5

64 15 2
                                    

Aku beristirahat seharian pada hari sabtu. Rencananya aku juga akan melakukannya di hari minggu. Daripada beristirahat ini lebih seperti bermalas-malasan dan tidak melakukan apapun. Menjelang siang hari Chanyeol mengirimkan pesan untukku.

Park Gitar:

Aku mendapat seorang pekerja paruh waktu baru hari ini! Untuk merayakannya maukah kau menemaniku berakhir pekan?

Aku merubah nama kontak Chanyeol dengan nama yang lebih sesuai kemarin.

Kim Jennie:

Baiklah, aku akan siap satu jam lagi.

Park Gitar:

Oke! Aku akan menjemputmu satu jam lagi!

Kami pergi ke bioskop untuk menonton film laga kesukaan Chanyeol. Sejujurnya aku tidak mengerti filmnya karena tidak terlalu menyukai film dengan banyak adegan fisik. Mata Chanyeol melebar dari awal hingga film selesai, ia terlihat sangat menyukai filmnya.

Hingga saat kami makan untuk mengisi perut dia masih dengan semangat menceritakan setiap adegan film yang menurutnya seru. Aku memakan pastaku sambil mendengarkannya.

"Kau tidak menyukai filmnya?"

Kedua alisku naik, "Apa?"

Chanyeol meletakkan sendok dan garpunya, ia sudah selesai dengan pastanya. "Film, kau terlihat tidak menikmatinya."

"Maaf, aku tidak terlalu menyukai film laga." Sesalku.

Ekspresi Chanyeol terlihat menyesal, "Astaga harusnya kau bilang padaku, harusnya aku yang meminta maaf karena membuatmu menontonnya."

Kepalaku menggeleng, "Tidak masalah, lagipula aku tidak terlalu tau film bioskop."

"Lalu apa yang kau tonton ketika berkencan di bioskop?"

"Aku tidak pernah berkencan di bioskop." Tentu saja, Jongin adalah kekasih pertamaku. Kami tentu saja tidak berkencan secara publik. Semuanya harus dilakukan diam-diam. Sekarang aku merasa sangat menyedihkan karena tidak pernah berkencan di bioskop.

Chanyeol menyeringai, "Itu artinya kau tidak pernah berkencan."

"Tentu saja pernah! Walaupun cuma satu kali." Suaraku menghilang pada kalimat terakhirku.

Chanyeol tersenyum dengan wajah mengejeknya. "Baiklah-baiklah aku percaya, tapi apakah kau selalu begitu?"

"Apanya?" Sekarang aku juga selesai dengan pastaku, aku meminum lemonadeku untuk menyegarkan tenggorokanku.

"Tidak mengatakan hal yang tidak kau sukai." Chanyeol melanjutkan, "Rekan timmu yang terlambat, orang yang menyerobot tempatmu saat baking, lalu film."

Aku terkejut karena Chanyeol memperhatikan penyerobotan tempat saat baking. "Apa ekspresi wajahku menunjukkan jika aku tidak suka?"

"Tidak, kau terlihat menahan untuk baik-baik saja. Kenapa begitu?"

"Entahlah, aku memang orang yang seperti ini."

Chanyeol menompang dagunya pada tangan kirinya. "Apakah kau nyaman dengan menahannya?"

"Tidak, tentu saja tidak tapi aku tidak bisa mengekspresikan sesuatu yang tidak aku sukai."

"Bagaimana kau tau bahwa kau tidak bisa sedangkan kau tidak pernah mencobanya? Apa aku salah? Kau tidak pernah mencobanya bukan?" Ia melipat tangannya pada meja tempat kami, dan lebih berfokus padaku.

Aku mengangguk, "Kau benar sejak kecil aku terbiasa dengan menahan emosiku agar menyenangkan orang tuaku. Aku selalu dipuji karena sikapku yang baik dan tidak pernah marah mungkin karena itu aku tidak tahu cara mengungkapkan emosiku?"

Where is My World? (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang