PROLOG

34 3 0
                                    

"Manis, sih, tapi, gue kurang suka."

"Lo gak suka es krim?!"

Gadis yang sedang duduk di pinggir pembatas Rooftop dengan sahabatnya itu menggeleng lugu. Es krim, makanan yang disukai banyak orang tetapi ia tak menyukai nya.

Sahabat gadis itu menggeleng tak percaya. "Aneh Lo!"

Gadis itu mengangkat bahu nya acuh, setelah memberikan es krim sisa nya pada sang sahabat, dia kembali melihat ke bawah, lapangan basket yang tampak ramai, karna sedang ada pertandingan basket antar sekolah. 

Manik mata gadis itu tidak bisa lepas dari seorang lelaki yang sedang meminum air di pinggir lapangan bersama teman teman se tim nya, lelaki itu memakai bandana basket khusus ketua, membuat gadis itu terasa terpikat dengan ketua basket yang di kenal dingin itu.

"Dia ganteng ya." Celetuk nya.

Gadis yang disamping itu mengernyit, mengikuti arah pandang sahabatnya, "Gue gak munafik, dia emang ganteng."

"Gue mau coba deketin dia," dengan senyum sumringah nya, gadis itu menatap sahabat yang berada disamping, tatapan penuh makna.

"Gue gak yakin, Lo, bisa! Secarakan dia orang nya dingin," ragu sahabatnya.

Gadis itu mendelik tak suka, "Jangan meragukan gue, gue suhu nya disini!" Sombong gadis itu.

Sahabat gadis itu mendelik, "Sok suhu Lo, aslinya cupu."

Tak!

"Bacot! Mending gue kebawah, gue mau modusin Kakak kelas, bye." Dengan tergesa gadis itu pergi dari Rooftop meninggalkan sahabatnya yang sudah mengeluarkan sumpah serapah karna kepala nya di jitak, oleh gadis itu.

****

Gadis yang sedang berjalan di koridor dengan senyum indah nya, menjadi pusat perhatian. Siapa yang tak kenal gadis ini? Amalia Syaquela Anjani. Seorang model muda yang cukup terkenal, kecantikan nya membuat orang orang kagum padanya, dan itu sudah hal biasa bagi Lia mendapatkan tatapan kagum.

Amalia celingak celinguk mencari seseorang, karna padatnya lapangan oleh murid murid yang menonton pertandingan basket, karna memang bukan hanya dari sekolah ini saja, sekolah tetangga pun ada, untuk melihat pertandingan basket ini yang di gelar secara besar besaran, setiap tahun nya.

Amalia berdecak malas. Sudah panas karna matahari, dan harus ikut panas panasan untuk berdesak desakan mencari seseorang. Amalia tersenyum sumringah, saat orang dicari nya, sedang duduk sendiri di pinggir lapangan.

Dengan langkah panjangnya, gadis itu mendekati cowok itu. Tepat, di depan nya, Amalia memberikan sebuah botol minum yang memang ia tadi beli dikantin terlebih dahulu sebelum kesini.

Lelaki itu mendongak dengan wajah dingin nya, menaikan sebelah alisnya saat Amalia Menyodorkan sebuah botol minum padanya.

"Kak, ini aku bawain minum."

lelaki yang penuh keringat di tubuh nya itu melirik sebentar gadis yang menyodorkan sebuah botol minum.

"Gak usah makasih." Tolaknya.

"Tapi, Kak. ini aku beli langsung dari gunung nya, pasti bakal seger. biar tubuh kakak juga makin sehat," cengiran imut ia perlihatkan.

Karna terlalu kesal pada gadis itu, yang memaksanya, padahal dia sudah minum, jadi untuk apa di terima "Gak.usah.makasih."

"kak, Kok di tolak sih? ini beneran dari gunung nya, kakak kan lagi kepanasan jadi di bawain langsung dari gunung nya."

"Cewek aneh, pergi Lo! Gue udah minum, kasih ke yang lain aja." Setelah mengucapkan itu, lelaki itu pergi dari hadapan Amalia dengan wajah datar yang ia perlihatkan.

Amalia menghembuskan nafasnya kasar, bahu nya meluruh, dengan lemas, ia duduk di tempat lelaki itu.

"Aldo? Nama Kakak itu Aldo? Aldo Albarri, Susah ya didapetinya, eh? Apaan sih, Kak Aldo gak susah didapetin cuman mustahil aja." Bahu gadis itu semakin meluruh, pikiran overthiking yang mulai mehantui nya karna seorang yang dia suka.

***

Aku gabut Pren! Jadi iseng iseng publish cerita ini, hehe.

Kalau nggak rame aku Unpublish aja.

Vote + komen!

See you!


Mas CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang