"Hai Selina, kau sudah datang?"
Selina mengembuskan napas lelah, saat melihat lelaki bertubuh tinggi itu kini berdiri tepat di hadapannya.
Semenjak Darell yang memutuskan untuk mengejar Selina. Lelaki tersebut selalu datang pagi-pagi buta dan memastikan Selina belum datang ke sekolah. Gila memang, siswa yang sering datang terlambat kini menjadi siswa yang datang paling pertama ke sekolah. Alasannya sederhana, apalagi kalau bukan hanya untuk menunggu Selina?
"Minggir." Gadis itu memilih untuk menghiraukan sapaan Darrell. Tidak ada senyum sama sekali di wajah cantiknya, yang ada hanya wajah datar, ciri khas seorang Selina.
"Kalau aku tidak mau?" tanya Darell menantang, seraya memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana sekolah. Sehingga kini penampilannya terlihat semakin menyebalkan di mata Selina.
Malas meladeni ucapan Darell, tanpa basa-basi Selina langsung mendorong Darell begitu saja sehingga membuat lelaki itu menyingkir ke samping. Dan jika ia tidak berpegangan pada pintu kelas, maka sudah dipastikan ia sudah jatuh tersungkur akibat dorongan gadis itu.
Ya, beginilah Selina. Dia paling tidak suka diganggu, sehingga tanpa aba-aba dia langsung menyingkirkan orang yang mengganggunya begitu saja.
Setelah itu, Selina tidak melirik Darell sama sekali, ia memilih abai dan pergi ke tempat duduknya.
Untungnya, hanya ada mereka di kelas ini. Mungkin jika ada murid-murid lain di dalam kelas, mereka akan menahan napas karena melihat adegan barusan. Pasalnya, mereka masih belum terbiasa jika ada orang lain yang begitu berani terhadap Darell.
"Kasar sekali," ucap Darell sambil menyunggingkan senyum tipis, tak lupa tangannya ia gunakan untuk merapikan seragam sekolahnya yang padahal tidak kusut sama sekali.
Darell berjalan menghampiri bangku mereka, dia duduk tepat di sebelah Selina. Dan memperhatikan gadis itu yang tengah membaca buku tebal yang selalu ia bawa kemana-mana. Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela, membuat Selina kini terlihat begitu menawan di mata Darell.
"Apakah kau tidak memiliki kesibukan lain selain melihatku sampai seperti itu?" tanya Selina seraya membuka lembar buku berikutnya. Dia tidak menatap Darell sama sekali, matanya terus fokus kepada buku, tapi dia tahu bahwa sedari tadi Darell terus memerhatikannya.
"Selina, apa kau tahu? Bahwa kau begitu menawan dan cantik?"
Bukannya menjawab pertanyaan Selina, Darell malah mengajukan pertanyaan lain yang terdengar konyol di telinga gadis itu.
Hening ...
Selina tidak menjawab pertanyaan Darell sama sekali. Baginya, itu adalah pertanyaan retoris yang sudah ada jawabannya.
"Kau begitu cantik dan menawan, sayangnya kau terlalu dingin dan berbahaya," lanjut Darell yang lagi-lagi tidak dihiraukan. Dia menatap Selina begitu intens, seolah-olah tidak ada hal menarik lain di dunia ini selain gadis tersebut.
"Tapi tidak apa-apa, aku selalu menyukai hal-hal yang indah dan berbahaya, bukankah biasanya seperti itu? Hal-hal yang cantik di dunia ini, menyimpan durinya sendiri."
Selina yang mendengar ucapan Darell hanya menyunggingkan senyum sinis. Ia tidak mengerti dengan perkataan aneh tersebut. Ia sama sekali tidak tertarik dengan Darell, karena lelaki dengan gelar bad boy seperti Darell sama sekali bukan tipenya. Jadi, mau bagaimanapun Darell bersikap kepadanya, Selina memilih untuk tidak peduli.
"Apakah kau tidak tertarik padaku?"
Tiba-tiba saja, Darell mengajukan pertanyaan lain.
"Tidak." Selina menjawab dengan tegas, tidak ada jejak keraguan sama sekali sehingga membuat Darell tertawa keras saat mendengar jawaban Selina.
Sebelumnya, tidak ada satupun gadis yang berani menolaknya. Hampir semua gadis di sekolah ini menginginkan menjadi kekasihnya, hanya saja Darell tidak tertarik dengan hal-hal yang membosankan seperti mereka. Dia menyukai hal-hal yang cantik namun berbahaya seperti Selina.
