"ICH HASSE"
.
.
.
Mansion keluarga Jung.
Jeno dan Jaemin sudah berada di dalam kamar yang sama, Jaemin duduk terdiam di tepi ranjang sambil melihat Jeno yang sedang melepaskan balutan jas yang melekat pada tubuhnya.
"Mandilah lebih dulu, aku akan keluar sebentar" ucap Jeno lalu pergi meninggalkan Jaemin sendirian di kamar.
Jaemin mulai bangkit, ia berjalan menuju kamar mandi, sembari melepaskan sepatu pantofel yang ia pakai.
Tak membutuhkan waktu lama Jaemin keluar dengan rambut basah dengan sebuah bathroob yang melekat pada tubuhnya, rasanya sangat segar ketika air dingin menyentuh kulit halusnya.
Jeno datang memasuki kamar dengan membawa sebuah kantong plastik hitam yang berisikan sesuatu yang Jaemin pun tak tau apa isinya, Jaemin hanya menganggap angin lalu, ia meraih koper miliknya, tangannya mulai membuka koper itu dan lagi-lagi Jaemin terdiam melihat lipatan baju-baju yang sering ia gunakan untuk berkumpul bersama teman-temannya, Jaemin menatap ke arah Jeno yang terlihat sibuk melepaskan gesper dan kemejanya.
"kenapa kau menerima perjodohan ini, apa kau sangat menyukaiku?!" Ujar Jaemin dengan percaya dirinya, membuat Jeno mengalihkan perhatiannya ke arah Jaemin.
Jeno menatap manik coklat Jaemin sejenak lalu menampilkan senyum remeh yang ia tujukan untuk Jaemin "Menyukaimu?! Yang benar saja, aku sama sekali tidak menyukaimu, apalagi untuk sekedar jatuh cinta padamu"
"Tapi kenapa kau menyetujui perjodohan ini!" Jaemin sedikit meninggikan nada suaranya, menatap nyalang ke arah manik legam milik Jeno.
"Kau tau aku sudah berkerja di usia muda, dan itu membuatku merasa lelah dan sedikit stress, dan aku suka melampiaskan lelahku dengan bermain bersama seorang jalang, mau tidak mau aku harus mengeluarkan biaya untuk itu, jadi. . . kau mengerti kan tujuanku untuk menikahimu, Na. . . Jaemin. . ."
"Apa maksudmu?" Jaemin mengerutkan keningnya, menatap Jeno yang perlahan mendekatinya.
Jeno membuang asal kemejanya ke lantai, tak lupa ia juga melepaskan arloji yang melingkar Indah di tangannya.
"Kau tidak mengerti baby. . .?"
Jaemin memundurkan tubuhnya ketika Jeno mendekatkan wajahnya "kau hanya seorang jalang di mataku, jalang. . .Yang di berikan cuma-cuma oleh ayahmu" ucap Jeno lalu menghirup perpotongan leher Jaemin.
"Jauhkan tubuhmu!" Jaemin mendorong tubuh Jeno kuat.
Bukannya menjauh Jeno malah mencengkram kuat kedua bahu Jaemin, Jaemin tak bergeming ia menatap suaminya ini ketakutan, linang air mata menggenang di sudut matanya.
"L-lepas" ucap Jaemin dengan suara bergetar.
Jeno meraih pinggang Jaemin lalu merengkuhnya erat, tangan satunya telah menelusup masuk ke dalam bathroob yang Jaemin kenakan, mengelus paha halus dan jenjang milik Jaemin.
"Ku bilang lepas sialan!!"
Bugh!!
Dengan keras Jaemin menendang perut Jeno, hingga membuat Jeno limbung dan jatuh dari atas ranjang, Jaemin tak menyia-nyiakan kesempatan, ia berlari mendekati pintu memutar kunci lalu keluar meninggalkan Jeno yang terdiam menatapnya berlari keluar, kaki polos tanpa alas berlari mengitari mansion luas ini, hingga akhirnya ia menemukan adik dari suaminya. Jung Sungchan.
