4

80 16 4
                                    

Aku melemparkan diriku pada ranjang seusai mandi. Ponselku berbunyi menandakan pesan masuk. Saat aku membuka pesan ada beberapa pesan dari Jongin yang sengaja tidak aku buka, lalu di atasnya terdapat pesan dari Chanyeol.

Park Chanyeol:

Sudah sampai rumah dengan selamat?

Chanyeol menawariku tumpangan ke rumah tapi aku menolaknya. Aku tidak mau menyusahkannya, lagipula café menjadi ramai setelah hujan reda. Sebagai gantinya ia memintaku untuk mengabarinya ketika sampai rumah. Chanyeol memperlakukanku seperti anak kecil.

Kim Jennie:

Sudah.

Ponselku bordering, panggilan masuk dari Chanyeol.

"Ya?" jawabku tanpa menyapa.

"Hanya memastikan bahwa kau benar-benar selamat dan bukan pesan otomatis yang menjawab pesanku."

Aku tertawa samar karena alasannya untuk menelfonku. "Tentu saja aku selamat, aku sudah dewasa dan pulang ke rumah adalah hal gampang yang biasa aku lakukan."

"Kau setengah jam lebih lama dari seharusnya, jarak dari sini ke Myeong-dong hanya sepuluh menit jadi aku pikir ada sesuatu yang terjadi."

"Aku hanya tidak langsung mengabarimu, aku baru saja selesai mandi. Ngomong-ngomong sudah menutup café?"

"Belum, aku harus menunggu sepasang pelanggan yang belum pulang oh mereka beranjak dari kursinya. Aku harus menutup café bye. Terima kasih sudah datang semoga harimu menyenangkan." Terdengar suara ramah Chanyeol kepada pelanggan sebelum ia benar-benar menutup panggilannya.

""

Satu bulan sekali di hari kamis pada minggu ketiga timku mengadakan pertemuan rutin. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mempererat kerja sama. General Manajerku yang mengusulkannya agar tidak terjadi Bu Choi season kedua. Katanya kita harus bertukar pikiran dan mengutarakan hal yang membuaut kita kesal agar dapat membantu satu sama lain.

Jisoo mengusulkan untuk pergi ke café daffodil seusai makan siang. Anggota yang lain setuju karena kopinya yang enak. Aku ikut bangga mendengarnya.

"Hai!" Chanyeol menyapaku saat aku memasuki café terlebih dahulu daripada lainnya. Aku melambaikan tanganku untuk menjawabnya.

Doyoung yang tepat di belakangku merengutkan alisnya menatapku, "Kau sudah akrab dengan pegawai café?"

"Teman lamaku, pemilik café sebenarnya."

Doyoung menjawabnya dengan, "oh."

"Selamat datang, aku akan mencatat pesanan kalian." Kyungsoo terlihat baru saja hadir di kasir sambil merapikan apronnya. "Jennie, seperti biasanya kan?" Tanya Kyungsoo saat menemukanku di kerumunan ini. Aku menjawabnya dengan anggukan.

Teman-teman timku lainnya sedang memesan minuman dan beberapa kue untuk mereka. Chanyeol mengantarku untuk menemukan bangku yang cukup untuk tujuh orang.

"Ada yang berulang tahun?" Tanya Chanyeol saat mengangkat satu bangku tambahan untuk kami.

"Tidak, pertemuan bulanan untuk mempererat hubungan tim." Jawabku sedikt malu dengan konsep pertemuan tidak jelas ini.

"Wah seru sekali, kalau begitu aku akan membuatkan kopi kalian." Chanyeol menuju mesin kopinya. Apa yang seru?

Seperti biasanya rekan timku membicarakan hal-hal yang membuat mereka sulit dan yang lain menanggapi. Taeyong mengeluhkan bagaimana Johnny selalu terlambat untuk pemotretan. Aku yang tidak terlalu tertarik hanya mengaduk-aduk cinnamon coffee latte milikku.

Where is My World? (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang