8

66 15 2
                                    

Ketika aku datang Kyungsoo bersiul-siul, sepertinya suasanya hatinya baik hari ini. "Bagaimana ujianmu?" Tanyaku membuat senyumannya luntur.

"Jangan tanya soal ujian pada Kyungsoo sampai nilainya keluar." Chanyeol membawa sebuah buku catatan kecil ke bangku dekat meja kasir. Aku mengikuti untuk duduk diseberangnya.

"Aku kira dia bersiul senang karena ujiannya lancar." Bisikku pada Chanyeol.

"Aku bisa mendengarnya." Kyungsoo memprotesku dengan lantang.

Chanyeol terkekeh, "Dia selalu saja sensitif ketika nilainya belum keluar, padahal nilainya selalu bagus."

"Bisakah kau berhenti membahas nilai dan ujian?" Protes Kyungsoo kedua kalinya membuat kami menutup mulut.

"Apa yang harus kita buat jum'at ini?" Chanyeol bertanya soal kursus baking. Aku menjadi penentu keputusan untuk kedua kalinya.

"Mmmh cupcake?"

"Baiklah, aku akan memberi beberapa rasa agar kau juga bisa menikmati yang tidak manis." Ucapnya sambil mulai menulis bahan-bahan yang harus dibelinya.

Daffodil menjadi tujuanku setiap hari. Entah itu sebelum pekerjaanku dimulai atau setelahnya. Mendapatkan kopi pagi, duduk minum kopi sambil mengerjakan pekerjaan yang belum kuselesaikan hingga café tutup, atau membantu Chanyeol untuk menutup café. Chanyeol akan mengantarku pulang jika kami selesai terlalu larut.

Pada hari Kamis aku menemani Chanyeol untuk berbelanja bahan-bahan untuk cupcake kami. Aku sangat antusias karena ini pertama kalinya aku pergi ke toko bahan-bahan kue. Aroma vanilla dan kayu manis sangat kuat di toko ini.

Tidak hanya bahan kue, di sana terdapat perlengkapan kue seperti oven, cetakan, dan bahkan perabotan dapur lainnya yang bernuansa hangat.

Aku tidak suka manis, tapi aku selalu menyukai aroma manis. Semua parfum, lotion, serta sabun mandiku mempunyai wangi vanilla, coklat, musk, atau semacamnya.

Chanyeol berkata padaku, "Aku selalu senang jika kesini, baunya membuatku ingat padamu."

Di saat Chanyeol sibuk dengan bahan-bahan yang ia masukkan ke keranjang belanja, aku menemukan sebuah gelas kopi putih dengan gambar kura-kura. Aku mengambil dua dengan warna putih dan hitam. Aku akan memberikan yang berwarna hitam pada Chanyeol sebagai hadiah ulang tahun pada sabtu ini.

Aku membayarnya secara diam-diam bersama lilin kecil yang aku ambil di dekat meja kasir dan langsung memasukkannya pada tasku sebelum Chanyeol mengetahuinya. Aku akan bersungguh-sungguh membuat cupcake pada kursus minggu ini untuk memberikannya pada Chanyeol sebagai kue ulang tahun.

Jum'at malam aku akan tinggal hingga tengah malam bersama Chanyeol dan mengajaknya ke bar milik Sehun. Aku menghubungi Baekhyun untuk mengumpulkan anggota klub bersenang-senang di jum'at malam agar dapat merayakan ulang tahun Chanyeol bersama-sama.

Aku juga mulai akrab dengan Lia, pekerja paruh waktu baru. Aku terkejut dengan diriku sendiri yang bisa bersosialisasi dengan mudah. Padahal sebelumnya aku tak banyak memiliki orang yang akrab denganku. Mungkin karena pengaruh selalu di sekitar Chanyeol, skill keramahanku bertambah.

Chanyeol memiliki pengaruh besar terhadap diriku. Tiap waktu yang ku habiskan dengannya, tiap hari berganti dengan hari yang menyenangkan lainnya. Keserakahan muncul dalam diriku.

Aku ingin memiliki dunia ini. Aku ingin Chanyeol untukku.

""

Jum'at pagi menjadi hari yang berat untukku. Kepalaku seperti dihantam dengan kenyataan 'Hei kau punya masalah yaitu Kim Jongin, kau harus menghadapinya.' Dadaku nyeri saat harus memasuki studio.

Where is My World? (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang