Kisah Abian, sebagai sulung

449 64 2
                                    

Abian, bukan hanya memiliki 'adik' di pertemanannya, Abian juga memiliki adik kandung, lebih tepatnya dua adik kandung. Adik pertamanya, seorang remaja laki-laki yang hanya berbeda dua tahun dengan Abian, namanya Cleon, biasanya Abian memanggilnya dengan Cley. Kadang Abian heran, mengapa nama adiknya bisa sekeren itu, terdengar seperti orang dari luar negri.

Adik kedua Abian, seorang perempuan, berbeda empat tahun dengan Abian, namanya Naazima, jangan lupa double A, kalau tidak, bisa marah dia.

Sesuai namanya, Naazima pandai bersajak, ia dapat menuliskan kata-kata penuh makna dibukunya, dari pada marah tidak karuan, Naazima akan memilih duduk, membuka buku pinknya, dan menuliskan sajak disana. Padahal Naazima baru berusia tiga belas tahun, tapi ia sudah pandai memainkan kata-kata.

"Adek? Abang cley dima?" Naazima mengerjap, menggeleng perlahan, tanda bahwa ia tak tahu, abangnya, Cleon, dimana.

"Gak tau, kayaknya keluar, gak bilang sama Naazim" Abian menghela napas, melihat jam di dinding, sudah hampir pukul delapan malam, kemana perginya bocah lina belas tahun itu? Abian sudah menelepon Cleon beberapa kali, tapi tak ada jawaban, bahkan Handpone Cleon tidak aktif.

"Kakak keluar dulu, nyari abang, adek dirumah sendiri gak papa kan?" Naazima mengangguk, lalu menyalimi Abian.

"Hati-hati ya kakak!" Abian mengangguk, menutup pintu rumahnya, dan mulai menyusuri jalanan, mencari adiknya.

Abian membenarkan kacamatanya, memperluas jarak pandang, agar dapat menemukan adiknya dengan segera.

Abian melangkahkan kaki menuju lapangan. Di kompleks perumahan Abian, ada lapangan yang sering didatangi remaja. Biasanya, saat malam, ada beberapa orang disana.

Abian menatap lapangan, kosong! tak ada orang disana, Abian menghela napas.

"Cley? dimana sih?" Abian memutar langkahnya.

Abian melangkahkan kakinya ke rumah kosong di ujung kompleks, entah mengapa, Abian berfirasat jika Cleon ada disana.

Abian menatap rumah kosong itu, ada cahaya remang-remang dari bagian belakang rumah.

Abian melanjutkan langkah kakinya kesana, menutup mata, saat sadar, jika banyak remaja yang tengah menghirup lem, bahkan beberapa sudah kehilangan setengah kesadarannya.

"Udah cley, coba aja, mabok sekali-kali, abang lo gak akan marah kok, namanya anak laki, wajar lah kalau nakal dikit" Abian memutar tubuhnya, ia melihat Cleon disana, tengah duduk dengan beberapa orang, yang bahkan namanya siapa saja, Abian tidak tahu, tapi yang jelas, Abian tahu, orang-orang itu bukanlah orang yang baik.

"Cobain deh sensasinya" Abian menghela napas, ia tetap diam, memperhatikan apa yang Cleon lakukan.

Cleon mulai mengambil sapu tangan yang diberikan oleh seorang pemuda, ia mulai menghirupnya, Abian tersenyum tipis, mengambil minuman keras, yang tergeletak ditanah. Isi minuman keras itu masih penuh, bahkan belum terbuka sama sekali.

"Sekalian aja Cley, nih minum, biar sekalian mabok nya, apaan cuman ngirup lem gitu? Gak modal banget" Abian memberikan botol minuman keras kepada Cleon, Cleon terkejut bukan main, saat melihat Abangnya ada disana.

Cleon membuang jauh-jauh sapu tangan yang tadi sempat ia hirup. Beberapa pemuda membuang muka, saat tahu, siapa yang datang menemui Cleon.

"Lanjut aja, tapi Cleon nya gue bawa pulang ya" Abian tersenyum ramah, lalu melemparkan botol minuman keras itu ke salah satu pemuda, dan ditangkap dengan baik, ia membawa Cleon, pulang kerumah.

Diperjalanan pulang, mereka hanya diam, tak ada yang bicara, Cleon tak berani untuk mengeluarkan suara.

"Kakak pulang" Naazima tersenyum, kearah Abian.

