11. Keanehan Putera Mahkota

373 75 2
                                    

Semua orang yang tinggal di istana timur pasti tahu bahwa dalam sekali lihat saja, mereka bisa merasakan keanehan putra mahkota Elio De Cassian sejak pagi hari tadi.

Putra mahkota yang biasanya selalu disiplin untuk bangun pagi menjadi bangun lebih pagi lagi. Entah karena ada gangguan pada tidurnya atau memang sedang banyak pikiran, yang pasti perubahaan mood putra mahkota adalah bencana bagi seluruh penghuni istana kekaisaran Arkand.

Contohnya saja saat latih tanding antar kesatria, calon pemimpin kekaisaran itu menjadi lebih buas dari biasanya. Membuat latihan yang biasanya sudah cukup keras berubah menjadi laga antara hidup dan mati.

"Sudah berapa kali kuperingatkan. Jangan lengah saat latihan! Kalian tidak tahu apa saja taktik musuh untuk membawa kalian ke alam baka hanya dalam satu tebasan!" Putra mahkota Elio menancapkan pedangnya ke tanah dan menatap satu persatu kesatria yang dalam hati sedang menjerit agar latihan cepat selesai.

Mereka tidak tahu sebab pasti yang menyebabkan putra mahkota marah besar, namun yang pasti semua itu tidak akan berdampak baik pada latihan rutin mereka.

Neil yang paling banyak menghabiskan banyak waktu di samping putra mahkota lah yang paling tahu penyebab tingkah aneh pria itu.

Dimulai dari kejadian seorang Elio yang biasanya paling malas dalam berekspresi, bahkan tidak bisa menyembunyikan ekspresi tertarik setiap kedatangan surat ke ruangannya. Dan semuanya selalu berakhir dengan Elio yang menghela napas kecewa saat kemungkinan Putri Arcelia  mengirimkannya surat tidak terjadi bahkan setelah seminggu berlalu sejak kejadian di festival berburu.

"Niel, menurutmu kenapa Arcelia tidak lagi berniat untuk mengirimkan surat padaku?" Elio bergumam dengan dahi terlipat. Berkas penting di mejanya dilupakan begitu saja.

Niel yang juga tidak begitu paham atas tindakan aneh putri Arcelia tidak bisa merangkai kata-kata.

Seingatnya, dalam seminggu putri Arcelia bahkan bisa mengirim lima surat yang berisikan pernyataan cinta yang menggebu-gebu hingga terkadang Niel sendiri pun merasa geli. Apalagi putra mahkota yang walau sempat membuka semuanya, namun hanya dalam waktu singkat langsung menyuruh Niel untuk menyimpan surat itu. Merasa tidak tega untuk membuangnya.

Bahkan Niel yakin masih bisa melihat sang putri yang sibuk melayangkan tatapan cinta kepada Elio walau dibalas dengan sikap dingin sebulan lalu di sebuah pesta dansa.

"Mungkin Putri Arcelia sedang tidak punya inspirasi untuk menulis?" ujar Niel tidak yakin.

Elio menggeleng tegas. Pasti bukan itu alasannya. Dia tahu benar bahwa sejak kejadian putri keracunan itu, Arcelia mulai bersikap dingin padanya. Seolah-olah perasaan menggebu yang dia punya seakan telah lenyap dalam semalam.

"Apa dia sudah tidak menyukaiku lagi?" Suara Elio mengecil.

"Tidak mungkin Yang Mulia! Anda adalah pria nomor satu yang paling diincar seluruh putri di kekaisaran! Bahkan sampai saat ini masih ada sekitar sepuluh lamaran dari para putri Marquess dan Viscount yang berdatangan," jelasnya menggebu-gebu. Sekretaris itu sangat yakin dengan kredibilitas putra mahkota yang dia layani.

Namun Elio seakan tuli akan penuturan Niel dan menghela napas. "Jika begitu, kenapa tiba-tiba dia bersikap dingin padaku? Bahkan acara peresmiannya tinggal dua bulan lagi,"

Niel mengerjap. Baru kali ini dia melihat seorang Elio mengeluh selama hidupnya.

Memikirkan asumsi yang paling masuk akal, Niel berujar dengan hati-hati.

"Mungkin saja Putri Arcelia sudah menemukan pria lain—"

Pena yang Elio genggam patah menjadi dua bagian.

The Action of VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang