Jerico, dan kesempurnaannya

1.6K 104 3
                                    

Matahari mulai berganti dengan gelapnya sang rembulan, dimana remaja pria itu, ditampar dan di pukuli berkali-kali oleh Ayahnya.

"KAMU ITU, SUDAH PAPA SEKOLAHKAN MAHAL-MAHAL TAPI TAK BISA MEMBERIKAN NILAI YANG TERBAIK? MAU JADI APA KAMU JERICO?" Jerico terdiam, menikmati rasa sakit yang mulai mengambil alih tubuhnya.

"98? KAU MAU MEMBUAT MALU DIRIKU HAH? PAPA TAK MAU TAHU TAK ADA KATA BERMAIN SAMPAI NILAI MATEMATIKA MU SEMPURNA JERICO!" Ayah Jerico mengurung Jerico didalam kamar, tak membiarkan anaknya berbicara barang sepatah katapun. Jerico sudah biasa, dipukuli lalu dikurung didalam kamar, hanya boleh keluar untuk pergi kesekolah.

"Jerico udah berusaha Pa, Jerico udah berusaha ngasih yang terbaik, tapi kenapa Papa gak mau lihat usaha Jerico? kalau tau bakalan gini, Jerico milih ikut Mama aja" tapi sayangnya kata-kata itu begitu lirih.

Jerico pergi kekamar mandi, membersihkan wajahnya yang sudah terdapat lebam disetiap inci, Jerico menatap wajahnya baik-baik. Wajah tampannya kini telah membiru karna pukulan sang papa.

"Hah" Jerico menghela napas lelah.

Mengapa Jerico tak bisa melawan Ayahnya? Mengapa Jerico tak mampu membuat Ayahnya sadar jika tak ada manusia yang sempurna? Mengapa Jerico tak dibiarkan mengatur hidupnya sendiri?

Jerico lelah, selalu menuruti keinginan Ayahnya yang menuntut Jerico untuk sempurna.

Jerico kembali ke meja belajarnya, membuka buku paketnya perlahan, tak ada cara lain selain ia yang harus menuruti Ayahnya, yang menuntut kesempurnaan.

Padahal, tidak ada insan Tuhan yang sempurna di muka bumi ini.

destroyed [Dream 00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang