Happy Reading ... 😊.
.
.
."Mulai hari ini kau akan jadi pelayan pribadiku" ucap yoongi pada namjoon," aku tidak akan memaksamu untuk selalu berada didekatku, cukup siapkan keperluanku sebelum kerja, mengantar makan siang baik kekantor atau keruang kerjaku dan keperluan lainnya saat aku pulang kerja, bagaimana?" Tanya yoongi.
Namjoon tidak menjawab dan masih meremat bajunya takut.
"Aku tau, kau masih tidak nyaman berada didekatku. Bahkan saat ini kau bersikap was-was dan menjaga jarak dariku. Tapi jujur saja aku sedikit terganggu dengan itu, dan aku sedang mencoba memperbaikinya. Maaf sudah membuatmu harus menderita dan mendapat penyakit itu, aku mengaku salah dan benar-benar menyesal. Kau tidak perlu memaafkanku, kau juga tidak perlu menahan diri. Kau bisa memukul atau berteriak marah padaku jika aku mulai membuatmu merasa tidak nyaman atau sebagainya, aku tidak akan melawan apalagi balik memukulimu. Aku akan menerima semua kemarahanmu. Saat ini juga kau bisa melampiaskan semuanya padaku, aku akan menerimanya jika itu bisa membuatmu sedikit bernafas lega. Aku juga bersedia kau hukum seperti aku menghukummu waktu itu, agar kau dapat balasan yang setimpal meski tidak sebanding dengan apa yang kau rasakan" ucap yoongi. Wajahnya menunduk dalam menunjukkan rasa bersalah dan penyesalan yang ketara. Tidak ada lagi wajah datar dan kaku yang biasa namjoon lihat. Tidak ada lagi mata penuh intimidasi yang menatapnya tajam, yang ada kini hanya mata yang bergerak gugup tidak berani menatap lawan bicaranya secara langsung. Suara yang selalu memaki dan membentaknya,kini tergantikan dengan suara lembut penuh pengertian dan tutur kata yang baik.
Namjoon hanya terpaku ditempatnya, tidak tau harus bereaksi seperti apa. Perkataan yoongi membuat otak jeniusnya lambat mengolah informasi. Perubahan sikap yoongi yang seperti siang dan malam dengan yang sebelumnya benar-benar membuat namjoon terkejut dan diam termangu tidak tau harus bagaimana. Disatu sisi ia masih sangat takut pada yoongi. Disisi lain ia cukup bersyukur yoongi mulai memperlakukannya dengan baik dan mau mengaku salah. Tapi ia masih tidak yakin, apa yoongi benar-benar tulus. Namjoon tau bagaimana licik dan kejamnya seorang mafia yang tidak akan berbelas kasihan pada orang yang berani mengganggu teritori mereka. Meski namjoon bisa melihat penyesalan itu dimata yoongi, tetap saja hatinya memberi sekat untuk memaafkan yoongi sepenuhnya. Tak ada gading yang tidak retak, begitu pula dengan hati manusia. Sebaik dan sepemaaf apapun, sekali tersakiti tetap saja luka itu akan membekas dan menimbulkan dinding pembatas agar tidak jatuh pada lubang yang sama.
Melihat keterdiaman namjoon, yoongi hanya pasrah. Jika namjoon menolaknya, mungkin setelah ini ia akan membebaskan namjoon dan menerima kemarahan putranya. Ia tidak bisa terus menahan namjoon, ia tau berada disini hanya akan membuat namjoon teringat semua kenangan buruknya dan membuat traumanya kambuh kapan saja. Yoongi sudah berjanji tidak akan menyakiti namjoon lagi, baik itu secara fisik maupun mental. Jadi jika namjoon meminta untuk dibebaskan maka yoongi akan memenuhinya, dan berusaha untuk tidak muncul lagi dihadapan namjoon kedepannya. Memberikan kehidupan yang layak dan nyaman untuk namjoon, yoongi juga akan menanggung semua kebutuhan namjoon berapapun itu jika itu bisa sedikit menebus kesalahannya pada namjoon.
.
.
.Setelah pembicaraannya dengan yoongi tadi, namjoon memilih meninggalkan ruangan yoongi tanpa sepatah katapun. Dan menenangkan diri ditaman.
"Eoh hyung, sedang apa" tanya taehyung yang mulai mendudukkan diri disebalah namjoon.
"Aku .. sedang menenangkan diri" jawab namjoon pelan.
"Apa yang mengganggumu?Apa masalahnya begitu berat?" Tanya taehyung penasaran.
Namjoon menoleh, menatap taehyung dalam lalu mengangguk dan memutar kepalanya keposisi awal.