-ICH HASSE-
.
.
.
Pagi-pagi sekali Jeno terbangun, di luar masih terlihat gelap namun semburat warna jingga telah menghiasi ufuk timur untuk pertanda mentari akan tiba. Ia mendudukkan dirinya menyibak selimut kemudian netranya bergerak menelusuri ruang yang menjadi tempatnya tidur semalaman, ia masih di tempat yang sama yaitu kamar sang adik ipar, Shotaro.
Tak ada apapun yang menarik di kamar ini, dindingnya berwarna pastel polos yang hanya berhiaskan jam dinding bulat berwarna hitam, pojok ruangan hanya berisikan meja belajar juga rak buku yang tertata rapi, di samping rak ada lemari dengan kaca cermin sebagai pintunya, dan di sudut kamar yang lain ada kamar mandi, lalu tempat tidur single yang tepat berada di tengah-tengah kamar. Sungguh berbeda dengan kamar milik Jaemin yang terkesan seperti kamar anak-anak yang penuh dengan hiasan karakter kartun.
Kamar ini terlihat seperti kamar tamu, tak ada apapun yang bisa di kagumi, hanya saja kamar ini bisa membuat heran siapapun yang memasukinya.
Jeno keluar dari kamar, langkah kakinya membawanya menuju kamar di mana Jaemin mengusirnya semalam. Jeno berdiri di depan pintu kamar Jaemin, ia tampak ragu untuk memutar kenop itu, tapi akhirnya ia memutuskan untuk membukanya, beruntung Jaemin tidak menguncinya.
Ketika memasuki kamar itu, Jeno dapat melihat Jaemin yang tertidur pulas dengan selimut yang hanya menutupi setengah kakinya. Jeno berjalan mendekat, membenarkan selimut hingga menutupi tubuh Jaemin sebatas dada, ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Jaemin kemudian menarik tubuh mungil itu kedalam dekapannya.
"Cepatlah sembuh, dan mari selesaikan semuanya" Jeno berujar sembari mengelus wajah mungil itu.
Setengah jam Jeno masih berada di posisi yang sama, memeluk si manis juga membelainya penuh kelembutan, hingga beberapa saat kemudian ia dapat merasakan pergerakan dari si manis.
Ia terus mengamati wajah mungil itu sembari menopang kepala dengan lengannya, mata rusa dengan iris kecoklatan itu perlahan terbuka, kedua alisnya mengernyit mencoba untuk menyesuaikan cahaya di sekitarnya, setelah beberapa saat ia terdiam, akhirnya raganya telah terkumpul sempurna.
Jaemin menatap Jeno dengan sengit, tanpa sepatah kata ia berbalik untuk memunggungi Jeno. Pria berhidung tinggi itu tak tinggal diam ia semakin merapatkan tubuhnya dengan Jaemin, mempersempit jarak lalu memeluknya dengan erat.
"Maaf untuk yang semalam" suara Jeno meredam karena ia mendusalkan wajahnya di ceruk leher Jaemin.
"Pergilah, ini masih pagi. Jangan merusak hari ku dengan kau yang terus menempel padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ich Hasse-|NoMin|
FanfictionJaemin seorang pemabuk, mempunyai riwayat kriminal, dan suka berfoya-foya dengan uang pribadinya, membuat Yuta geram dan ingin mengubah Jaemin lebih baik, dengan cara menjodohkannya dengan anak dari rekan bisnisnya. Jaemin sempat beberapa kali menol...