"Selina, astaga kau serius akan melakukan taruhan dengan teman-teman Jesslyn?" tanya Azura tak percaya.
Selina hanya mengangguk, dia meminum es jeruk yang baru saja dia pesan. "Tentu, kenapa tidak?" tanya Selina santai. Setelah itu, dia kembali membaca buku yang dia bawa.
Ketiga gadis yang ada di sana nampak begitu melongo saat melihat sikap Selina yang tetap begitu tenang. Mereka tidak percaya Selina bisa sesantai itu padahal kini ia tengah menantang murid-murid terpintar di sekolah ini.
Ayolah di sekolah ini, Jesslyn dan teman-temannya diperlakukan layaknya ratu, mereka masuk ke jajaran murid sempurna dan populer, mereka cantik, pintar dan berasal dari keluarga kaya. Lalu ... bagaimana mungkin Selina yang datang dari pedesaan begitu berani menantang mereka semua, bukan mereka merendahkan Selina hanya saja ... ini terlalu sulit dipercaya.
"Selina Victoria, sulit dipercaya baru pertama datang ke sekolah ini sudah begitu menyebabkan banyak masalah." Darel menatap Selina dengan senyum miring diwajahnya, dia ingin mengetahui kemampuan wanita itu, wanita yang sudah berani melawannya dan melakukan taruhan dengan siswi-siswi terbaik di sekolah ini.
Selina tidak membalas ucapan Darel sama sekali, dia hanya melirik Darel sekilas lalu kembali melanjutkan buku bacaannya.
Semua orang yang ada di kantin merasa heran dengan kedatangan Darel yang tiba-tiba karena biasanya, pentolan sekolah ini tidak pernah menginjakkan kakinya di kantin sama sekali.
Melihat Selina yang masih tidak memperdulikannya Darel, merasa sangat kesal, ambisinya untuk mengalahkan Selina semakin tinggi.
"Mengapa kau diam? Apakah sekarang kau tuli dan bisu?" Darel masih mencoba memancing emosi Selina, akan tetapi rupanya perkataannya barusan tidak mempan, Selina masih tetap tenang dan sibuk membaca bukunya.
Teman-teman Selina yang lain sudah merasa takut, bagaimana tidak? Pentolan sekolah ini tengah berdiri dihadapan mereka. Tidak ada yang berani melawan Darel sebelumnya, karena siapapun yang berani melawan Darel akan merasakan seperti berada di neraka saat di sekolah.
Selina masih tetap tenang, dia masih fokus pada buku bacaannya.
Darel yang melihat hal itu sanga merasa kesal, dia langsung mengambil buku yang tengah Selina baca sehingga mau tak mau membuat Selina menatap Darel dengan tatapan tajam. "Apa maumu?" tanya Selina datar.
Darel tersenyum sinis. "Berduel denganku, untuk membuktikan siapa yang lebih hebat diantara kita," jawab Darel dengan nada menantang.
"Tidak tertarik," tolak Selina cepat.
"Kenapa? Apakah kau takut makanya tidak berani melawanku? Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kau bisa saja memukul laki-laki?" Darel masih mencoba menantang Selina. Lelaki itu memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celananya, ditambah seragam atasnya yang acak-acakan menambah kesan bad boy, sehingga kini gaya Darel terlihat lebih tampan dan mampu membuat wanita manapun meleleh karena pesona Darel begitu sulit diabaikan.
"Ah aku tidak menyangka bahwa ternyata Selina Victoria tidak lebih dari seorang pengecut," lanjut Darel sekali lagi. Setelah itu ia terkekeh sinis dan berbalik arah.
Sementara Selina yang baru saja dipanggil pengecut oleh Darel merasa tidak terima, dia mengambil sebuah garpu dan melemparkannya tepat mengenai kepala pemuda itu dan membuat Darel mengaduh kesakitan.
Darel segera membalikkan tubuhnya, dia menatap Selina yang kini sudah berdiri dengan begitu angkuh, dan menatapnya dengan begitu menusuk.
"Well, aku memang memukul laki-laki. Akan tetapi sepertinya kau bukan laki-laki karena begitu berani menantang seorang perempuan, jadi ... siapa di sini yang lebih pengecut?" tanya Selina dengan nada dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love Fairy Tale : Menjadi Penjahat Genius Sejati.
Viễn tưởngSelina Victoria, merupakan seorang genius yang bisa melakukan segalanya dengan otaknya. Sebelum kematiannya, ia membaca sebuah novel yang berjudul 'Endless Love Fairy Tale' sebuah novel Romansa yang sangat laris dan banyak diminati oleh orang-orang...