"ICH HASSE"
.
.
.
Mendengar suara ribut yang berasal dari luar kamar membuat Jaemin terbangun dari tidur nyenyak nya, ia melihat ke sekeliling kamar mencari sosok suaminya, tapi ia hanya menemukan dirinya di dalam kamar itu.
Jaemin pun turun kemudian berjalan keluar, yang ia dapatkan pertama kali saat mencapai anak tangga adalah bau masakan yang sangat harum seolah membangkitkan nafsu makannya, ia melangkahkan kaki menuju dapur, dan ternyata dari sinilah suara ribut itu berasal, terlihat ada ayam yang sedang digoreng menimbulkan suara gemericik minyak yang panas, sup yang mendidih, juga suara kocokan telur yang sedang Jeno kocok, entah kenapa ia jadi merindukan bundanya Winwin ketika memasak untuk seluruh anggota keluarganya di rumah.
Dengan langkah kecil Jaemin duduk di meja pantry, netranya mengawasi Jeno yang sedang memunggunginya ia baru mengetahui jika Jeno pandai memasak, bahkan masakan sederhana yang Jeno buat saja, sudah terlihat enak walupun ia belum mencicipinya.
Jeno meletakkan teflon di atas kompor dan mulai memasukkan telur yang telah ia kocok bersama dengan bumbu-bumbu yang sudah ia racik ke dalam teflon yang telah panas.
Jaemin menopang kepalanya dengan lengan kirinya tak henti-hentinya mata Jaemin bergulir mengikuti langkah Jeno yang sibuk dengan masakannya.
Jeno mematikan kompor sup, juga meniriskan ayam yang telah matang, dan juga mengangkat telur yang telah matang ke atas piring.
Ketika Jeno ingin meletakkan piring berisi telur di meja makan tak sengaja netra keduanya bertemu Jaemin segera memutus kontaknya dengan gugup sedangkan Jeno hanya mendengus kecil.
"Kenapa kau diam saja, cepat ambil jus di lemari es, bawa ke meja!" perintah Jeno, lalu kembali sibuk menata masakannya di atas meja makan.
Jaemin mengambil 2 gelas juga jus yang ada di lemari es, ia membawa jus jeruk ke atas meja makan lalu menuangkan jus ke setiap gelas sama rata.
Jeno juga sedang menata piring untuknya juga Jaemin. Jaemin kembali memasukkan jus ke dalam lemari es, lalu mengambil duduk tepat di samping kanan Jeno.
Mereka terdiam menatap netra masing-masing, tapi tak bertahan lama saat Jeno membuka suara.
"Apa yang kau pikirkan? kau tidak berniat mengambilkan aku nasi?" Ucap Jeno mengarahkan dagunya ke tempat nasi.
Dengan lunglai Jaemin meraih tempat nasi, lalu mengambil beberapa sendok nasi ke atas piring Jeno juga piringnya.
Mereka makan dengan tenang tanpa adanya sebuah obrolan, Jeno tak mempermasalahkan ini, memang saat makan tidak boleh bicara kan. Tapi tidak untuk Jaemin, ia tidak suka keheningan rasanya ia ingin berteriak agar suasana menjadi ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ich Hasse-|NoMin|
FanfictionJaemin seorang pemabuk, mempunyai riwayat kriminal, dan suka berfoya-foya dengan uang pribadinya, membuat Yuta geram dan ingin mengubah Jaemin lebih baik, dengan cara menjodohkannya dengan anak dari rekan bisnisnya. Jaemin sempat beberapa kali menol...