Akan tetapi sayangnya, gadis itu sama sekali tidak tertarik padanya. Ini merupakan penolakan pertama dalam hidup Darell. Tapi tidak masalah, Darell Sangat menyukai tantangan, dan lucunya Selina selalu memberikan hal tersebut padanya.
Menantang Selina, kini adalah hobi baru baginya.
"Jadi Selina, hal apa yang harus aku lakukan agar kau tertarik padaku?" tanya Darell lagi yang dirasa memang tidak tahu malu.
"Tidak ada, kau sangat tidak menarik dalam segi manapun." Lagi-lagi, Selina memberikan jawaban yang begitu menohok. Dia memang tipikal orang yang seperti itu, apa yang tidak ia sukai, maka ia akan langsung mengatakannya. Dan ia, terlalu malas apabila harus berpura-pura baik terlebih kepada karakter seperti Darell.
Anehnya, Darell sama sekali tidak merasa marah mendengar perkataan Selina yang to the point. Dia hanya menaikkan sebelah alisnya lalu berkata, "Maka aku akan dengan senang hati untuk membuatmu tertarik padaku, dan akan aku pastikan suatu saat kau ya akan mengajarku suatu saat nanti."
Lelaki itu berkata dengan penuh percaya diri, sehingga tanpa sadar kembali mengundang senyum sinis Selina.
Ayolah, Selina memang mengakui wajah Darell memang rupawan, akan tetapi Darell sama sekali bukan tipenya, ditambah dia tidak menyukai anak kecil. Biar bagaimanapun, jiwa aslinya adalah wanita dewasa. Dan berpasangan dengan Darell bukanlah hal yang menyenangkan baginya.
Dia sudah terlalu sering mendengar perkataan seperti itu dari banyak lelaki di kehidupan sebelumnya. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada satu orang pun yang berhasil membuatnya jatuh hati.
"Simpan saja rasa percaya dirimu baik-baik, karena sampai kapanpun, aku tidak akan tertarik padamu," jawab Selina setelah berdiam diri cukup lama. "Lebih baik, kau perbaiki pikiranmu terlebih dahu, sebelum kau berkata bahwa kau akan mengejarku," lanjutnya sekali lagi.
"Kita lihat saja, aku Darell bukan orang yang akan mudah menyerah, aku percaya tidak ada satupun orang yang akan menolakku." Lagi-lagi Darell berkata penuh percaya diri. Memangnya apa yang harus dia takuti? Saat ini, dia sangat tampan dan kaya, dan Darell percaya bahwa tidak ada satupun wanita yang akan menolaknya karena yang dia tahu para wanita sangat menyukai lelaki tampan dan juga kaya.
Jadi ... apa yang kurang dari Darell saat ini? Tidak ada!
"Terserah," jawab Selina pada akhirnya. Karena dia tahu, semakin dia meladeni Darell, maka tidak akan pernah ada habisnya.
Hening ...
Darell tidak lagi menjawab pertanyaan Selina, dia hanya fokus pada wajah cantik Selina, meskipun sang empu hanya fokus terhadap buku-bukunya saja.
Semakin lama, kelas semakin ramai dan murid-murid lain mulai berdatangan. Akan tetapi, Darell sama sekali tidak mengalihkan matanya dari wajah cantik gadis itu. Sampai guru datang, Darell tetap sesekali mencuri pandang pada Selina.
Entahlah, bagi Darell segala hal dalam diri Selina terasa begitu menarik. Meskipun sepanjang kelas Selina hanya menampilkan ekspresi datar dan terkadang bosan, tapi tetap saja bagi Darell itu adalah hal menyenangkan.
Begitulah, cinta terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal.
Halo guyz apa kabar? Saya harap baik. Maaf saya menghilang terlalu lama. Tapi karena memang, saya mengalami writer blok beberapa waktu lalu. Sehingga saya kesulitan untuk melanjutkan cerita-cerita saya karena tidak adanya inspirasi haha.
Oke segitu dulu, see you next chapter guys ❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love Fairy Tale : Menjadi Penjahat Genius Sejati.
FantasíaSelina Victoria, merupakan seorang genius yang bisa melakukan segalanya dengan otaknya. Sebelum kematiannya, ia membaca sebuah novel yang berjudul 'Endless Love Fairy Tale' sebuah novel Romansa yang sangat laris dan banyak diminati oleh orang-orang...