Taman.
"Lo sini dulu ya!" ujar Rio meninggalkannya salah satu bangku. Bangku itu tepat menghadap air macur yang terlihat bisa saja. Keluar dari tempatnya lalu mengalir dan terus begitu. Entah kenapa orang-orang mau malihat air yang keluar masuk itu berkali-kali. Sementara Er yang sangat menyukai segala sesuatu yang berbau imut pun sudah sangat tidak tetarik dengan air itu.
Beberapa saat kemudian, Rio kembali membawa dua buah es krim dan memberikan satu untuk Er. Ia mulai bicara.
"Er, lo suka gue kan?" tanyanya sambil memandang gadis di sampingnya itu. Gadis itu bingung, tapi sebuah anggukan kecil berhasil dibuatnya.
"Trus kenapa lo ga cari tau gue suka cewek yang kayak gimana?" tanyanya penasaran
"Karena aku mau bikin kak Rio suka aku apa adanya! Kalau aku berubah nanti kakak sukanya bukan sama aku tapi sama orang lain. Lagian kalau aku berusaha ngubah diriku, dan kakak suka sama aku. Suatu hari aku pasti bakalan balik ke diri aku yang sebenarnya, dan kakak ga suka aku lagi. Aku ga mau sakit" ujarnya polos sambil menjilati eskrim yang digenggamnya.
Disisi lain, Rio terdiam. Bukan jawaban seperti itu yang sbenarnya ia harapkan. Bukan. Tapi, entah bagaimana kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Mulut yang bisanya meneriakkan teriakan-teriakan nyarin yang selalu sukses membuat lemparannya membentur ring. Teriakan yang selalu ingin ia hindari.
Setelah sekin lama, Rio masih diam terpaku. Lalu berbicara
"Jujur, gue ga nyangka kata-kata sedewasa itu bisa keluar dari mulut lo! Tapi, sebenernya lo ga perlu ngubah apa pun tentang lo untuk jadi cewek yang gue suka. Gue cuma mau lo jadi lebih baik lagi. Perasaan orang bisa berubah kapan aja. Mungkin hari ini lo suka sama gue. Tapi, besok? Ga ada yang tau. Jadi, menurut gue berubah jadi lebih baik itu ga salah. Coba deh jadi cewek yang anggun. Lo pasti lebih baik lagi dari ini" ujarnya tersenyum memalingkan wajah pada awan-awan putih di atas sana.
Gadis itu terdiam. Tapi masih terus menikmati eskrimnya.
.
.
.
--
Kamar Er
Ditatapnya cewek yang pantulannya ada di cermin dihadapannya. Dia manis, cantik pula. Dipasangnya seulas senyum yang biasanya ditampakkannya di depan pangerannya itu. Dia cantik! Senyumnya manis, dia mengakuinya. Harusnya dengan mudah kak Rio menyukainya. Namun, ada satu hal yang mengganjal di hatinya. Dia benar-benar seperti ...
...anak kecil.
"Yeah! Gue tauk! Gue tauk! Gue kayak anak kecil kan? Sementara kak Rio suka cewek dewasa! Yang bawa buku kemana mana! Yang cekikikan! yang punya otak keren dan sering pake rok super feminim!Gue bisa dengan mudahnya ngubah penampilan! Tapi kenapa dia ga bisa suka gue yang kayak gini sih?" teriaknya itu pada teddy cokelat yang sama sekali gak bersalah sesaat setelah berhasil membanting tubuhnya di tempat tidur.
Tapi, kalau emang kak Rio sukanya sama cewek dewasa ngapa gak di coba aja sih? Ga ada salahnya juga kan? berubah jadi lebih baik itu ga ada salahnya! ujar sesuatu dalam dirinya.
Cewek itu kembali duduk di depan cermin yang menampakkan wajahnya yang bingung itu. Diperhatikan setiap inchi tubuhnya yang benar-benar kekanak-kanakan. Rambut. Perlahan dilepasnya kucir kuda dengan pita pink besar dikepalanya. Rambut itu kini dibiarkannya tergerai, ia selipkan beberapa helai poni kebalik telinganya. HANYA ITU!
Dilihatnya sosok yang menurutnya cantik dan begitu DEWASA! Ugh, semudah itu kah? Kenapa gak dari kemarin-kemarin pikirnya.
.
.
.
--
Matanya menyisir lapangan basket yang ramai seperti seharusnya. Mulai dari yang berlalu-lalang atau cowok-cowok tinggi yang asyik berbasket ria. Entah kemana cowok itu, bukannya biasanya main basket sama temen-temen satu klubnya. Sudah setengah jam lebih Er nungguin di pinggir lapangan. Clingak-clinguk gak jelas. Tiba-tiba...
Nyut....
Rasanya seperti ada belati yang tiba-tiba menikam jantungnya hingga berhenti berdetak. Menembus hingga paru-paru yang mulai terasa sulit untuk bernafas. Matanya berhenti berkedip seketika. Tubuhnya membeku. Tak bisa berkutik.
"Sakit kan? Kemarin baru diajak jalan. Sekarang lo juga udah keliatan dewasa kayak yang dia mau. Tapi sayang ya. Sekarang dia udah jadian sama cewek yang ternyata gak kalah kekanak-kanakannya dari lo! Jangan dipikirin! Cinta emang kadang kejam! Bisa dateng kapan aja dan kesiapa aja! Hukum alam ga bisa diubah!" ujar cowok berkaca mata yang tiba-tiba berjongkok di dekatnya.
------------------------------------
Hmmmeh part ini pasti udah banyak yang tahu. Karena ini udah ada di cerita yang sebelumnya. Kalau udah baca itu pasti udah tau sama kejadian ini. Tapi, buat part selanjutnya asli pengembangan dari otak author sendiri. Jadi, yeah kita liat aja apa jadinya.
Ernet : #dateng tiba-tiba mukulin author. Thor lu sumpah ja'at banget! Siapa cewek itu? Berani-beraninya dia! Jangan bilang itu elo! Thor siapa thor? Thor gue mau ngamuk sama dia!!!! Thor!
Author : Ehhhh enak aja! Kalo lo ngamuk sama dia entar dia gak bisa masuk ke part selanjutnya! Gue ga bisa cari peran pengganti! Udah ga usah lebay! Disini gue yang ngatur! Wahahahahhaha #ketawa Evil lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Banyak Sisi
Novela JuvenilCinta... Setiap orang punya komentarnya masing-masing tentang sepatah kata itu. Tapi, apa pun komentarnya cinta memang selalu punya banyak sisi. Saat lo suka sama seseorang dan lo seneng, mungkin di sisi lain ada yang lagi sakit di sana. Ini cerita...