"Sungchan!" Panggil Jaemin pada Sungchan, terlihat Sungchan sedang berjalan-jalan di lorong yang minim dengan penerangan lampu, hanya ada cahaya bulan yang menyeruak masuk melalui jendela kaca.
"Kak Jaemin?" Balas Sungchan setelah memutar tubuhnya untuk melihat Jaemin lebih leluasa.
Jaemin mendekati Sungchan, ia melingkarkan tangannya di legan kekar milik Sungchan.
"Temani aku!" Ucap Jaemin di sela tarikan nafas besarnya karena lelah.
"Aku ingin bertanya padamu. Bagaimana kau bisa mempunyai kakak mesum seperti Jeno!!" Kesal Jaemin.
"Mana aku tau, tugasku hanya menjadi adiknya! Lalu kenapa kau keluar dengan tubuh yang berantakan seperti ini?"
"Jangan banyak bicara, lebih baik kau membawaku ke tempat yang ramai, Jeno akan mengejar ku nanti! Ugh. . . Menyebut namanya saja membuat ku merinding!" Jaemin menggosok tengkuknya yang tiba-tiba meremang.
"Sebentar!" Sungchan melepaskan Coat tebalnya meninggalkan kemeja dan celana hitam yang melekat pada tubuhnya "pakai ini cuaca sedang dingin" lalu memberikan Coat itu untuk di kenakan oleh Jaemin.
"Terimakasih" balas Jaemin sembari membenarkan posisi Coat yang ia kenakan.
"Lebih baik kita ke tempat penyimpanan barang, kau harus mengenakan alas kaki, sayang sekali kalau kakimu sampai terluka"
"Tak usah, lebih baik kita cepat pergi sekarang"
"Hum, baiklah sepertinya di luar masih ada beberapa pelayan yang membersihkan aula, kita ke sana saja"
"Yah terserah, dan ya! aku ingin kamar kosong satu untukku"
"Kau ingin tidur terpisah?!"
"Tentu saja, mana mungkin aku tidur dengan si makhluk mesum itu"
"Lebih baik jangan, kalau mama sampai tau, kau pasti akan di marahi habis-habisan kak, kerena kak Haechan juga pernah melakukan hal ini dengan kak Mark, besoknya mama terus mengomel pada kak Haechan, dan akhirnya mereka kembali tidur di kamar yang sama"
"Aku akan bangun sebelum mama bangun, mudah bukan? Asalkan kau tidak membocorkan hal ini pada mama pasti mama tidak akan mengetahui hal ini"
"Uh baiklah itu pilihan buruk untukmu, karena pelayan juga bisa menjadi mata-mata yang baik untuk mama"
"Aku tidak peduli. . ." Jaemin berlalu pergi meninggalkan Sungchan jauh di belakangnya.
"Hahhh...! Untuk kakakku yang tampan Jung Jeno, tolong lain kali kurung saja kelinci nakalmu ini, aku lelah mendengar keributan di sini...!!" Kesal Sungchan lalu pergi mengikuti Jaemin yang jauh di depannya dengan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.
Malam berlanjut seperti itu, Jaemin tidur di salah satu kamar yang ada di dalam mansion setelah berbincang-bincang sebentar dengan Sungchan tadi di aula. Ia sudah membulatkan tekad untuk tidak kembali ke kamar pengantin, karena ia tau Jeno pasti sudah menunggunya saat ini. Menunggunya seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya kapan saja, rasanya ingin sekali ia pergi dari mansion ini. Tapi bagaimana?.
Pay pay chingudeul 🌱(~ㅜ▿ㅜ)~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ich Hasse-|NoMin|
FanficJaemin seorang pemabuk, mempunyai riwayat kriminal, dan suka berfoya-foya dengan uang pribadinya, membuat Yuta geram dan ingin mengubah Jaemin lebih baik, dengan cara menjodohkannya dengan anak dari rekan bisnisnya. Jaemin sempat beberapa kali menol...