"Naazim udah makan dek?" Naazima mengangguk.

"Tidur ya? Udah jam sembilan, besok sekolah" Naazima melihat ke arah Cleon yang hanya diam, menatap ke arah lantai, lalu Naazima mengangguk.

"Naazim bobo dulu ya kakak, abang, selamat malam" Abian membalikkan tubuhnya, memperhatikan Cleon yang diam tak berkutik. Ia duduk di kursi ruang tamu.

"Ngapain berdiri terus Cley? Duduk" Cleon duduk di sofa, sedikit jauh dari Abian, Cleon tahu, Abian sedang marah.

"Dari kapan, main sama orang-orang kaya gitu?" Cleon diam, tak menjawab apa-apa.

"Denai batanyo, ndak kan waang jawek? Atau udah gak kamu anggep lagi aku sebagai kakak kamu?" Cleon menggeleng cepat.

"Maaf kak"

"Kakak nanya Cley, bukan mau kamu minta maaf" Cleon menunduk dalam.

"Udah semingguan" Abian mengusap wajahnya kasar.

"Kamu tau kan itu gak baik? Kenapa kamu ikutin? Mau jadi anak brandalan kamu? Ngelem-ngelem gitu? Kamu kira itu ada faedahnya? Apo faedah e denai tanyo? Dak ado do kan? Yang ada itu merusak diri kamu!" Cleon masih diam, ia tahu, ini salahnya, jadi Cleon tak akan membela diri.

"Mana cuman ngelem doang lagi? Kok nak iyo, ndak payah tangguang-tangguang, denai boli an, tapi abih an dih? Berapa kamu maunya? 20? 30? 40 botol? Kakak beliin, tapi harus habis malam ini jugak" Cleon menggeleng kencang, ia menahan air matanya yang ingin keluar.

"Maaf kak, gak Cley ulang lagi"

"Lah? Baru gini aja udah nangis? Gitu mau mabok-mabok kan?" Cleon benar-benar menangis, ia takut, tak pernah Abian marah sampai seperti ini. Abian diam saat melihat Cleon menangis, ia menutup mata, berusaha meredam emosi nya. Mereka hening beberapa saat, hanya suara Cleon yang tengah menangis terdengar.

"Kakak tuh tau, kamu tuh lagi puber, lagi dimasa pengen nyobain semuanya, tapi gak semuanya bisa kamu coba Cley, kamu pasti tahu, kalau yang kamu lakuin itu salah, tapi kamu menampik itu, karna rasa penasaran kamu, kakak gak akan nyalahin rasa penasaran kamu, kakak gak marah sama kamu, kakak lebih kecewa sama diri kakak sendiri, karna gak bisa jagain kamu dari dunia luar" Cleon menggeleng, Abian tak seharusnya kecewa pada dirinya, Cleon yang salah disini, bukan Abian, Abian sudah melakukan tugasnya sebagai kakak dengan baik.

"Atau mungkin, kamu merasa tertekan sama rumah ini Cley? Kakak juga kok, tapi gak seharusnya kamu nyelesaiin ini dengan mabuk gitu, kalau kamu kecewa sama Ayah yang udah bikin keluarga kita hancur, dengan kamu mabuk-mabukkan gitu, berarti kamu udah belajar untuk jadi orang seperti Ayah dimasa depan, kalau udah kayak gitu, apa bedanya kamu sama Ayah? Apa bedanya kamu dengan orang yang kamu benci? Gak ada Cley" Abian mendekat kearah Cleon, lalu memeluk tubuh Cleon erat.

"Kakak tuh, kayak gini, karna kakak sayang sama kamu, gak mau kamu jadi nyesel dimasa depan, banyak cara yang lebih positif yang bisa kamu kerjain, maafin kakak kalau kakak udah marah-marah sama kamu" Abian mengusap sisa-sisa air mata di wajah Cleon.

"Cley juga minta maaf ya? Udah bikin kakak kecewa sama Cley"

"Mana ada! Kamu masih jadi Adek kakak yang paling baik, kakak gak pernah kecewa sama kamu, kamu udah makan apa belum? Kalau belum, di dapur ada makanan, kalau mau angetin aja, kakak mau ngerjain tugas dulu" Abian mengusak rambut Cleon lalu naik kekamarnya.

Yah, Abian melakukan tugasnya sebagai kakak dengan baik.

destroyed [Dream 00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang