu, namjoon mulai terbiasa dengan rutinitasnya. Seperti memasak untuk haesoo, mengajaknya bermain diruang bermain atau di taman sesekali taehyung dan jimin akan bergabung jika mereka punya waktu luang. Ia juga mulai terbiasa dengan dad jokes yang dilontarkan seokjin saat ia berkunjung. Terbiasa menanggapi hoseok yang kelebihan tenaga saat mengobati lukanya jika jimin sedang ke kampus. Bahkan tubuhnya juga mulai terbiasa dengan hukuman-hukuman yang yoongi berikan saat ia berbuat salah meski hanya kesalahan sepele sekalipun.Satu hal yang membuat namjoon belum terbiasa adalah bagaimana seorang jeon jungkook yang selalu mengikutinya kemanapun saat pria bergigi kelinci itu berkunjung ke mansion yoongi. Awalnya namjoon tidak terlalu peduli, tetapi lama-kelamaan dia jadi risih dan sedikit tidak nyaman. Bayangkan saja setiap kali mengalihkan perhatian kemana saja kau bisa melihat sosok itu di dekatmu. Apa kau tidak risih? Meskipun jungkook tidak melakukan hal-hal aneh, tapi tetap saja itu sedikit mengganggu namjoon. Semakin namjoon menolak pria kelinci itu semakin gencar mengikutinya, bahkan kekamar mandi sekalipun. Rasanya namjoon ingin memarahinya saja, tapi mengingat posisinya ia tidak mungkin melakukan itu bisa saja hal itu membuat yoongi marah dan menghukumnya. Secara jungkook adalah maknae kesayangan semua orang dan ia hanya tawanan tidak ada yang akan membelanya meski ia berada dipihak yang benar sekalipun.
Sepertinya hari ini ia juga harus meladeni kerandoman seorang jeon jungkook, bagaimana tidak pria itu memasuki mansion sambil berteriak-teriak memanggil namjoon dengan beberapa alat lukis dipunggungnya. Matanya berbinar senang saat menemukan namjoon. Tanpa basa-basi ia langsung menarik namjoon menuju taman.
"Hyung, temani aku melukis hari ini" pintanya setelah mendudukkan namjoon dibangku taman. Lalu merogoh kembali tasnya dan mengeluarkan beberapa buku.
"Hyung bisa baca buku saja agar tidak bosan, aku tidak tau buku yang hyung suka jadi aku beli saja beberapa dari penulis terkenal" sambungnya dan menyerahkan buku-buku itu pada namjoon.
Namjoon mengangguk kecil, menyetujui permintaan jungkook. Ia hanya tidak ingin kelinci berotot satu itu terus-terusan merengek padanya jika tidak dituruti. Pernah sekali ia menolak menemani jungkook pergi membeli susu pisang kesukaannya, jungkook terus mengikutinya dan tidak berhenti merengek hingga hoseok menariknya pergi menjauh dari namjoon barulah namjoon bisa melanjutkan aktivitasnya.
.
.
.Namjoon cukup menyukai buku yang tengah ia baca, suasana ditaman juga sangat mendukung. Angin berhembus sepoi-sepoi, matahari sore yang tidak terlalu terik membuat namjoon nyaman hingga tidak sadar jika jungkook terus memperhatikannya dengan seksama. Lalu menggores kanvas putih miliknya membentuk pola dan siluet orang yang tengah diperhatikan.
Tangannya begitu lihai, bahkan sketsa kasar sudah ia selesaikan dengan cepat. Ia bersenandung senang karena objek lukisannya sama sekali tidak sadar dan begitu fokus pada bacaannya. Ia tertawa kecil saat mendapati namjoon yang mengerutkan kening ketika sulit memahami makna tulisan yang sedikit kompleks. Tapi baginya, reaksi namjoon justru terlihat lucu.
Jungkook kembali melanjutkan kegiatannya. Kini ia mengeluarkan botol cat berbagai warna. Mencampurkan beberapa warna untuk mendapat warna yang ia inginkan. Lalu mengusapkannya pada lukisannya. Hingga 2 jam berlalu, lukisan jungkook selesai dengan sempurna. Ia tersenyum puas melihat lukisannya sendiri. Tampak seperti objek aslinya dan sangat indah. Ia bahkan menatap lukisannya tanpa berkedip mengagumi bakatnya sendiri hingga tidak sadar dengan keberadaan namjoon disampingnya.
"Kook-ah" panggil namjoon sambil menepuk bahu Jungkook pelan membuat sang pemilik terkejut bukan main. Bahkan ia hampir mengumpati namjoon karena membuat ia terkejut.
"Aaahhh hyung .. !! Kau mengagetkanku" protesnya pada namjoon.
"Maaf, tapi aku sudah memanggilmu beberapa kali tapi kau tidak juga menjawab.. apa kau sudah selesai? Sebentar lagi makan malam, aku harus memasak makan malam untuk haesoo"