Di sebuah rumah sederhana, terdapat seorang Lelaki yang sedang menyibukkan diri dengan buku buku didepan nya, lelaki itu bisa dibilang kurang mampu dalam bidang akademik, tetapi bisa menjuarai di bidang non-akademik.
Dia sudah bersusah payah untuk memahami pelajaran pelajaran, yang guru berikan, tetapi tetap saja tidak bisa ia jangkau, tetapi ia paksaan karna tidak mau beasiswa nya dicabut begitu saja oleh kepala sekolah.
Aldo Albarri. Aldo lelaki yang disukai Amalia, semenjak pemberian botol minum yang ditolaknya, Amalia sering kali mengejar-ngejar dia hanya untuk pulang bersama, tetap ia tolak, karna ia kesekolah tidak menaiki apa apa, hanya jalan kaki, karna memang jarak rumah nya dan sekolah lumayan dekat.
Aldo mengacak rambutnya kasar, ia sudah menyerah dengan semua ini, ia tidak bisa mengimbangi nilai Akademik yang harus di atas KKM, ia tak mampu.
"Susah amat ni pelajaran!! Kalau aja bukan karna beasiswa gue bakal dicabut, gak akan Sudi gue ngerjain nya." Sumpah serapah Aldo keluarkan, tetapi tangan nya masih setia menyatat materi materi di buku buku tebal itu.
Setelah 4 jam, Aldo mencatat. Ia merasakan perut nya yang keroncongan belum dikasih makan, karna di rumah tidak ada siapa siapa, ia memilih mencari makan diluar saja.
Saat keluar Aldo baru menyadari bahwa langit sudah gelap, dan dia pun melanjutkan mencari makanan.
****
"Besok, pagi, kamu harus udah siap, kita akan pergi keluar kota untuk pemotretan." Gadis yang sedang melahap makanan nya menjadi terhenti pergerakan nya, dengan malas ia mendongak menatap Mamah kandung nya yang sekarang tengah mengambil makanan untuk SUAMI BARU dan untuk KEDUA ANAK TIRINYA.
"Mom, ini lagi makan, nanti aja ya dibahasnya," Bukan Amalia yang menjawab, tetapi Anak tiri dari Nila--mamah Kandung Amalia, Bisma namanya.
Nila tersenyum lembut Pada Bisma, "Iya, Mommy minta maaf."
'Maaf' kata itu tidak pernah di lontarkan untuk Amalia, Nila selalu pilih kasih pada dirinya dan Anak tiri itu, Amalia iri? Tidak! Karna kalau ia mau, ia akan pergi dari rumah ini, untuk tinggal bersama Papah dan Bundanya. Kedua Orang tua Amalia sama sama sudah menikah kembali, kehidupan masing masing mereka jalan kan saat ini.
Amalia mempunyai Abang kembaran yang tinggal bersama Papah nya, tetapi di luar negri saat ini. Ia ingin menyusul, tapi di kekang oleh mamah nya, untuk menjadi model terkenal yang tak pernah ia inginkan.
Nafsu makan Amalia menjadi hilang begitu saja, saat melihat didepan matanya, Nila mencium pucuk kepala Laras, Anak kedua dari papah barunya.
Bagas, yang merupakan Suami baru Nila, menatap Prihatin anak nya. Amalia sudah dia anggap sebagai anak kandung sendiri. Dia menyayangi Amalia, tetapi Amalia tak menyukai nya.
Amalia berdiri dari duduk nya membuat Atensi mereka teralihkan pada Amalia. "Kamu mau kemana?" tanya Nila dengan Datar. Bagas memperingati istrinya untuk lebih lembut pada Amalia tetapi dia abaikan.
"Lia, udah, beres makannya." Setelah mengucapkan itu, Amalia pergi dari ruang makan menuju kamar dengan tangan yang masih terkepal erat.
"Mom, kenapa gak aku aja yang jadi model? Lia kayaknya gak suka jadi model deh," ujar Laras.
Nila kembali duduk di sebelah Bagas, lalu menggeleng dengan tatapan sayangnya. "Gak bisa sayang, Mommy udah jadiin Lia model dari dia kecil, sayang dong karirnya yang udah naik daun, malah diganti." ujar Nila.
Kedua laki laki yang berada di meja makan itu hanya diam sembari menikmati makanannya tanpa mau ikut campur urusan Nila, yang memang, Lia sudah menjadi model di umur 12 tahun ini.
****
Amalia merebahkan tubuhnya dikasur, tangan nya mengambil ponsel, untuk sekedar mengechat sahabatnya.
Dugong bertelur
Online
Cug
Cepuin gue ke Mas Crush dong.
Capek nih, kagak peka peka.
Apaan?
Ogah, punya no nya aja kagak.
Uncrush aja lah, cowok masih banyak.
Ahk, Lo mah gitu.
Kan bisa minta no nya ke gebetan Lo!
Heh?! Ogah juga, gue masih mau perjuangin dia.
Serah gue lah.
Gebetan yang mana? Gebetan gue virtual semua:)
Lo cuman dianggap temen, jangan ngarep bisa lebih dari temen.
Wahh, Laknat Lo!! Awas aja Lo
Gue TANDAIN!!/Blok
"Sialan, si Risya, gue di blok." Dengan kekesalan yang membuncah, Amalia membanting hp nya pada kasur, menenggelamkan wajahnya di bantal.
Kepala nya pening, karna besok ia tidak bisa melihat, Mas Crush nya. Mas Crush? Iya, itu Aldo. Amalia memang sudah menyukai Aldo dari saat Mpls, dia masih kelas 10, dan Aldo kelas 11. Aldo memang tampan, banyak yang menyukai, tapi banyak juga yang tidak menyukai dia, khusus nya untuk para lelaki yang iri pada Aldo.
Menurut Amalia, Aldo itu orang nya dingin, cuek, pada perempuan, dan pantas untuk ia perjuangkan hingga dia bisa menggapai tangan Aldo untuk dia genggam, bukan hanya bayangan semata saja. Lelaki di sekolah memang banyak yang lebih tampan dan pintar dari Aldo, tetapi Amalia akan tetap memilih Aldo.
Amalia menghela nafas panjang. Lalu mulai mengatur tidur nya agar lebih nyaman, sebelum memejamkan matanya hingga masuk kealam bawah sadarnya.
****
Vote+ komen!
See you
Spam next --->
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Crush
Ficțiune adolescențiKetika cinta pada pandangan pertama kepada Mas Crush. Membuat dia tergila gila akan sosok lelaki tampan yang memakai bandana basket dengan keringat yang terus mengucur, membuat pesona nya berkali kali lipat. Di tempat tribun, satu sosok perempuan m...