"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ANAK SIALAN!" Wanita ke empat di minggu ini. Nando tertawa bangga, lalu mengambil perlahan hewan melata itu. Nando memang memiliki peliharaan yang sedikit tidak normal, contoh nya ular dan hewan reptil lainnya, itu semua tertata rapi di dalam kamar Nando.
"Aih kerja bagus Cer, makan Ayam kita hari ini?" Nando mencium sekilas ular miliknya, namanya Ceri, dan ular itu adalah penolong terbaik Nando untuk mengusir calon-calon ibu tirinya.
Nando memasukkan Ceri kedalam kandangnya, lalu pergi mengambilkan daging Ayam yang baru saja ia beli tadi.
"Nih makan! Besok kalau ada tante-tante rempong, tolongin gue lagi oke?" Nando tersenyum lalu mencuci tangannya, walaupun Ceri itu hewan kesayangan Nando, tapi setiap selesai memegang Ceri, Nando selalu mencuci tangan dengan baik.
"Buset cepet bener ni HP penuhnya perasaan baru gue cas" Nando tertawa kecil lalu menidurkan dirinya ke atas kasur, berusaha mencari posisi ternyaman.
Ceklek...
Nando menghela napas, ia tahu siapa orang yang datang ke kamarnya.
"Nando? Apa lagi yang kamu lakuin? Kamu keluarin ular kamu lagi? Sudah berapa kali Papah bilang, jangan lakuin hal yang macam-macam Nando!" Nando berdecak, tetap fokus kepada handphone miliknya.
"Cuman semacem doang Pah, gak macem-macem" Sanjaya, Papa Nando berdecak kesal.
"Papah udah bilang kan? Papah itu cuman mau yang terbaik buat kamu Nando!" Nando menghela napas, lalu tersenyum, menatap Papanya yang sedang mengusap keningnya yang berkerut, terlihat lelah dengan sikap Nando.
"Nando juga udah bilang kan Pah? Nando gak mau Ibu baru, gak ada yang bisa gantiin Mama" ujar Nando sedikit melirih saat mengucapkan kata Mama.
"Papah tahu, kamu masih butuh kasih sayang seorang ibu Nando! Papah tahu itu! Kamu gak usah berusaha mengelak!" Nando berdecak.
"Nando atau Papah yang butuh kasih sayang? Kalau Nando gak butuh kasih sayang Ibu kok, yang Nando butuhin itu kasih sayang Mama, kalau Papah emang mau Nando dapat kasih sayang seorang Ibu, buat Mama balik ke Nando lagi, bukan dengan cara bawa Wanita lain, asal Papah tau aja, gak ada orang yang bisa gantiin Mama! Gimana mau gantiin? Ketemu Ceri aja langsung jerit-jerit, beda sama Mama, Ceri mah diciumin bukan di teriakin" ujar Nando lalu kembali membuka Handpone miliknya.
"Kamu ini bercanda? Kamu suruh Papah jemput Mama kamu kedalam tanah?" Nando mengangguk.
"Bukan Papah yang jemput Mama, seharusnya Mama yang jemput Papah, biar masuk tanah sekalian" Ayah Nando memukul pintu kamar Nando, tersulut emosi karna ucapan Nando.
"Kamu doain Papah mati?" Nando menggeleng, lalu duduk dari kegiatan berbaringnya.
"Nando gak doain Papah mati kok, cuman Nando gak mau Papah masuk neraka, karna ngelakuin zina tiap hari, Nando aja capek ngelihatnya, apalagi malaikat pencatat dosa" Nando mengambil handuk lalu berjalan ke arah kamar mandi.
"Udah deh Pah, Nando mau mandi, bau si Ceri masih lengket di kaos Nando, btw mending Papah beli samsak tinju deh, kasian, yang biasanya Papa jadiin samsak tinju udah duluan ke tanah"
~*~
Jika kalian berfikir Nando tidak sopan dengan Ayahnya, Nando tak akan menampik hal itu, karena itu memang benar adanya. Nando memang sering terkesan kurang ajar, tapi itu semua karna Nando yang lelah dengan sikap sang Papa.
Hampir setiap hari, Papa Nando akan membawa wanita kerumah, dan bermain-main dengan wanita itu, Nando ingin mengusir, tapi Nando tak ada hak untuk mengusir, karna Nando bukanlah pemilik rumah itu.
Atau jika tidak membawa wanita kerumah, wanita-wanita itulah yang akan datang kerumah, dan mengaku jika ia adalah calon ibu Nando. Dan pada saat itulah, Ceri akan melakukan tugasnya.
Jika kalian bertanya, dimana Mama Nando? Mama Nando telah pergi untuk selamanya, sejak dua tahun lalu, jika kalian bertanya, apakah Nando bersedih akan hal itu? Jawabannya, antara ya dan tidak.
Ya, karna anak mana yang tak sedih saat ditinggalkan untuk selamanya oleh seorang ibu?
Dan tidak, karna dengan begitu, Mamanya tak perlu lagi menjadi samsak tinju bagi Papanya ketika Papanya sedang marah.
Tapi, Nando sering merindukan Mamanya, Nando sering rindu saat-saat Mamanya memasak dan dirinya mengganggu Mamanya dengan kedok membantu. Atau saat-saat dimana ia bermain dengan reptil bersama Mamanya. Kecintaan Nando dengan hewan reptil turun dari sang Mama.
Malam ini, Nando menatap bintang, dengan segelas kopi di sebelahnya, ia tersenyum saat melihat bintang yang paling bersinar, dulu saat masih kecil, Mama Nando bilang, jika Nando rindu kepada seseorang yang sudah meninggal, tataplah langit malam, jika ada bintang yang paling benderang, berarti orang yang dirindukan juga merindukan kita.
Nando tahu, itu hanya sebuah cerita, tapi sampai sekarang Nando masih melakukan hal yang sama pada saat merindukan Mama, menatap langit malam, dan mencari bintang yang paling terang.
"Mama Nando rindu"
KAMU SEDANG MEMBACA
destroyed [Dream 00L]
Teen FictionCerita empat sekawan, dengan lukanya masing-masing